Kesaksian Kara

Sekarang ini sudah sekitar satu tahun sejak saya menerima Yesus di dalam kehidupan saya, dan saya rasa itu adalah keputusan TERBAIK yang pernah saya lakukan dalam 26 tahun usia saya. Kalau saya berkilas balik sebelum satu tahun yang lalu, sebenarnya saya sering mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam berbagai cara tetapi saya tidak menyadari bahwa Tuhan sementara berusaha menjangkau saya. Contohnya waktu saya sekolah di Taman Kanak-Kanak maka sekolah tsb dijalankan oleh sebuah gereja, di masa remaja saya sangat ingin tahu tentang sejarah di balik kekristenan bahkan sekarang saya ingin untuk sekolah theology di luar negeri. Saya merupakan anak yang lahir di tengah dan saya berpikir orang tua saya tidak pernah benar-benar mengasihi saya, saya adalah anak yang memberontak, cepat marah dan maunya menang sendiri. Hubungan saya dengan ayah saya begitu renggang sehingga kami tidak bicara  selama 4 tahun walaupun kami tinggal di rumah yang sama. Tidak bicara  dengan orang yang dekat dengan kita bukan hanya membebani diri kita tetapi juga keluarga kita, dalam hal ini, ibu saya. Seringkali dia yang menjadi perantara dan kalau kami tidak mendengar berita yang harus kami dengar maka dialah yang disalahkan sehingga hal ini menempatkan dia di posisi yang sukar. Hal ini merusak mental dan kesehatan emosional semua orang. Walaupun saya sudah menerima Yesus tetapi hubungan saya dengan ayah saya masih renggang, akan tetapi anehnya sepertinya selalu ada khotbah yang disampaikan di gereja bahwa kita harus mengampuni atau kita harus berhenti marah. Seringkali waktu khotbah seperti itu disampaikan, saya merasa khotbah tsb seperti menusuk tepat di jantung hati saya sehingga saya menangis dalam sesi tsb. Awal April tahun ini ketika saya mengantar keluarga saya ke airport karena mereka mau pergi ke Hong Kong, tiba-tiba saya merasa harus berbicara dengan ayah saya. Memang saya tidak ngomong panjang lebar, hanya mengatakan “semoga aman di jalan” dan dia membalas “hati-hati di jalan pulang,” tetapi hal itu seolah mengangkat beban berat dari punggung saya! Saya percaya Roh Kudus mengobarkan dan memberikan keberanian serta kekuatan untuk menghadapi masalah yang terbengkalai ini dengan ayah saya.Saya bersyukur kepada Bapa Sorgawi karena bersama Dia dan melalui Dia maka hubungan saya dengan orang tua saya dipulihkan.

Sumber: gpdilc.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment