Apa Pemberian Terbaik yang Bisa Kamu Berikan pada Seseorang?

Oleh Salsabila

Aku sangat suka berelasi dan bertemu dengan orang lain. Bertemu, mengobrol, dan berbagi adalah hal yang cukup menyenangkan bagiku, walaupun aku cukup introvert. Aku sering menyediakan waktu untuk sekadar bertemu dengan seseorang, menginap di rumah mereka, mengobrol, berbagi cerita, dan menghabiskan waktu bersama.

Suatu hari, aku menemani seorang sahabat melakukan pelayanan. Kami mengunjungi salah satu sekolah di Jakarta. Kami mengobrol ringan dan berbagi satu sama lain sepanjang perjalanan. Dalam perjalanan pulang, dia mengajukan sebuah pertanyaan diskusi kepadaku.

“Menurutmu, apa pemberian terbaik yang bisa kamu berikan pada seseorang?”

Setelah merenung sejenak, aku pun menjawab bahwa menurutku pemberian terbaik yang bisa kuberikan adalah kehadiran. Melalui kehadiranku, aku sedang mengekspresikan sebuah bentuk kasih yang sangat dalam kepada seseorang. Ketika aku hadir bagi seseorang, itu berarti aku bersedia mengorbankan sebagian dari waktu hidupku yang tak dapat dikembalikan lagi.

Aku ingat Rick Warren pernah menulis dalam bukunya yang berjudul The Purpose Driven Life: “Menjalin hubungan membutuhkan waktu dan usaha, dan cara terbaik untuk mengucapkan ‘kasih’ adalah ‘W-A-K-T-U’.”

Temanku lalu membalas, “Iya, menurutku juga kehadiran… Tapi bukan kehadiran kita, melainkan kehadiran Tuhan. Pemberian terbaik adalah ketika kita menghadirkan kasih Tuhan Yesus bagi orang lain.”

Jawabannya menyentakku. “Benar juga,” pikirku. Terkadang saat seseorang mengalami masalah, aku berusaha hadir untuknya dan membantunya. Namun, ada kalanya aku merasa gagal dalam membantu orang tersebut. Setelah kurenungkan, ternyata masalahnya bukanlah terletak pada keberhasilan atau kegagalanku dalam membantu, tetapi apakah dalam kehadiranku aku sudah menghadirkan kasih Tuhan baginya? Kurasa tidak selalu.

Aku pun sadar akan kesalahan pola pikirku dahulu. Dahulu, aku merasa harus menolong semua orang yang membutuhkan, hadir bagi mereka, dan terus menemani mereka, karena aku mengira kehadiranku yang terpenting. Aku lupa bahwa aku bukan Tuhan. Aku hanya manusia biasa dengan segala keterbatasanku yang sedang dipakai Tuhan untuk memuliakan-Nya, bukan untuk memegahkan diri sebagai penolong. Yang terpenting bukanlah kehadiranku, tetapi kasih Tuhan yang kuhadirkan bagi mereka.

Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya bagi mereka yang percaya kepada-Nya (Matius 28:20). Tugas kita adalah menghadirkan kasih-Nya bagi orang lain agar mereka dapat mengenal Dia dan merasakan penyertaan-Nya tersebut.

“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15).

Sumber: warungsatekamu.org

Seringkali kita sebagai manusia ingin melupakan masa lalu, entah karena dosa, kesalahan dan kegagalan kita. Banyak dari kita yang ingin mendapatkan sebuah awal yang baru, Tahukah kamu kalau Tuhan sudah menyediakan fresh start, sebuah anugerah yang sempurna, sehingga kamu menerima pengampunan dan kamu bisa meninggalkan semua dosa, kesalahan dan kegagalan kamu di masa lalu.

Semua kegalauan, keputusasaan, kekosongan yang kamu rasakan dalam hatimu, itu karena Tuhan tidak ada dalam hidupmu. Kita diciptakan untuk punya hubungan dengan Tuhan, tapi karena dosa kita terpisah dari Tuhan.

Tapi sebenarnya Tuhan sudah menyelesaikan masalah ini.
Jawaban dari semua masahmu ada di dalam Yesus, Dia sudah menanggung semua dosa kita di salib. Yesus mati untuk menebus dosa kita semua. Dan Dia bangkit dari antara orang-orang mati . Menang atas dosa.
Yesus melakukan itu semua karena Dia mengasihi kamu.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.

Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment