Bebas dari Tuduhan

Baca: 1 Yohanes 3:19-24

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Jika kita dituduh oleh [hati kita], Allah adalah lebih besar dari pada hati kita. —1 Yohanes 3:20

Sepasang suami-istri sedang mengendarai karavan melintasi kawasan utara California yang kering ketika tiba-tiba bannya meletus dan terdengar bunyi logam bergesekan dengan aspal. Percikan api dari gesekan itu menyulut terjadinya kebakaran hutan Carr pada tahun 2018 yang menghanguskan wilayah seluas 93.000 hektar, menghancurkan lebih dari 1.000 rumah, dan menewaskan beberapa jiwa.

Ketika mereka yang selamat mendengar pasangan tadi dilanda kesedihan dan perasaan bersalah, mereka pun membuat halaman Facebook untuk menunjukkan “kasih dan mengulurkan kebaikan . . . agar menghalau rasa malu dan putus asa” yang melingkupi mereka. Seorang wanita menulis: ”Saya memang kehilangan rumah, tetapi saya ingin kamu tahu bahwa kami tidak menyalahkanmu, begitu juga keluarga-keluarga lain. . . . Kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Saya berharap pesan-pesan kami dapat meringankan bebanmu. Kita pasti bisa melewatinya bersama-sama.”

Tuduhan dan ketakutan atas perbuatan yang rasanya tidak termaafkan dapat menggerogoti jiwa manusia. Syukurlah, Alkitab mengatakan bahwa “jika kita dituduh oleh [hati kita], Allah adalah lebih besar dari pada hati kita” (1Yoh 3:20). Apa pun aib kita, Allah lebih besar daripada semua itu. Yesus memanggil kita untuk dipulihkan dengan bertobat (apabila diperlukan) dan melepaskan rasa malu yang menggerogoti hati kita. Kemudian, lewat penebusan-Nya, kita ”boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah” (ay.19).

Apa pun penyesalan kita atas hal-hal yang pernah kita lakukan, Allah memanggil kita mendekat kepada-Nya. Yesus tersenyum kepada kita seraya berkata, “Aku telah membebaskan hatimu.”—Winn Collier

WAWASAN
Surat Yohanes yang pertama dimulai dengan cara yang serupa dengan awal Injil Yohanes (1:1-4). Dalam surat maupun Injilnya, Yohanes mencerminkan keheranan seseorang yang telah melihat Firman Allah yang kekal dengan matanya sendiri (Yohanes 1:1-3; 1 Yohanes 1:1-4). Dalam kedua kitab itu ia mengembangkan tema tentang syarat untuk hidup di dalam hadirat Dia yang adalah terang, kehidupan, dan kasih. Namun ada juga beberapa perbedaan penting. Injil Yohanes fokus pada cara-cara Yesus menyatakan diri-Nya kepada pria wanita yang takkan menyangka bahwa kehidupan, terang, dan kasih Allah bisa dinyatakan dari salib seorang yang terhukum. Di sisi lain, surat Yohanes yang pertama, berfungsi sebagai himbauan kepada mereka yang sudah mengetahui kisah Yesus namun berada dalam bahaya melupakan apa artinya tidak mengasihi Allah yang seperti itu dan tidak saling mengasihi sesama manusia. —Mart DeHaan

Pernahkah kamu merasa malu atau tertuduh oleh perasaan bersalah? Apa artinya bagimu saat mengetahui bahwa Yesus telah membebaskan hatimu?

Ya Allah, aku sangat menyesal. Andai saja aku bisa menghapus situasi menyakitkan ini dan mengulang kembali semuanya. Namun, aku berterima kasih, Engkau memberiku anugerah untuk belajar dan melangkah maju.

Sumber: warungsatekamu.org

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment