Tuhan, Turutilah Kemauanku

Beberapa waktu yang lalu saya menawarkan sebuah pelayanan terhadap seseorang, tentunya dengan tidak sembarangan menawarkan karena saya telah memperkirakan kemampuan dia sebelumnya. Namun di luar perkiraan,  ternyata dia menolak tawaran saya dengan alasan yang sangat klasik:

tidak ada waktu, tidak mempunyai kemampuan itu atau merasa tidak sanggup.

Alasan-alasan klasik itu bukan yang sering kita lontarkan jika Tuhan meminta kita untuk melayani-Nya? Kita terlalu malas untuk melakukan pelayanan itu, seakan-akan sebuah beban baru muncul jika kita mengambil sebuah porsi pelayanan baru. Mari kita bayangkan jika kita berdoa kepada Tuhan dan kemudian Tuhan menjawab:

“Aku tidak ada waktu untukmu nak..”

Betapa sedihnya kita jika Tuhan langsung menjawab doa-doa kita dengan jawaban itu bukan? Betapa kecewanya kita jika kita tahu bahwa Tuhan menolak doa-doa yang terpanjat penuh dengan air mata, dengan jawaban seperti yang sering kita berikan untuk menolak sebuah pelayanan.

Melayani Penuh Dengan Syarat

“Oke aku mau melayani dengan syarat ini itu dan asalkan bukan dengan dia”

Terkadang kita begitu bukan? Mengajukan beribu syarat sebelum benar mau melayani Tuhan. Bahkan saya pernah menemui seseorang yang mengajukan syarat-syarat yang menurut saya sangat sulit untuk dituruti.

Saya hanya bisa diam terpaku jika menemui orang dengan model seperti ini. Jika Tuhan saja telah mengasihi kita tanpa sebuah syarat apapun. Dia telah memberikan anugerah keselamatan itu cuma-cuma kepada kita. Kita yang berdosa ini telah dilayakkan kembali oleh darah-Nya. Mari berkaca sebentar;

layakkah kita memberikan pelbagai syarat untuk melayani Tuhan?

This is my comfort-zone

It Is Well With My Soul” adalah sebuah lagu rohani favorit saya, bukan karena saya tumbuh dan berkembang dalam lingkungan gereja tertentu yang terbiasa menggunakan lagu-lagu hym. Namun terlebih melihat bagaimana Tuhan menggunakan hidup seseorang dengan luar biasa untuk memberkati banyak orang dari pelbagai bangsa hingga saat ini.

Bayangkan jika penulis syair itu tidak mengalami sebuah kejadian yang mendukakan hatinya yang diijinkan oleh Tuhan terjadi, seluruh harta yang telah dikumpulkan ludes terbakar dalam semalam, serta kemudian dia harus kembali berduka karena Tuhan memanggil anak-anaknya di masa dia bangkit dari kejatuhan ekonomi.

Sakit? Pasti. Sedih? Jelas.

Jikalau penulis syair ini tidak mengalami hal-hal yang mendukakakan itu, saya membayangkan lagu yang indah tersebut tidak akan pernah ada. Ribuan umat Kristen mungkin tidak akan pernah menaikkan lagu itu dalam ibadah-ibadah di gereja.

Seringkali kita hanya membatasi pekerjaan Tuhan terhadap kemampuan kita saja bukan? Kita lupa bahwa Tuhan adalah Allah yang sanggup melakukan segalanya di luar kemampuan kita. Tidak sadar mungkin kita akan berucap: Tuhan, jadilah kehendakku. Tidak sadar mungkin kita selama ini Tuhan telah mempersiapkan hal yang luar biasa bagi pekerjaan-Nya jika kita mau keluar sebentar dari comfort-zone dan mengikuti suara-Nya.

Ditempa oleh Allah bukanlah hal yang mudah, akan banyak sakit dan air mata. Namun ketika kita sedang ditempa oleh Allah, kita tahu bahwa Allah sedang mempersiapkan kita untuk menjadi sebuah pribadi yang lebih berkualitas dalam pelayanan kita selanjutnya.

 

Sumber: http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment