Untuk Apa Iman Tanpa Perbuatan?

Yakobus 2:14-17 (TB)  Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 
dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Apa sebenarnya arti kata iman? Kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, iman berarti kepercayaan atau keyakinan. Lalu, seperti apa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari? Seperti ayat yang telah kita baca di atas, bahwa iman butuh dilakukan, bukan hanya dirasakan, bukan hanya berkata dalam hati: “Tuhan saya beriman padaMu,” “Tuhan saya percaya pada-Mu,” “Tuhan saya yakin pada-Mu,” Tapi kita tidak melakukan iman itu, hanya dalam hati saja, maka apalah arti pernyataan itu? Sama saja dengan kita berkata pada orang lain bahwa kita mempercayai orang itu tapi kita tidak membiarkan dia tahu tentang kita. Iman bukan hanya tentang percaya, tapi tindakan.

Saat kita berkata kita mempercayai Tuhan, lalu tanyakan lagi pada diri kita apakah kita masih khawatir? Jika jawabannya iya, lalu, sebenarnya Tuhan yang mana yang kita bilang kita percayai itu? Bukankah jika kita percaya penuh pada Tuhan itu artinya kita tidak akan meragukanNya? Bukankah seharusnya kita menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan tanpa perlu khawatir?

Tuhan sanggup. Kita menyanyikannya hampir setiap minggu di gereja, mendengarnya saat Firman Tuhan, dan radio rohani yang setiap hari kita dengar, tapi saat segalanya menjadi buruk, keadaan tidak menentu, ditinggalkan seseorang, megalami kerugian, dikecewakan atau gagal, apakah hati kita masih mempercayai bahwa Tuhan sanggup? Atau kita malah kecewa, sedih, putus asa bahkan menyalahkan Tuhan?

Taburkan benih iman yang kita dapat dari pendengaran akan Firman Tuhan – lalu jangan pernah menginjak-injak benih itu karena sebuah badai persoalan. Jika kita merasa terpuruk karena sesuatu hal, bukankah Tuhan mengetahuinya? Kita sering kali membiarkan hati kita berkubang dalam kesedihan karena kita lupa bahwa Tuhan-lah pengendali hati. Tuhan tahu, selalu tahu apa yang kita rasakan.

Segala hal buruk yang terjadi, diijinkan Tuhan untuk melihat seberapa percayanya kita pada Tuhan, hanya dari mulut saja atau benar-benar dibuktikan dari perbuatan. Hidup adalah belajar, jika kita tidak ingin diuji, bukankah namanya bukan hidup?

Itulah mengapa iman sangat perlu untuk dibuktikan, bukan hanya dari dalam hati atau perkataan saja, tapi juga perbuatan. Kekhawatiran yang timbul dalam hati kita dikarenakan kita tidak cukup yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, Tuhan bisa melakukan segala perkara yang mustahil dan Tuhan adalah Tuhan yang tidak pernah gagal.

Ketika kita benar-benar percaya pada Tuhan, maka kita juga tidak akan mengalami keraguan, sekecil apapun keraguan itu.

 

Sumber: http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment