Ketika Jumat Agung Menjadi Hari yang Menyedihkan Hatiku

Oleh Laura M., Amerika Serikat
Artikel asli dalam bahasa Inggris: When Good Friday Doesn’t Seem So Good

Beberapa tahun yang lalu aku pernah mengalami sebuah peristiwa yang menyedihkan di hari Jumat Agung. Salah seorang teman terdekatku sejak di bangku sekolah dulu, Erica, meninggal dunia secara tiba-tiba karena kecelakaan mobil. Sejak duduk di bangku SD hingga SMA kami sering berada dalam satu grup. Kami mengikuti retret musim panas bersama-sama, kami ada dalam satu kelompok dalam pelajaran IPA, bahkan kami juga mengikuti perlombaan lompat tali yang diselenggarakan di wilayah kami.

Setelah lulus sekolah dan melanjutkan ke perguruan tinggi, kami tidak lagi berkomunikasi sesering dulu, tetapi kami masih terus menjaga hubungan baik. Rencananya, setelah liburan Paskah berakhir, aku akan menghubungi Erica sebelum dia berangkat ke luar negeri untuk pekerjaan misi.

Tapi, di malam hari Jumat Agung, aku mendapat kabar bahwa Erica telah meninggal dalam kecelakaan mobil saat ia berkendara pulang menuju rumahnya. Tidak pernah terbayang olehku Erica mengalami peristiwa itu. Aku pun menyadari parahnya pengaruh yang dibawa oleh sebuah peristiwa kematian.

Ya, kematian itu seharusnya tidak ada. Sejatinya, kita tidak diciptakan untuk mengalami kematian. Tapi, karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, kematian itu adalah upah dari dosa dan menjadi bagian dari hidup kita. Tiba-tiba, aku dapat membayangkan sedikit dari perasaan bingung, marah, dan sedih yang dialami oleh murid-murid Yesus ketika mengetahui bahwa Dia telah mati.

Tapi kemudian, aku melihat ada harapan. Hari Jumat Agung yang sebelumnya kuabaikan itu mengingatkanku akan dua hal. Pertama, penderitaan dan pembunuhan yang kejam kepada Seseorang yang mengakui diri-Nya sebagai Juruselamat dunia; kedua, hal “baik” yang dihasilkan dari kematian-Nya: memberi kita jalan keluar untuk bebas dari kematian! Kebangkitan Yesus di hari ketiga yang kita peringati sebagai Minggu Paskah memberi kita pengharapan kekal dan solusi dari kematian.

Puji syukur atas apa yang telah terjadi di Paskah yang pertama, aku dapat menerima kenyataan bahwa Erica tentu saat ini sedang berbahagia di surga, sekalipun terkadang aku masih merasa sedih karena kematiannya.

Perkataan Yesus dalam Yohanes 16:33 selama ini telah menjadi penghiburan yang sangat besar buatku. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Perkataan yang Yesus katakan sebelum Dia disalibkan itu memberi kita sebuah makna sejati dari Jumat Agung dan Minggu Paskah.

Hari ini, memang kita masih mengalami dampak dari dosa-dosa itu. Kepedihan yang dirasakan oleh murid-murid Yesus itu masih ada dalam kehidupan ini. Tapi, tatkala kita merasa hidup kita sedang berada di titik nadir, hari Paskah memberi kita sebuah kebenaran yang bisa kita pegang. Yesus telah mengalahkan kematian dengan cara memberi diri-Nya di kayu salib sebagai ganti kita, dan Dia juga menyatakan kebenaran-Nya pada kita dengan berkata, “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). Ya, segala dosa kita telah lunas ditebus-Nya.

Ketika aku mengetahui bahwa Erica telah sepenuhnya menerima Yesus sebagai Juruselamatnya, aku percaya akan bertemu kembali dengannya di surga kelak. Ya, mungkin nanti kami akan berjalan-jalan bersama, atau juga mengikuti lomba lompat tali hingga kami mendapatkan piagam.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment