Oleh Charlotte Diana
Artikel Asli dalam Bahasa Inggris: A Tribute To My Mother
Ibuku adalah salah satu wanita paling luar biasa yang pernah aku tahu. Setelah ayahku meninggal pada tahun 2011, ia tetap berjuang demi ketiga anaknya. Untuk membiayai kami, ia membuat dan menjual jajanan pasar berupa lapet (cemilan khas Batak dari beras atau ketan) dan es buah.
Hidup dengan keuangan yang sangat terbatas mengajarnya untuk berhati-hati dalam menggunakan uang. Sekalipun kini aku telah bekerja dan bisa mengirimkannya uang setiap bulan, ia hanya menggunakannya untuk membeli perlengkapan rumah tangga yang memang diperlukan.
Suatu hari, ia memberitahuku tentang impiannya memulai sebuah warung di rumah.
“Ibu yakin?” tanyaku kepadanya.
“Yakin. Ibu ingin bisa cari uang sendiri supaya tidak memberatkan kamu. Lagipula, waktu kamu kerja seharian, ibu kan sendirian di rumah. Kalau punya warung, ibu jadi ada kesibukan dan tidak merasa kesepian,” ia menjelaskan dengan mantap.
Selama beberapa bulan kemudian, aku dan saudara-saudaraku pun berusaha menabung dengan mengurangi pengeluaran dan menyisihkan sebagian penghasilan kami untuk ibu. Tidak mudah. Uang kami tidak kunjung cukup juga. Mimpi ibu sepertinya sulit untuk diwujudkan.
Suatu hari, tanpa diduga, ibuku menerima hadiah dari pamanku. Sebuah rak kaca dengan pintu geser. Pamanku rupanya telah mendengar keinginan ibuku untuk memulai sebuah warung, dan membelikan rak itu untuk memajang barang jualannya. Ibuku sangat senang.
Awalnya ia tidak mau langsung memakainya. Ia pikir semua perlengkapan yang dibutuhkannya harus ada dulu sebelum ia bisa membuka warung. Namun, setelah kami dorong terus-menerus, ia akhirnya membeli beberapa barang untuk dipajang, dan mulai membuka warung kecilnya.
Pada hari pertama, hanya ada beberapa orang yang datang berbelanja. Ibu tidak mengeluh. Ia menyapa setiap orang yang mampir dengan senyum yang ramah.
Perlahan-lahan, ibuku mulai bisa menghasilkan sedikit uang. Ia juga belajar bagaimana menjadi seorang penjual yang baik, dan memberkati orang lain. Bila barang yang dicari pelanggannya tidak tersedia, ia selalu berusaha menawarkan alternatif agar kedatangan pelanggan itu tidak sia-sia. Sikap ibu yang selalu bersahabat dan suka menolong membuat banyak orang senang datang berbelanja kembali.
Kadang-kadang ada anak-anak yang tidak punya cukup uang untuk membeli apa yang mereka mau. Sekali waktu Ibuku bertanya kepada salah satu anak yang datang, “Di mana orangtuamu?” Anak itu menjawab dengan sedih, “Mereka sibuk kerja seharian.” Teringat dengan anak-anaknya sendiri, ibu tersenyum dan bertanya berapa banyak uang yang dipunyai anak itu. Ia lalu memutuskan untuk memberikan apa yang diinginkan anak itu. Tidak perlu dibayar.
Kadang-kadang, para satpam dan petugas kebersihan juga akan mampir untuk membeli air minum dan makanan kecil. Suatu malam, ketika warung sudah tutup, seseorang membunyikan bel pintu untuk membeli sebotol air minum. Kali lain, seorang petugas kebersihan mampir untuk membeli obat sakit kepala. Ia bekerja terlalu lama di bawah terik matahari. Ibuku tidak hanya membuka pintu untuk orang-orang ini, ia bahkan menawarkan petugas kebersihan itu untuk beristirahat sebentar di warungnya.
Para pembantu rumah tangga juga sering mampir ke warung ibuku. Sebagian tidak hanya berbelanja kebutuhan rumah tangga, tetapi juga curhat tentang pergumulan mereka. Banyak di antara mereka membeli obat-obat bebas untuk mengobati berbagai gejala penyakit karena tidak punya cukup uang untuk pergi ke rumah sakit. Karena prihatin, ibu lalu berinisiatif mengajar mereka tentang program asuransi kesehatan dari pemerintah. Ibuku sendiri sudah menggunakan fasilitas asuransi tersebut sehingga ia bisa menjelaskannya dengan baik. Ia mengambilkan formulir pendaftaran dan membantu mereka mendaftarkan diri. Makin lama, makin banyak pembantu rumah tangga di kompleks kami yang datang menanyakan tentang program asuransi kesehatan itu kepada ibuku. Kebanyakan di antara mereka mendaftar dan kini dapat menerima pengobatan yang lebih baik.
Dengan segera, warung ibuku menjadi perbincangan banyak orang. Warung itu mulai menjadi sangat ramai pada jam-jam tertentu. Penghasilan ibuku pun bertambah hingga ia bisa membeli sebuah lemari es baru yang bisa digunakannya untuk menjual makanan beku.
Kini warung ibuku sudah berusia lebih dari setahun. Ia telah membantu dan melayani banyak orang. Sepanjang tahun ini, aku melihat sendiri bagaimana Tuhan memberikannya sebuah kesempatan istimewa, bukan hanya menjadi seorang penjual, tetapi juga menjadi seorang pelayan dan mentor bagi sesama. Tuhan telah menolong dan memberi ibuku semangat untuk mewujudkan impiannya. Aku sendiri merasa dikuatkan melihat bagaimana ibuku selalu berdoa dan meletakkan pengharapannya di dalam tangan Tuhan.
Menjadi seorang janda tidak membuat ibuku menjalani hidup dalam kepahitan. Ia tidak hanya berhasil membiayai keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak anak muda, termasuk diriku sendiri. Kiranya hidup kita juga bisa bersinar bagi Yesus, supaya ketika orang lain melihat hidup kita, mereka juga akan dapat melihat betapa hebatnya Tuhan yang Mahakuasa, yang telah merancang hidup kita bagi kemuliaan-Nya.
Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.
Sumber : www.warungsatekamu.org