Grace Christian, Bertahun-tahun Melawan Kodrat dan Hidup Sebagai Lesbian

Nama saya Grace Christian. Sebelum menjalani hidup saya sekarang ini, saya memiliki kehidupan yang begitu kelam. Lahir sebagai seorang perempuan, tetapi bertahun-tahun saya hidup sebagai seorang laki-laki.

Bukan hanya bergaya tomboy, tetapi saya menjalin hubungan sesama jenis dengan gadis lain atau dengan kata lain kami hidup sebagai pasangan lesbian. Saya dan gadis tersebut menjalin asmara layaknya orang-orang pada umumnya. Bahkan setelah hubungan kami berjalan tiga tahun, kami mengikat janji sehidup semati.

Bagi saya, perempuan tersebut adalah segalanya. Saya rela mengorbankan apapun untuk membahagiakannya. Namun, pada satu waktu, perempuan itu marah kepada saya. Alasannya, karena ia cemburu melihat saya dengan seorang perempuan lain di satu acara dimana ia juga ada di situ.

Ia membanting hape, laptop, dan segala yang saya sudah kasih kepada dia. Kecemburuan itu tidak terjadi hanya pada satu saat itu saja. Setiap saat saya deket dengan cewek tersebut, dia kesal, dan ia menjadi begitu marah. Tidak tahan dengan tingkahnya, saya pun membalas. Dengan nada yang tinggi, saya mengatakan kepadanya bahwa ikatan diantara mereka seharusnya atas dasar saling kepercayaan.

Waktu pun berlalu…

Pada 2008, saya mengalami sakit paru-paru. Uang di tangan saya bener-benar tidak ada untuk berobat. Saya pun menghubungi pasangan lesbian saya tersebut. Namun, mengagetkan karena dia menolak untuk membantu saya dengan berbagai alasan. Sakit hati saya karena sikap yang ditunjukkan.

Suatu hari, ketika saya sedang berjalan di satu tempat, saya melihat pasangan lesbian saya dengan seorang pria. Di situ, saya memergoki mereka sedang bercumbu. Amarah saya pun bangkit dan saya pun melabrak pasangan lesbian saya tersebut. Setelah kejadian hari itu, kami pun memutuskan untuk tidak bersama lagi.

Dari kecil, saya sesungguhnya sudah benci dengan laki-laki. Kebencian itu timbul karena melihat kelakuan ayah saya yang doyan kawin. Pada 2003, saya punya pacar laki-laki bernama Slamet Riyadi. Saat kami masih bersama akhirnya ketahuan bahwa ia berhubungan dengan wanita lain. Kejadian demi kejadian itu membuat saya benar-benar frustasi. Dendam saya pada laki-laki betul-betul membara.  

Namun, ketika saya berhubungan dengan wanita. Ternyata, kekecewaan juga yang saya rasakan. Saya menganggap diri saya tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini. Pada momen yang hampir bersamaan, majikan saya juga memecat saya.

Ketika itu, jujur saya ingin sendiri dan melampiaskan seluruh emosi saya. Saya pun akhirnya meminum minuman beralkohol, mengonsumsi obat-obatan terlarang lagi, dan kembali merokok.

Hidup saya benar-benar tidak karuan ketika itu. Saya tidur beratapkan langit.

Satu kali, setelah diri saya terbangun dan tersadar dari semua pengaruh minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang, saya melihat ada orang yang sedang beribadah. Hati saya ingin berjalan ke sana, tetapi saya malu karena pakaian yang saya kenakan compang-camping.

Lalu seorang ibu menghampiri saya dan mengajak saya beribadah ke tempat tersebut. Saya menolak awalnya, namun kehangatan yang ditunjukkan oleh ibu tersebut membuat saya akhirnya mau mengikutinya. Ia pun mengajak saya tinggal di rumahnya.

Waktu itu, saya sudah tidak memiliki uang dan visa pun mau habis. Selama masa saya susah tersebut, ibu dan anaknya ini sangat peduli kepada saya.  Mereka benar-benar menyayangi saya, padahal mereka tidak mengenal saya. Meski pun mereka pun tahu bahwa saya ini adalah seorang penyuka sesama jenis, tetapi itu tidak mengubah kasih mereka kepada saya.  Mereka juga memberi nama baptis kepada saya yakni Grace.

Perubahan yang saya lakukan saat itu hanyalah di depan mereka. Tanpa direncanakan, ternyata wanita yang dicemburui oleh mantan pasangan lesbian saya ternyata datang ke Makau, domisili saya ketika itu. Ia mengontak saya. Saya pun mau menemuinya karena dia mengaku ingin curhat tentang apa yang ia alami. Tanpa sepengetahuan dari ibu dan keluarganya saya pun menemuinya.

Berduaan bersamanya di tempat pribadi ternyata membuat saya kembali kepada dosa saya yang lama. Saya pun kembali jatuh di dalam hubungan badan sesama jenis. Setelah itu terjadi, saya merasakan ketakutan. Saya takut kepada Tuhan.

Saya sangat menyesal mengotori diri saya kembali. Saya sungguh merasa hancur. Di situ saya gemetar karena merasakan saya berdosa lagi.  

Sekembalinya saya ke rumah ibu dan anaknya tersebut, mereka menanyakan tentang cewek tersebut dan apa yang sudah kami lakukan. Tanpa kata, air mata saya jatuh begitu deras seolah ingin mengatakan bahwa saya ingin bertobat dari semua hal buruk tersebut.

Di momen itu, saya kembali meminta Tuhan mengampuni saya. Bukan itu saja, saya pun mengambil komitmen untuk melepaskan pengampunan kepada papa saya, mantan pacar saya. Ketika itu selesai, saya merasakan damai sejahtera.

Sebagai langkah pertobatan sungguh-sungguh saya, saya mengganti nomor telepon saya. Saya pun meminimalisir untuk pergi keluar dari rumah.

Waktu pun berputar maju…

Di saat saya sedang berkaca, saya berkata-kata dengan diri saya. Saya mengatakan bahwa ini adalah seorang perempuan yang diciptakan Tuhan dengan kodrat seperti itu.

Sebuah permintaan dalam doa pun saya panjatkan kepada Tuhan. Saya katakana kepada Tuhan untuk mengubah saya tidak hanya penampilan luarnya, tetapi sampai kepada hati dan nurani saya.

Hal itu terjadi. Perlahan demi perlahan saya berubah menjadi seorang perempuan seutuhnya.

Oleh anugerah Tuhan, Ia mempertemukan saya dengan seorang pria bernama Deni. Pertemuan itu pun terjadi di sebuah gereja.

Kegigihan dalam mendekati saya dan kemauannya untuk menerima saya apa adanya akhirnya membuat hati saya pun luluh dan menerimanya sebagai suami saya.

Kini, dengannya, kami telah dikaruniai tiga orang anak. Saya percaya anak-anak ini adalah anak-anak yang Tuhan ingin kami bisa jaga dan didik sesuai dengan kehendak-Nya.  

Dari apa yang saya alami ini, saya sungguh bersyukur karena Tuhan telah membentu saya seperti emas yang indah di mata-Nya.  

Sumber : Grace Christian

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

 https://www.jawaban.com

Leave a Comment