Kue Lekker dan Sebuah Kehidupan

Petang dan gerimis yang tiada henti membasahi tanah sedari pagi. Setelah kembali menikmati menu pecel di kota pecel ini, tiba-tiba pengunjung di sebelah kiri dan kanan menyalakan pematik api & mulai menyulut rokoknya. Dan bisa ditebak hanya dalam hitungan detik saya sesak nafas mendadak. Saya sesak nafas karena memang saya memiliki asma, dan akan semakin mudah kumat jika terkena asap rokok atau kendaraan yang berbahan bakar diesel. Baiklah daripada saya yg marah & mengusir perokok itu dari tempat umum, jadilah saya yg segera membayar makanan yang ada dan beranjak dari salah satu tempat makan yg ramai sore ini.

Clingak clinguk sambil nunggu driver yg masih makan ternyata tidak jauh ada penjual kue Lekker, aha.. Kue Lekker salah satu jajanan favorit yg sering dibeli sejak kecil. Dari mulai harga 100 rupiah hingga 2.500 rupiah per hari ini, hahahaha uda naik 250% ya harganya. Saya segera memesan 4 buah dengan 4 rasa yg berbeda (terakhir agak nyesel kenapa harus pilih 4 rasa yg beda).

Sembari menunggu kue selesai dimasak, ada yg menyita pandangan saya untuk beberapa saat. Ada 2 anak kecil yang berusia sekitar 2 & 4th sedang bermain di sekitaran. “Putrinya bu?” tanya saya singkat kepada penjual kue Lekker tersebut, “iya mas..” jawabnya sambil konsentrasi menakar keju yg diparut agar tidak kebanyakan.. Hahahaha..


Me        : “Kok ndak nunggu di rumah saja putrinya?”
Ibu kue: “Wah mas, di rumah ngontrak jadi ndak ada yang jagain mereka di rumah”
Me        : “Oh ngontrak.. “. Segera saya mendapet feeling akan ada yang curhat lagi.. “Tiap hari jualan dari jam berapa bu?”
Ibu        : “Iya mas, dari jam 5 sore sampai jam 10-11 malem”
Me        : “Oh, omzet sehari berapa bu?”
Ibu        : “Ndak mesti mas, kalau rame dapat 200 tapi kalau sepi ya paling 100rb”

Segera saya sudahi percakapan sebelum makin mendalam dan larut dalam keadaan yang ada. Omzet sekian kok ya ditekuni ya, padahal kalau dihitung untuk sewa rumah, untuk bahan baku yang harus dibeli esok hari, kebutuhan rumah tangga yang lain. Rasanya seperti hal yang mustahil bagi kita. Tapi inilah hidup, sekeras apapun harus tetap dijalani dengan penuh semangat dan rasa syukur.

Sama seperti bunga bakung yang tak pernah memintal kelopaknya sendiri atau burung pipit yang tak pernah menanam tetapi Tuhan selalu pelihara mereka dengan ajaib. Bahkan burung gereja yang seharga 5.000 rupiah (sudah diberi pewarna pakaian) pun tidak akan jatuh & mati tanpa seijin & sepengetahuan Tuhan.


Ketika melihat bunga bakung & burung pipit yang dipelihara Tuhan dengan luar biasa, haruskah kita tetap merasa takut & khawatir? Kita yang telah diciptakan seturut dengan rupa Allah seharusnya tidak perlu takut dan khawatir akan tiap hal yang akan kita hadapi.

 

Sumber: http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment