ASALKAN KAU PERCAYA

Santi adalah buah hati keluarga bapak Lukas. Satu hari, hanya karena Santi tidak mau makan telah membuat ibu Lukas panik.

Santi waktu itu tidak mau dan sulit untuk makan. Istri saya hendak membawa Santi ke rumah sakit untuk berobat supaya nafsu makannya timbul. Saya mengatakan agar Santi tidak perlu dibawa ke dokter, saya percaya Santi nantinya akan punya nafsu makan dengan sendirinya. Tapi karena kemauan istri saya yang keras, akhirnya anak saya ini dibawa juga ke dokter.

Pulang dari dokter, bukannya nafsu makan yang didapat.
Pulang dari rumah sakit anak saya malah mengalami muntah berak. Kami lalu membeli obat di apotik dan membaca resepnya ternyata mengandung tetracyclin. Kami memberi obat itu kepada Santi selama tiga hari. Namun hasilnya bukannya membaik, perut anak saya menjadi gembung dan bertambah besar. Ternyata anak saya ini tidak tahan antibiotik tetracyclin dan juga pada waktu itu anak saya kelebihan dosis tetracyclin. Ini yang membuat ia mengalami keracunan obat dan menyebabkan sakitnya semakin parah.

Karena keadaan yang memburuk, Santi terpaksa dibawa kembali ke rumah sakit.
Di perjalanan anak saya Santi sempat mengalami amfal yang membuat nafasnya berhenti. Dia terpaksa saya goyang-goyangkan sambil berharap pada Tuhan agar kami bisa segera sampai di rumah sakit. Kemudian anak saya diperiksa dokter, diinfus dan sebagainya. Belakangan dokter yang memeriksa disana mengatakan bahwa penyakit yang anak saya alami disebut dengan gastro entritis serta adanya keracunan obat yang membuat hatinya agak terganggu dan menjadi bengkak.

Dari hari ke hari keadaan Santi terus melemah.
Selama 19 hari lamanya anak saya ini dalam keadaan koma. Tidak pernah bisa bercakap-cakap, pokoknya dalam keadaan koma. Panas tubuhnya tinggi sekali sampai sekitar 42 derajat celcius lebih.

Harapan Pak Lukas ternyata tidak sesuai kenyataan yang ada.
Saya awalnya berdoa tapi tidak terlalu serius karena saya berpikir besok hari anak saya ini akan sadar dengan sendirinya. Namun sampai hari yang terakhir keadaan tidak berubah. Kami pikir Santi akan segera sadar tapi ternyata dokter memanggil kami pada malam minggu di hari terakhir dia menderita sakit. Dokter mengatakan bahwa mereka sudah berusaha dengan maksimal dan namun hanya Tuhan yang dapat menentukan segalanya. Andaikata Santi tertolong dan bisa hidup, dokter katakan kemungkinan besar anak saya bisa lumpuh, kemungkinan gila atau dapat juga menjadi idiot.

Pak Lukas mengalami kekecewaan yang sangat dalam.
Waktu mendengar hal seperti itu, rasanya hati saya kecewa, mengapa begini jadinya?. Mulanya anak saya ini hanya tidak doyan makan saja. Justru karena anak ini kita bawa ke dokter maka dia menderita keadaan seperti itu. Suasana hati saya sangat sedih, rasanya seperti akan ditinggalkan anak saya. Waktu itu saya keluar dari ruangan opname anak saya dan tidak masuk lagi ke ruang perawatan anak saya. Saya langsung pergi ke bagian depan dan mulai berdoa di sana. Saya merasa masih mempunyai harapan dalam Tuhan.

Pak Lukas berteriak minta tolong kepada Tuhan Yesus.
Saya berdoa dan katakan pada Tuhan : “Tuhan, dokter mengatakan bahwa anak saya tidak akan tertolong lagi dan andaikan tertolong dia akan menjadi anak idiot dan sebagainya. Tetapi saya percaya, bila saya datang pada Tuhan maka tidak ada yang mustahil!”. Saya berdoa agar Tuhan jangan dulu ambil anak saya, agar Tuhan kembalikan kehidupannya. Saya masih tidak mau jika anak saya ini kehilangan hidupnya disaat ini. Mungkin sekitar satu jam saya berdoa sampai sesuatu berbicara di hati saya bahwa anak saya tidak akan meninggal, barulah saya berhenti berdoa.

Namun keadaan Santi berbeda dengan apa yang diyakini pak Lukas.
Keadaannya justru bertolak belakang dengan apa yang saya dapatkan dalam doa saya. Paramedis sudah mencopoti oksigen dan infusnya. Saya katakan pada Tuhan : “Tuhan, tadi Tuhan katakan bahwa anak saya ini tidak akan binasa!”.

Pak Lukas tidak menyerah dan ia berusaha menolong Santi.
Saya mencoba meletakkan tangan saya di lubang hidungnya, saya ingin tahu apakah anak saya masih bernafas atau tidak, ternyata hangat-hangat nafas tidak saya rasakan. Lalu saya dekatkan pada pipi saya karena mungkin tangan saya kurang sensitif, supaya kalau ada hembusan udara bisa terasa, ternyata tidak saya rasakan. Dalam keadaan panik saya mulai lakukan sesuatu. Saya mulai membuat nafas buatan dengan cara menekan-nekan perut sekitar dadanya, kemudian saya urut dan pijiti tangan dan kakinya.

Akhirnya, mujizat yang dinantikan-pun terjadi.
Pada waktu mengurut itulah ada satu getaran mendadak terjadi di sekitar dada kiri, di sekitar jantung. Kemudian ada rona warna merah muda yang menjalar ke arah bawah dan ke arah tangan. Anak saya mulai bisa bergerak. Setelah anak saya mulai bisa bernafas dan bergerak demikian, kulit anak saya yang sudah menghitam itu mulai berubah normal kembali.

Pak Lukas meyakini bahwa Tuhan tidak berubah.
Saya tahu Tuhan Yesus itu tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan selamanya. Walaupun bagaimana keadaan kita, jika kita bersandar dan berharap pada Tuhan percaya dengan teguh maka Tuhan tidak akan mempermalukan orang-orang yang berharap padaNya. Dia melakukan mujizat yang indah dan sejak saat itu hingga kini saya hanya bisa mengatakan bahwa Tuhan kita itu adalah Tuhan yang ajaib dan luar biasa. Dia bisa melakukan segala perkara jika kita percaya kepadaNya. Bagaimanapun keadaan kita namun jika kita berharap dan bersandar teguh kepadanya maka Dia tidak akan mempermalukan kita yang berharap kepadaNya. Tuhan telah melakukan mujizat yang indah dan sejak saat itu hingga sekarang.

Santi kini telah dewasa namun pengalaman ini tetap diingatnya.
Sejak tahu bahwa saya pernah mau meninggal, saya langsung merasa punya hutang pada Tuhan. Jadi saya berusaha agar hidup saya ini hanya melayani Tuhan saja. Saya tidak mau memakai tubuh saya untuk hal-hal yang bisa membuat Tuhan itu sedih.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:23-24)

 

 

Sumber Kesaksian: jawaban.com

Leave a Comment