PRIA TANPA KAKI DAN TANGAN KANAN TETAP SEMANGAT – IWAN KURNIA

Saya masuk ke kamar-ku. Di sana saya mendapati silet yang sudah lama dan mencoba mengiris tangan saya. Namun, di saat itu juga saya mendengar suara yang memanggil tiga kali dengan sangat jelas, “Engkau berharga di mata-Ku.”  Demikian penuturan Iwan Kurnia. Tuhan Yesus itu mampu memakai siapa saja, tidak terbentur dengan keterbatasan. Yang kita perlukan cuma meminta dengan iman. Sesutau yang indah dan sepertinya tidak mungkin pasti akan terjadi. Didalam Yesus ada damai, sukacita, pengharapan dan penghiburan. Datanglah kepada Yesus dengan segala tantangan kita. Semua akan bisa teratasi, Amen.

  • Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.(Yeremia 29:11).

Perjuangan Iwan Kurnia. Pria tanpa kaki dan tangan kanan. Yesus Menjadikanku terbang tinggi bagai Rajawali. Shalom, begini kisahnya :

Semua orang ingin terlihat sempurna, namun bagaimana jika ketidaksempurnaan yang didapatkan ? Haruskan berhenti berkarir ? Iwan Kurnia memilih untuk berbeda.

Iwan Kurnia memilih untuk menjalani hidupnya secara berbeda. Meski dia terlahir tanpa kaki dan tanpa satu tangan, namun dia dapat berkarya. “Dia memang orang yang unik, dia punya kepercayaan diri yang tinggi dan dia berkelakuan baik,” kata Gerardus Kamer, ahli tulang dari Kamer Orthopedic Holland yang pernah menangani kesehatan Iwan.

Iwan yang terlahir dengan empat bersaudara itu merupakan anak bungsu.

Iwan Kurnia : “Saya punya saudara empat dan saya adalah anak yang terakhir. Awalnya, saya lahir seperti orang yang normal. Tapi semenjak saya merasa untuk berbuat sesuatu itu sulit, di situ saya mulai menyadari kalau saya kenapa dilahirkan seperti ini.” tutur Iwan bercerita tentang keadaannya. … “Saya selalu bertanya kepada Tuhan, mengapa saya diciptakan berbeda ? Kenapa nggak sama dengan yang laen ? Dahulu semasa saya bertanya belum mendapat jawaban.” …

“Saya sempet mencari tahu. Menurut story-nya yang saya dengar, pada waktu mengandungnya, mama saya salah makan obat. Namun, saya sendiri tidak mau mencari tahu lebih lanjut karena dengan fisik seperti ini-pun saya sudah pusing menghadapi-nya. Buat saya itu bakal menjadi beban pikiran saya.” …

“Pada saat menjalani kehidupan ini, hampir setiap hari saya merasakan down. Hampir setiap hari saya tidak pernah merasa bahagia. Buat saya, hari demi hari suram. Saya tidak berbuat apa-apa (padahal) saya ingin seperti yang lain bermain bebas, tapi saya cuma bisa ngeliatin aja dan cuma liat dari jauh aja,” tambahnya.

Saat melihat teman kakaknya bermain gitar, Iwan menjadi tertarik pada gitar.

Iwan : “Awalnya saya tertarik dan ingin belajar gitu. Saya ingin belajar gitar dan keluarga kurang mendukung. ya mungkin melihat kondisi saya jadi ‘lu kayaknya gak mungkin bisa’ .”

Dia ingin belajar gitar tapi keluarga kurang mendukung. Iwan tidak menyerah begitu saja. Dia pun belajar bermain gitar dengan kakak kelasnya. Setiap hari Iwan boleh datang dan belajar gitar dengan membawa buah tangan untuk kakak kelasnya tersebut.

Iwan : “Akhirnya saya belajar bersama kakak kelas saya, dan dia menjanjikan ‘Oke kamu tiap hari datang kerumah dan membawa makanan atau apa gitu.’ Waktu itu saya senang karena ada yang mau ngajarin. Kemudian dia memberi kaset dan menyuruh untuk diputer di tape recorder. Tiap hari saya disuruh datang kerumahnya dan gak tahu tuh gimana belajar. Yang saya tahu itu, belajar itu bukan seperti itu. Dianya cuman nyepelein, ‘Bego banget sih lu, cuman kaya gini gak bisa.’ ” …

“Nah disitu saya berpikir ‘Kok seperti ini ya ?’. Saya juga kan istilahnya manusia. saya pengin belajar, tapi dia yang ngajar malah nyelepelein saya. Jadi saya benar-benar kecewa sekali. ”

Awalnya dia disuruh untuk mendengarkan lagu dari kaset, namun dia merasa bahwa belajar gitar bukan seperti itu. Kakak kelasnya malah menyepelekannya karena tidak bisa melakukan apa yang disuruh. Akhirnya, dengan tekad yang kuat, Iwan belajar sendiri alias otodidak. Dia setiap hari memegang gitarnya dan mencoba mencari cara bagaimana bisa bermain gitar dengan tangannya yang tak sempurna.

Iwan : “Akhirnya saya belajar sendiri, dan setiap hari, setiap waktu. Saya pegang gitar itu sampe saya mampu dan berusaha untuk mencari cara dan tanpa sadar waktu itu karena sangat keasyikan bermain, ada orang yang melihat dan berkata ‘Kok tangan kamu berdarah ? dan gitar ada darah.’. Kemudian saya lihat tangan ini mau putus [yang dimaksud tangan oleh iwan adalah daging yang tumbuh di tangan kanan-nya yang buntung]. Karena darahnya banyak ya saya stopin. ”

Keasyikan bermain gitar, Iwan baru sadar tangannya berdarah dan mau putus setelah seseorang yang lewat melihatnya. Tangan yang dimaksud adalah tangan kecil yang tak sempurna pertumbuhannya, menyerupai jari kecil. Barulah dia berhenti bermain gitar sampai tangannya sembuh.

Iwan juga manusia biasa yang bisa jatuh cinta. Setelah tahu bahwa wanita incarannya pun sepertinya suka padanya, dia pun menyatakan cinta pada pujaannya tersebut. Namun, yang dia dapatkan adalah makian dari perempuan itu yang menyatakan dia tidak pantas, bahwa dia hanyalah ingin berteman. “Seolah-olah saya itu memang tidak ada artinya, sampai saya stress ga kuat nahannya, akhirnya saya ke arah bunuh diri itu…” lanjut Iwan.

Iwan : “Saya mendengar ceritanya, kalo perempuan itu suka juga dengan saya. dan akhirnya saya coba ungkap isi hati saya. Eh, dia malah memaki-maki saya. ‘Lu itu gak pantes, gua itu melihat lu hanya menjadi temen, lu harusnya ngaca.’ Setelah itu saya sangat down dan seolah-olah emang saya tidak ada artinya, gitu. Sampe saya stress dan gak kuat dan akhirnya saya kearah bunuh diri itu.”

Iwan : “Saya masuk ke kamar-ku. Di sana saya mendapati silet yang sudah lama dan mencoba mengiris tangan saya. Namun, di saat itu juga saya mendengar suara yang memanggil tiga kali dengan sangat jelas. “Engkau berharga di mata-Ku,” kata suara itu tiga kali. Sampai ketiga kalinya, suara itu sangat dekat seperti menegur dan membimbing saya. Saya merasa bersalah dengan apa yang ingin saya lakukan.” Kemudian …

Iwan : “Saya langsung berdoa dan meminta maaf dan saya meminta kepada Tuhan. “Tuhan, jika Engkau ingin aku hidup, bantu aku untuk hidup,” kata Iwan setelah kejadian itu. “Dan hati yang down dan stress tiba-tiba hilang. Itu membuat saya sangat lega dan didalam hati saya ada pengharapan.”

Dikala hati Iwan merasa down ada terlintas pengharapan lagi untuk menatap masa depan. Setiap kali down, Iwan teringat Yeremia 29:11.

Iwan : “Setiap kali saya lagi down saya teringat ‘RancanganKu bukanlah rancangan kecelakaan melainkan rancangan kebaikan.’ Itu yang membuat saya menjadi kuat dan ada pengharapanhidup. ”

  • Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.(Yeremia 29:11).

Iwan : “Pola pikir saya menjadi dewasa, saya menganggap hal lalu yang mengejek atau yang menghina dan menyepelekan saya menjadi terbiasa. Jadi seolah-olah ada kekuatan didalam hidup saya. Sepenuhnya hidup saya diserahkan ditangan Tuhan dan apapun yang terjadi saya serahkan semuanya kepada Tuhan.”

Perubahan pola pikir Iwan lama-lama berubah. Semua hal masa lalu yang mengejek ataupun menghina, tidak mempan lagi pada dirinya. Dia mendapatkan kekuatan dan seluruh hidupnya dia serahkan pada Tuhan. “Kalau Yesus beserta dengan saya, saya tidak akan takut apapun yang terjadi, saya tidak akan takut lagi dan down lagi,” jelasnya.

Iwan : “Saat saya bermain gitar, saya sangat nyaman sekali. Seolah-olah beban atau semua masalah pikiran lepas bebas gitu. Apa yang ada didalam hidup saya akan saya persembahkan, mungkin lewat lagu orang bisa mendengarkan dan bisa memberkati orang sehingga terhibur, mungkin dengan pekerjaan saya, saya bisa menjadi berkat buat yang lain. Mungkin dengan sikap saya menjadi motivasi juga buat orang lain. Semua itu karena Tuhan.”

Iwan kini menjadi pribadi yang benar-benar baru. Dia menemukan kenyamanannya dalam bermain gitar dan hal itu membuat beban yang ada di pikirannya lepas. Iwan ingin hidupnya yang dia persembahkan pada Tuhan, bisa memberkati orang lain lewat lagu, lewat pekerjaannya, lewat sikapnya yang mungkin bisa menjadi motivasi bagi orang lain, lewat segala sesuatu di dalam hidupnya.

Tuhan membawanya terbang tinggi, menjadikannya kepala dan bukan ekor. Iwan tidak hanya sering diundang untuk bermain gitar di berbagai tempat, Iwan juga dipercaya sebagai supervisor di sebuah perusahaan di daerah Bandung, dan mendapatkan kaki barunya. Dia bahkan bisa mengendarai kendaraan bermotornya sendiri.

Chandra Lukita [Pendiri Yayasan Harapanku] :

“Potensi Iwan itu besar sekali. Iwan dengan kekhususan didalam tubuhnya, tapi diberikan talenta yang luar biasa oleh Tuhan mampu bermain gitar secara baik. Yang utama kami inginkan adalah supaya Iwan itu menjadi ‘equal’ sama. Sebab kalau tanpa kaki dia tidak bisa berdiri dan dia selalu berada di posisi dibawah. Tapi sekarang Iwan sejak beroleh kaki baru [prostese] dari Yayasan Harapanku Iwan bisa lebih baik lagi main gitar didalam pelayanan dan dia bisa [equal] sama artinya berdiri sama tingginya dengan kita. Dia akan percaya diri dan kualitas hidup Iwan itu yang penting. Kualitas hidup Iwan itu mengalami suatu peningkatan yang luar biasa.”

Sumber Kesaksian : Iwan Kurnia

Kesaksian Kisah Nyata Iwan, Jalani Hidup Tanpa Tangan dan Kaki

Gerardus Kamer [ ahli tulang dari Kamer Orthopedic Holland ] : “Pada saat menolong orang seperti Iwan, kita bisa melihat dampaknya pada Iwan, bagaimana dampaknya didalam hidup Iwan dan lingkungannya lebih besar dari yang dapat kita bayangkan. Jadi apabila kita mau melakukan sesuatu yang kecil pada Iwan agar Iwan mampu melakukan hal-hal yang ingin dia lakukan, dan ini adalah suatu usaha yang besar bagi Iwan. Kami ingin membantu orang-orang dari hati kami, selama masih bisa membantu. Melakukan hal-hal kecil yang berdampak besar. ”

“Saya menyadari kalau saya hanya manusia biasa. Tuhan ciptakan saya dengan kondisi fisik yang serba kekurangan, tapi karena saya mengenal Tuhan Yesus, dan saya menjadi luar biasa. Tuhan memberikan saya potensi untuk bermain musik, bekerja, dan hidup mandiri. Saya yakin potensi-potensi itu semua menjadi berkat buat orang lain,” Iwan menutup ceritanya.

tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31).

 

Sumber: http://www.jawaban.com/

 

Leave a Comment