BERKALI-KALI OPERASI KARENA USUS BOCOR

Sumber Kesaksian: Nungky
 

Tahun 2004 pada bulan Juli, Nungky menjalani operasi Miom dan pengangkatankandungan. Sayangnya sesudah operasi, keadaan Nungky bukannya semakin membaik tapi semakin memburuk. Nungky mengalami kembung, sesak nafas dan muntah-muntah. Makin hari, keadaannya makin buruk. Ia lemah dan sulit untuk bernafas. Ternyata operasi Miom yang ia jalani itu mengakibatkan kebocoran pada usus Nungky. Akhirnya, ia pun tak sadarkan diri……

Dr. Sutrisno: “Tensinya rendah, nadinya cepat dan tidak teratur, kesadarannya pun datang dan pergi, dan ia mengalami kebocoran usus sehingga harus dioperasi yang kedua”.

Namun operasi yang kedua itu gagal, dan Nungkypun mengalami koma. Kondisinya semakin parah karena lubang di ususnya itu tidak bisa ditemukan, sehingga cairan dari usus itu menggenangi seluruh organ tubuhnya dan menyebabkan infeksi.

Beberapa waktu setelah itu, Nungkypun sadarkan diri. Wanita ini melihat keadaannya yang begitu buruk. Lebih dari satu bulan ia sama sekali tidak berdaya di rumah sakit.

Nungky: “Jangankan untuk membalikkan tubuh atau untuk mengangkat tangan, untuk bernafas saja saya tidak mampu. Kemudian saya diobati, dan dikuatkan untuk menjalani operasi selanjutnya yaitu yang ketiga.

Operasi yang ketiga inipun gagal. Sehingga keadaan Nungky semakin buruk dan kritis. Namun Nungky tidak putus asa. Walau fisiknya lemah, imannya tidak ikut lemah. Dalam kesakitan, setiap hari bahkan setiap saat Nungky berdoa. Walau tidak bisa mengeluarkan suara, Nungky terus berteriak-teriak dan berseru kepada Tuhan dalam hatinya. Disaat yang sangat kritis dan tidak ada titik terang sebelum operasi, Nungky memutuskan untuk menyerahkan hidupnya di tangan Tuhan.

Suami Nungky dengan setia menunggu disampingnya, memberi dukungan dengan berdoa dan membacakan Firman Tuhan.

I Gusti Gde Suarjana (Suami): “Saya tahu istri saya. Dalam keadaan normal, dia orang yang sangat kuat. Biasanya apapun di rumah tangga saya itu disiapkan oleh istri saya. Dari masak, melayani anak, sampai yang lain-lainnya ia kerjakan. Pada saat didepan saya, ditempat tidur, ia terbaring tak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Disitu saya menangis. Kalau saya pulang karena anak saya yang kecil juga sangat butuh perhatian, saya sampai menjerit di kamar mandi rumah. Saya malu menjerit di muka umum. Sambil air mengucur di kepala saya, saya menjerit di kamar mandi. Tuhan kenapa lagi seperti ini?”

Dokterpun menyerah dan menganjurkan Nungky untuk pulang saja kerumah. Sekalipun tubuh Nungky kondisinya semakin menurun, namun suami Nungky tidak mau menyerah. Ia membawa istrinya berobat ke Singapura. Disana, Nungky sudah mengalami dehidrasi yang sangat serius dan infeksi parah. Jantungnya pun sudah terganggu. Selama 5 hari dokter menyiapkan fisik Nungky untuk siap menjalani operasi. Dan segera setelah stabil, dokter langsung mengoperasi Nungky. Melalui 3 kali operasi, 4 lubang dalam usus Nungky akhirnya berhasil ditemukan dan dipulihkan. Namun satu hal yang tidak disangkan oleh Nungky terjadi pada dirinya.

Nungky: “Saya pikir saya sudah sembuh total, saya pulang ke Surabaya. Namun baru 24 jam di Surabaya, saya mengalami satu lagi kelainan pada tubuh saya. Saya mengalami kembung yang besar, sesak nafas, persis seperti pengalaman pertama setelah operasi kandungan itu. Saya dilarikan ke rumah sakit Darmo. Disana saya di X ray dan di USG, ditemukan bahwa pada sambungan usus besar dan usus kecil terjadi perlengketan. Dokter bedah usus katakan kalau 2 X 24 jam hal ini tidak tertolong, nyawa saya pun akan melayang. Jadi harus dibuka lagi, harus menjalani operasi lagi. Namun dokter di Surabaya sudah angkat tangan, tidak berani untuk mengoperasi saya”.

Pernyataan dokter ternyata tidak membuat semangat hidup Nungky pudar. Ia berserah kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan pasti menolongnya. Nungky tak henti membawa Alkitab yang berisi janji Tuhan dan firman yang hidup. Ajaib, malam harinya, Nungky mulai buang-buang angin. Nungkypun turun dari tempat tidur, mandi dan merasakan bahwa tubuhnya sudah sehat. Ia pergi ke dokter, menceritakan kondisinya dan meminta pulang.

Nungky: “Sayapun pulang, dan puji Tuhan, saya sembuh total 100%”.

Saat ini, Nungky menyerahkan hidupnya melayani Tuhan sebagai perwujudan ucapan syukur. Nungky dan suaminya belajar untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan.

Nungky: “Setelah melewati semua itu saya percaya, bahwa sesungguhnya apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan itu ada bersama-sama kita”.

Yesaya 12:5 Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!

Leave a Comment