OBSESIKU AKAN SITUS SIHIR

Sumber Kesaksian: Yehuda Natanael Epafroditus ( Jawaban.com )
 

Kejadian awal kecelakaan yang saya alami tanggal 29 Oktober 2001, pada waktu itu saya pulang sekolah, jadi sekitar jam 14.00 siang. Karena jarak dari dari Bogor ke Depok jauh, dan saat itu saya lagi tidak enak badan hari itu, jadi saya menyuruh sopir untuk cepat pulang. Saya pikir pokoknya harus sampai cepat dirumah. Naik mobil saya langsung stel tempat duduk dan tiduran. Saya tidak tahu kalau pak supir yang mengendarai mobil memilih untuk lewat jalan tol Jagorawi. Ternyata saat itu ada bus yang menabrak mobil kami dengan keras, sehingga mobil yang kami tumpangi terjungkir balik. Kejadiannya itu di KM 19, saat itupun saya tidak sadar kalau sopir disebelahku langsung menghembuskan napas terakhir.

Tidak tahu kejadian selanjutnya bagaimana pokoknya saya sudah tiba di Rumah Sakit, saat itu saya langsung dibawa ke RS. Bina Husada di Cibinong, karena kebetulan dekat. Di rumah sakit saya sempat sadar sebentar, saat itu saya lihat 3 suster di dekat saya, dan salah satu suster menanyakan : “kamu namanya siapa?”, saya jawab Yehuda, “kamu alamat rumah dimana?”. Saat itu rasanya mata saya ngantuk sekali tetapi saya masih bisa menjawab Mahkota I no. 26. Saat itu suster itu teringat bahwa dia punya teman, dia telepon dan kebetulan orang yang dihubungi itu adalah tetangga saya. Tetangga saya itu langsung telepon ke mama dan mama langsung menerima telepon ruang UGD, Jadi mama cepat-cepat pergi ke Rumah Sakit Bina Husada, tetapi ditengah perjalanan mama di telepon lagi bahwa saya sudah di pindahkan ke UKI, jadi mama langsung menuju ke UKI. Akhirnya saya mendapatkan perawatan di UKI.

Bukan kebetulan ada polisi yang Tuhan gerakkan menolong

Waktu kejadian itu polisi langsung datang, dan polisi itu melihat bagaimana keadaan kondisi kecelakaan. Wah kalau melihat mobil yang ringsek pastilah penumpang didalam itu mati. Sambil dia (polisi) membereskan ringsekan mobil, dia melihat saya kejang-kejang. Ketika melihat saya kejang-kejang polisi itu teringat anaknya, karena saat itu anaknya juga pernah kecelakaan, dan kejang-kejang, tapi setelah cepat dibawa kerumah sakit anaknya masih bisa tertolong. Dengan mobil pribadinya polisi itu langsung membawa saya ke Rumah Sakit Bina Husada. Kayaknya sih Tuhan memang sudah mempersiapkan orang lain untuk menolong saya. Saat itu yang bisa dibuka hanya pintu tengah, kalau pintu depan tidak bisa dibuka. Tapi Puji Tuhan pada akhirnya saya masih bisa tertolong. Tuhan yang menolong saya

Yehuda mengalami cedera parah pada wajahnya
Dalam proses penanganan medis itu, aku sempat muntah-muntah berwarna kecoklatan. Namun kecelakaan maut itu tidak menyebabkan aku mengalami pendarahan otak. Tulang rahang depan bagian atasku saja yang patah, serta tulang belikatku yang retak. Aku memang dirawat di ruang ICU selama 2 minggu karena pembengkakan otak. Namun walaupun menurun, kesadaranku masih dapat merespon komunikasi.

Pemulihan ini menjadi tantangan yang berat
Saat dirawat, aku tidak dapat buang air besar dan kecil. Kami sekeluarga seakan ditantang Tuhan untuk menjadikan doa, bukan tindakan medis, sebagai upaya pertama. Sebab jika gangguan itu tidak teratasi, dokter akan mengambil tindakan medis. Doa kami dijawab. Dokter tetap harus melakukan operasi untuk mengatasi masalah rahang depanku. Namun, karena kondisi darahku, rencana operasi itu tertunda tiga kali. Dokter mengusulkan alternatif transfusi darah sebagai jalan keluarnya. Mama dan papa tidak setuju, karena transfusi darah sebelumnya membuat tubuhku menguning. Mama mengusulkan alternatif agar aku mengkonsumsi hati ayam. Menurut dokter, menormalkan kondisi darah dengan cara itu membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kami bersikeras. Tuhan menjawab doa kami, hanya dalam waktu tiga hari. Aku menjalani operasi. Satu jam berikutnya, aku berjalan sendiri ke kamar kecil untuk buang air kecil. Para perawat menggeleng-gelengkan kepala melihat proses penyembuhanku yang tergolong cepat itu.

Jadi saya di ruang ICU itu saya sekitar 2 minggu, menurut dokter itu sudah cepat, jadi ditotal sama perawatan sekitar 1 bulan.

Semua kecelakaan ini membawa Yehuda pada kesadaran bahwa si iblis memang tidak suka dengan keselamatan. Yehuda sempat berinteraksi dengan situs setan sejak SMP. Dia bahkan telah berhubungan dengan setan. Kini ia safari bahwa si setan meminta sesuatu dari dirinya.

Yehuda dulunya adalah tipikal anak bengal
Kayaknya beda saja kata teman saya melihat perubahan saya sekarang. Dulu waktu SMP saya orangnya bandel. Saya menyadari dulu sebenarnya saya sempat punya cinta mula-mula sama Tuhan, tetapi lama kelamaan karena saya terpengaruh teman, saya jadi ninggalin Tuhan.

Dulu saya pernah buka situs-situs setan, horor dan juga porno. Dalam komputer saya ada foto setan dan juga saya suka lagu-lagu Hallowen, apalagi kalau email saya punya email yang bernama “alien-mail”, pokoknya saya selalu yang berbau-bau dengan mistis dan setan, misalnya saja saya dulu kesal sama orang, maka saya akan buat hari itu hal-hal negatif dari pembicaraan saya, seharian saya buat dosa sebanyak-banyaknya.

Saya seperti terpengaruh okultisme, malam-malam dikamar saya sepertinya ngobrol : “eh setan saya sudah nyenengin lo dengan berbuat dosa banyak hari ini, nah sekarang saya kesal sama teman saya ini, jadi kamu tolongin saya dong setan”Akhirnya gak tau kenapa ada saja yang terjadi dengan anak yang buat saya kesal itu, entah dia dapat kecelakaan, dimarahin guru, terjatuhlah dari motor, pokoknya ada saja yang menimpa ke teman saya itu, dan itu membuat saya puas. Tetapi saat itu ketika saya lihat gambar Tuhan Yesus saya merinding.

Pernah suatu hari saya ketahuan sama mama lagi buka internet di rumah, melihat saya buka situs-situs yang mengerikan itu, saya lalu dimarahin : “Kamu anak Tuhan apa anak setan”, kata mama memarahi saya dengan suara tinggi. Saya hanya diam saja. Sampai sekarang aku masih tidak bisa lupakan kejadian itu

Teguran mamanya membuat Yudha bertobat saat itu juga.
Saya bilang : “Tuhan saya minta ampun saya sudah buka situs yang seperti itu.” Ada seperti perasaan yang lepas. Ada perasaan lega.

Yehuda takjub bahwa Tuhan tetap memegang tangannya
Aku diliputi perasaan takjub bagaimana mungkin aku masih tetap hidup? Berdasarkan kondisi fisik kendaraan, polisi memastikan semua penumpang yang ada di dalam mobil yang ringsek itu pasti tewas di tempat. Perkiraan mereka meleset, aku masih hidup! Dokter meninggalkan bekas jahitan memanjang di wajah remajaku, akibat rahang depanku patah. Kemampuan mengingatku juga terganggu. Namun semua itu tidak berarti dibandingkan dengan kesempatan hidup yang kumiliki. Ingin kubagikan ketakjubanku kepada sebanyak mungkin orang, agar mereka juga diliputi ketakjuban serupa.

Kecelakaan ini membekas dalam segala hal
Musibah maut di jalan raya itu memang mengganggu syaraf ingatku. Ketika ingin meminjam catatan pelajaran dari seorang teman, misalnya aku harus berjuang keras mengingat nomor teleponnya. Aku juga tidak dapat mengingat alamat rumah atau tempat study beberapa teman segereja. Namun, semua itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kesempatan hidup yang kumiliki. Secara pribadi, aku menganggap musibah itu sebagai teguran Tuhan agar saya hidup benar di hadapanNya. itu.

Kejadian ini juga membawa pengaruh pada keluargaku
Pada saat merenung sekarang , saya dapat melihat bahwa musibah itu seakan menandai satu babak baru dalam kehidupan spiritual keluarga kami, begitu juga dengan Mama dan Papa. Satu kali Mama berujar “Saya merasakan, ada perubahan pada cara keluarga kami menyikapi Tuhan setelah musibah itu.” Aku dapat merasakannya, mama tidak lagi melayani hanya sekedar sebagai istri gembala sidang, yang dituntut aktif dalam semua kegiatan. Maka kehidupan kekristenan kita tidak boleh lagi sekedar formalitas. Musibah yang menimpaku, dimaknai mama sebagai cara Tuhan berperkara dengannya untuk mengubah hidup batiniahnya, yang tersembunyi dari penglihatan orang lain.

Diperjalanan menuju rumah sakit, mama merasa diyakinkan agar tidak tergesa-gesa, karena Tuhan sudah mendampingiku. Mama yakin bahwa tindakan Tuhan tidak pernah salah, selalu yang terbaik dan tepat waktu. Mama dapat meyakini bahwa tidak ada hal negatif dalam musibah yang menimpaku.

Mama bercerita bahwa ia sendiri heran karena dapat tenang melihat kondisiku. Sebuah pertanyaan memang sempat dua kali melintas dikepalanya : Bagaimana jika Yudha meninggal? Beberapa jemaat yang ikut menjenguk pun terlihat pesimis melihat kondisiku. Tetapi Tuhan memang dasyat dan luar biasa.

Saya menyadari Tuhan mengasihi saya

Mungkin berawal dari kejadian ini ada sesuatu yang Tuhan mau buat didalam hidup saya. Banyak orang yang mengatakan itu semua kasih Tuhan, Tuhan memberikan kamu kesempatan hidup kedua kali. Sampai sekarangpun image Tuhan dalam pikiran saya tetap bahwa Tuhan baik, Tuhan penuh kasih.

Mungkin ada sesuatu yang Tuhan mau tegur dalam hidup saya, karena Tuhan mau saya berubah, karena ada yang tidak beres dalam hidupku. Sebenarnya dokter mengatakan kalau bisa keloid yang ada dipipi bekas kecelakaan bisa dihilangkan, tapi mama bilang gak usah supaya saya bisa menceritakan kasih Tuhan. Sekarang teman saya banyak bilang kalau saya sekarang berubah.

Kecelakaan itu membekaskan luka pada beberapa bagian tubuhku. Namun tanda-tanda maut itu akan kujadikan sarana untuk memuliakan nama Tuhan. Ingin kukabarkan kepada sebanyak mungkin orang bahwa : Aku masih hidup!

Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. (Zakaria 1:3)

Leave a Comment