Jawaban Mimpi di Puncak Karier

Sukses mengarungi biduk rumah tangga dan karier merupakan impian semua orang. Namun, bagaimana jika impian yang selama ini terpendam dalam hati justru tidak sesuai dengan realitas yang harus dihadapi hingga tidak tersisa lagi harapan.

Untuk menggampai impian yang terbenam dalam hati, Judith Halim harus mengikut suami dari Pematang Siantar dan hidup menetap di Singapura. Karena tidak memiliki keahlian, akhirnya ia bekerja sebagai petugas kebersihan. “Kepergian saya mengikuti suami ke Singapura sesungguhnya ingin mengadu nasib agar hidup menjadi lebih baik. Namun, realitasnya di sana saya hidup dalam garis kemiskinan,” ungkapnya

Bertambah hari penderitaan Judith Halim kian bertambah. Anak yang ia kandung selama 9 bulan ternyata terlahir dalam kondisi kelaianan. “Saya berharap kelahiran buah hati dapat menjadi hiburan dan motivasi hidup. Namun, setelah kelahiran ternyata anak saya mengalami kelainan otak dan jantung. Hal ini sungguh menjadi pukulan keras buat saya. Dan ternyata pukulan itu kembali saya rasakan ketika suami meninggalkan saya begitu saja. Hidup saya pun kian hancur, depresi, dan tidak ada harapan lagi.

Awal Pemulihan

Dalam kondisi seperti ini Judith hidup tanpa pekerjaan dan tidak memiliki uang sama sekali. Yang terbersit dalam benak Judith hanyalah mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Namun, pada keinginan klimaksnya untuk bunuh diri, tiba-tiba teleponnya berdering. Seseorang agen asuransi menawarkan polis asuransi jiwa. Melalui percakapan panjang lebar lewat telepon tersebut, akhirnya agen asuransi ini mengajak Judith ke gereja.

“Sebagai keturunan Tionghoa, saya sama sekali tidak pernah dan tidak tahu yang namanya gereja. Namun, entah mengapa akhirnya saya mengikuti ajakan agen asuransi ini untuk beribadah di gereja. Di sana pendeta bilang bahwa ada seseorang yang hendak bunuh diri dan please jangan lakukan itu karena Tuhan sangat mengasihimu. Sontak saya terkejut dan akhirnya saya didoakan oleh pendeta,” ungkap wanita penerima South East Asia Women Excellence 2012.

Keesokan harinya tidak ada perubahan apa pun yang terlihat, hanya saja Judith merasakan hatinya sangat berbeda. Tuhan memberikan gairah hidup kembali sehingga apa yang dahulu suram terlihat indah. Hal itu ia rasakan walaupun kenyataannya belum ia lihat demikian indah. Demi melanjutkan hidup menata masa depan, Judith mulai bekerja sebagai tenaga kebersihan, lalu ganti menjadi kepala satpam. Judith mengikuti beberapa kursus hingga akhirnya mencapai posisi CEO di sebuah retail. “Saat saya mencapai puncak karier tertinggi Tuhan justru menyuruh saya mundur dari pekerjaan. Saya pun menaati apa yang menjadi kehendak Tuhan. Lewat mimpi, Tuhan memberi tahu petunjuk menu yang harus saya masak,” kisah wanita yang memiliki ayat emas dari Amsal 3:5–6.

Berkat mukjizat dari Tuhan, impian Judith Halim pun terwujud. Suaminya pulih dari kanker dan anaknya pulih dari kelainan otak dan jatung. Melalui bisnis restorannya, Olive Vine di Singapura, Halim bisa menolong banyak orang miskin dan kelaparan dan menjadi penginjil. Naf/Dbs

 

 

 

Sumber: ebahana.com

Jika Anda ingin berbagi kisah hidup atau minta dukungan doa silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Tuhan Yesus Memberkati
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment