Kebaikan yang Disengaja

Baca: 2 Samuel 9:3-11

9:3 Kemudian berkatalah raja: “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.” Lalu berkatalah Ziba kepada raja: “Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.”

9:4 Tanya raja kepadanya: “Di manakah ia?” Jawab Ziba kepada raja: “Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar.”

9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.

9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: “Mefiboset!” Jawabnya: “Inilah hamba tuanku.”

9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.”

9:8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”

9:9 Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: “Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu.

9:10 Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.” Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.

9:11 Berkatalah Ziba kepada raja: “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.” Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja.

Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah. —2 Samuel 9:3

Jessica, seorang ibu muda yang naik pesawat dengan anak-anaknya, mengalami kesulitan untuk menenangkan anak perempuannya yang berumur tiga tahun yang tiba-tiba menangis sambil menendang-nendang. Masalahnya bertambah ketika bayi laki-lakinya yang berusia empat bulan kelaparan dan mulai merengek.

Seorang penumpang yang duduk di sebelahnya segera menawarkan diri untuk menggendong bayinya sementara Jessica memasangkan sabuk pengaman untuk putrinya. Kemudian si penumpang yang mengingat kembali masa-masa baru menjadi ayah itu mengajak anak perempuan itu mewarnai bersama sementara Jessica memberi makan bayinya. Setelah transit dan berganti pesawat, penumpang itu kembali menawarkan bantuannya bila dibutuhkan.

Jessica mengenang, “Saya takjub melihat bagaimana tangan Tuhan bekerja dalam hal ini. [Kami] bisa didudukkan di mana saja, tetapi kami justru duduk di sebelah orang paling baik hati yang pernah saya temui.”

Dalam 2 Samuel 9, kita membaca contoh dari perbuatan yang saya sebut sebagai kebaikan yang disengaja. Setelah Raja Saul dan putranya Yonatan dibunuh, ada yang mengira Daud akan menyingkirkan orang-orang yang berpotensi merebut takhtanya. Namun sebaliknya, ia bertanya, “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah” (ay.3). Mefiboset, putra Yonatan, kemudian dibawa kepada Daud. Daud mengembalikan warisan Mefiboset dan mengundangnya makan sehidangan sejak saat itu, layaknya salah seorang anak raja (ay.11).

Sebagai penerima kebaikan Allah yang begitu limpah ruah, kiranya kita mencari kesempatan untuk sengaja berbuat baik kepada sesama kita (Gal. 6:10).—Cindy Hess Kasper

WAWASAN
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam 2 Samuel 9 berakar dalam hubungan perjanjian yang Daud adakan dengan Yonatan, anak Saul raja Israel yang pertama. Mengetahui bahwa Daud ditetapkan menjadi raja, Yonatan meminta komitmen Daud untuk memperlihatkan “kemurahan” kepada keturunannya (1 Samuel 20:14-17). Mefiboset, yang lumpuh karena kecelakaan ketika ia baru berusia lima tahun (2 Samuel 4:4), adalah orang yang merasakan hasil perjanjian yang penuh kemurahan tersebut. —Arthur Jackson

Kepada siapa kamu dapat menunjukkan kebaikan Allah? Perbuatan baik apa yang dapat kamu tunjukkan kepada seseorang yang sedang terluka atau kecewa?

Bapa di surga, terima kasih atas kebaikan yang telah Engkau tunjukkan kepadaku. Tolonglah aku mencurahkan kebaikan itu kepada sesamaku.

Sumber: warungsatekamu.org

Semua kegalauan, keputusasaan, kekosongan yang kamu rasakan dalam hatimu, itu karena Tuhan tidak ada dalam hidupmu. Kita diciptakan untuk punya hubungan dengan Tuhan, tapi karena dosa kita terpisah dari Tuhan.

Tapi sebenarnya Tuhan sudah menyelesaikan masalah ini.
Jawaban dari semua masahmu ada di dalam Yesus, Dia sudah menanggung semua dosa kita di salib. Yesus mati untuk menebus dosa kita semua. Dan Dia bangkit dari antara orang-orang mati . Menang atas dosa.
Yesus melakukan itu semua karena Dia mengasihi kamu.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.

Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri


Leave a Comment