BUAH PENGHARAPAN

Semua dimulai beberapa tahun yang lalu. Tepatnya di tahun 1995, saya merasa adanya benjolan yang tumbuh di perut kanan saya bagian bawah. Benjolan itu tumbuh demikian cepatnya sehingga saya merasa memiliki perut yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.

Menyadari bahwa kesehatannya terganggu, Rini lalu memeriksakan dirinya ke dokter. Saya bertemu dengan profesor dokter yang mau menangani kesehatan saya. Dokter itu menyarankan saya agar menjalani pembedahan secepatnya. Apabila ditemukan tanda keganasan maka segera harus dilakukan pengangkatan atas rahim dan organ reproduksi serta diikuti dengan kemoterapi sekitar 6 sampai 8 kali.

Segera setelah mendengar hal ini, seluruh keluarga saya serta teman-teman seiman bersama-sama berdoa. Kemudian dilakukan tindakan bedah, tetapi sebelum pembedahan saya masih teringat satu hal. Saat itu saya sungguh berdoa pada Tuhan dan minta pada Tuhan untuk memberi 4 tanda yang akan terjadi di meja operasi. Melalui operasi ini berhasil dikeluarkan kista dengan diameter 30 cm dan dua tumor di belakangnya dengan diameter 3 dan 5 cm tanpa memotong ovarium kanan.

Kebahagiaan yang dirasakan Rini saat itu ternyata hanya sementara saja. Kira-kira seminggu setelah itu kami diberitahu oleh patolog bahwa memang benar saya menderita kanker yang disebut clear cell carcinoma dan endometroid carcinoma. Tidak ada cara lain untuk menangani kanker ini selain pengangkatan secara total yang diikuti kemoterapi. Tentu saja saya dan keluarga merasa begitu syok, bingung, takut, begitu sulit menghadapi pergumulan yang sangat berat ini. Semua bertambah berat saat dokter mencek pertanda tumor dalam darah saya yang hasilnya begitu buruk. Dengan semua diagnosa tersebut, dokter menyatakan bahwa saya hanya bisa bertahan 3 bulan saja.

Dalam keputusaasaan menghadapi meja operasi di rumah sakit, Rini dikunjungi oleh seorang gadis muda. Gadis itu mendoakan saya dan dan membacakan satu firman di Yohanes 11:4 yang berbunyi perkataan Yesus bahwa : “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan” Tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang dasyat sekali terjadi dalam batin dan jiwa saya. Saya merasakan sesuatu yang hidup dan luar biasa masuk dan berkata-kata dalam hati saya. Dengan demikian saya berani ambil keputusan untuk pulang ke rumah dan tegak berdiri diatas kebenaran dan janji Firman yang Tuhan sudah sampaikan kepada saya.

Sesampainya saya dirumah, pergumulan yang baru menghadang. Secara fisik saya ada dalam keadaan sangat lemah. Keadaan saya waktu itu tidak baik, seringkali berkeringat bila harus berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya. Bahkan untuk minum sebutir kapsul saja terkadang tangan saya bergetar hebat. Keadaan saya begitu lemahnya saat itu sehingga saya merasakan pergumulan dalam batin. Disatu pihak janji Tuhan itu tetap meneguhkan hati saya, namun dipihak yang lain saya melihat kenyataan bahwa badan saya ini sangat lemah. Bagaimana dalam keadaan demikian tetap percaya untuk tetap hidup. Sungguh berat bagi orang yang yang mengetahui bahwa waktu hidupnya tidak lama lagi namun harus tetap mempertahankan iman sampai pada titik yang terakhir.

Satu-satunya yang menguatkan iman adalah Firman Tuhan yang saya dapatkan di rumah sakit. Akhirnya saya melawan kelemahan tubuh saya, melawan kenyataan yang saya alami yang sangat tidak enak itu. Dalam tiga bulan pertama itu saya tetap tinggal di rumah, sungguh-sungguh berdoa dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Hal ini ternyata membuat timbulnya iman dan pengharapan yang baru.

Dengan demikian, perlahan-lahan kesehatan saya juga semakin membaik. Saya akhirnya terbebas dari kanker yang saya derita. Sungguh itu merupakan suatu anugerah Tuhan yang luar biasa dalam hidup saya.

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. (Yesaya 55:10-11)

Sumber Kesaksian: jawaban.com

Leave a Comment