BUKAN HUKUMAN, MELAINKAN PENGAMPUNAN

Baru-baru ini santer terdengar kabar yang sangat miris tentang kematian seorang pria yang dihakimi massa dengan dipukuli dan dibakar hidup-hidup karena diduga mencuri amplifier di daerah Bekasi, Jawa Barat. Kejadian tersebut mirip dengan peristiwa seorang perempuan yang kedapatan berzinah dan dibawa oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kehadapan Yesus dalam Yohanes 8:1-11. Mereka mencobai Yesus dengan bertanya tentang hukuman. Pada zaman itu menurut hukum Taurat hukuman rajam adalah hukuman wajib bagi mereka yang kedapatan berbuat zinah dengan cara dilempari dengan batu sampai mati. Namun saat itu apa yang dikatakan Yesus? Yesus berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Yohanes 8:7).” Yesus membawa perubahan besar, Ia menunjukkan kasih dan pengampunan dengan melepaskan perempuan itu dari hukuman dan menasihatinya agar tidak berbuat dosa lagi. Ia membawa pembebasan bagi perempuan itu, bukan hanya dari hukuman rajam melainkan juga maut.

Tuhan memberi akal pada manusia agar dapat mengatur kehidupannya sesuai dengan aturan yang berlaku dan senantiasa berada di koridor-Nya. Di dunia ini kita memiliki aparat penegak hukum yang bertanggung jawab atas benar dan salahnya sebuah perkara. Namun hukum yang berjalan dalam kehidupan kita tidak akan lepas dari kuasa Tuhan. Karena Dia adalah hakim yang paling tinggi tempat di mana semua tindakan akan diputuskan benar atau salah.

Siapakah kita manusia, sehingga kita berhak menghakimi sesama dengan timbangan yang kita buat sendiri? Karena kita sendiri adalah manusia berdosa, seperti yang ditulis Paulus dalam Roma 2:1, “Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.” Kita semua akan menghadap takhta pengadilan Allah untuk memperoleh apa yang patut diterima sesuai dengan apa yang kita lakukan. Maka sikap kita pada orang lain haruslah seperti apa yang ditunjukkan Yesus pada perempuan itu. Dengan senantiasa memohon tuntunan Roh Kudus agar selalu introspeksi diri, lambat menghakimi dan cepat memaafkan. Karena Yesus telah datang ke dunia namun bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan. Ia memberi pengampunan dan membawa keselamatan melalui kematian-Nya di atas kayu salib bagi semua orang.

Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Lukas 6:37

 

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment