KESAKSIAN STEPHEN TONG | SEMUA UNTUK KEMULIAAN TUHAN

Sedari kecil, Stephen Tong sudah sangat menyukai musik. Setelah menunggu 50 tahun, akhirnya dia bisa membuat Aula Simfonia Jakarta, sebuah concert hall bertaraf dunia. “Dan ini tidak ada bantuan dari pemerintah, tidak ada subsidi dari luar negeri, tidak minjam satu rupiah pun dari bank, tidak minta dukungan orang kaya 1 rupiah pun” ujar Tong yang mengepalai Gereja Reform Injili Indonesia tersebut.

Maka, saat hendak mendirikan gereja, Stephen Tong mengerjakan sendiri konsep dan desainnya. Tidak hanya itu, dia sendiri telah membuat puluhan lagu dan menjadi seorang penginjil pula. “Semua karya dan semua pekerjaan, cuma satu filosofi : memuliakan Tuhan.” Ujar Stephen Tong.

“Secara vertikal, kita bertanggung jawab kepada Tuhan. Yang memberikan bakat, karunia, talenta dipergunakan sebaik mungkin. Memberikan waktu dipergunakan semaksimal mungkin. Diberikan kekuatan dan kesehatan, pakailah semaksimal mungkin. Akhirnya, semua karya yang disebut banyak, bagi saya cuma sedikit. Tapi ini boleh memuliakan Tuhan,” ujarnya kemudian.

Menurutnya, kalau kesuksesan dinilai dengan kekayaan dan sejenisnya, maka Yesus yang paling gagal. Yesus belum membangun satu sekolah Kristen, menciptakan satu partai Kristen apapun, belum menciptakan gedung apapun. Dia meninggal ketika Dia hanya berumur 33 tahun.

Namun, bukan kekayaan yang menjadi bukti kesuksesan. “Barangsiapa hidup untuk menyenangkan diri sendiri, itu berarti gagal. Barangsiapa hidup untuk menyenangkan orang lain pasti kompromi. Barangsiapa hidup untuk hanya mendapatkan kebutuhan sendiri, itu orang egois dan itu gagal. Tapi kesuksesan adalah boleh menjadi berkat, boleh menjadi mulia bagi Tuhan.” Di dalam menginjili, dia pun tidak melihat apa yang menjadi tantangan yang harus dihadapi, tapi dia melihat apa yang menjadi kebutuhan manusia.

Setiap manusia punya kekurangan dan kelemahan, namun pendeta satu ini pun membagikan tips bagaimana memilih pemimpin negara pada Juli mendatang. “Pilihlah mereka yang paling takut akan Tuhan, paling bertanggung jawab, dan paling jujur. Paling mencintai rakyat, paling mampu dan berani mengerjakan segala sesuatu yang dibutuhkan bangsa.”
“Hidup hanya bernilai, kalau hidup punya sasaran memuliakan Tuhan, memfaedahkan orang lain, dan hidup tidak diikat dosa. Jadi jika kita hidup hanya untuk mendapatkan uang, menyenangkan orang, atau untuk diri sendiri pasti hanya dapatkan gagal.”

Sumber: http://www.jawaban.com/

Leave a Comment