Kita Hidup di medan musuh

Apakah Iblis itu memang ada atau hanya merupakan suatu konsep saja? Menurut Alkitab Iblis bukan saja ada tapi juga memiliki sebuah kerajaan (Mat.12.26). Sebagaimana Allah itu nyata, senyata itu jugalah keberadaan Iblis. Jadi di dalam dunia ini, terdapat dua kerajaan yang tidak kelihatan. Dua kerajaan yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Two invisible kingdoms.

Bukan saja orang Kristen sedang mencari jiwa, tapi Iblis dan konco-konconya juga sedang sangat sibuk dan giat mencari jiwa. Kira-kira siapa yang akan lebih tekun dalam urusan mencari jiwa ini? Kerajaan yang mana satu yang akan lebih banyak jiwanya? Yesus sudah dengan jelas memberitahu kita bahwa yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah itu sangat sedikit, sangat sedikit yang akan menemukannya. Tapi yang masuk ke dalam Kerajaan Iblis itu sangatlah banyak karena sangat lapang dan lebar jalannya (Mat. 7.13-14).

Tapi dimanakah kerajaan Iblis itu? Di mana daerah kekuasaannya? Dari 1 Yoh.5.19 kita tahu dengan pasti bahwa dunia ini adalah daerah kekuasaan Iblis, markas operasionalnya Iblis. Iblis tanpa diragukan adalah ilah atau allah zaman ini (2 Ko.4.4).  Apa implikasi fakta ini bagi kita? Apa dampaknya bagi kita yang sangat dimusuhi dan dibenci Iblis?

Ini berarti dari sejak kita lahir sampai kita mati, kita sedang berada di daerah kekuasaan musuh. Seumur hidup kita di dunia ini, kita sebenarnya sedang berada di medan musuh!! Bagaimana orang yang sedang berada di medan musuh akan bertindak? Apa pembawaan orang yang tahu bahwa dia sedang berada di dalam daerah musuh?

Yang pasti, di saat terjebak di daerah penguasaan musuh, kita pasti akan ekstra berhati-hati dengan berwaspada. Kita tidak akan pernah santai. Semua prajurit Amerika yang bertugas di Afganistan tahu bahwa untuk terus bertahan hidup di daerah musuh, mereka harus sangat memperhatikan tiga hal.

Yang pertama adalah ancaman musuh. Sekalipun yang mereka ketemu hanyalah penggembala domba yang kelihatan tidak merbahaya, tapi orang yang kelihatan tidak merbahaya itu bisa saja anggota kelompok teroris yang menyembunyikan senapan di balik jubah mereka.  Mereka juga harus berhati-hati supaya tidak ditembak oleh penembak jitu atau sniper yang ada di mana-mana. Anak kecil yang polos maupun orang tua yang kelihatan tidak berdaya, bisa saja mata-mata yang bekerja untuk kelompok teroris. Sama halnya dengan kita, apa yang kelihatan sangat tidak merbahaya bisa saja merupakan jerat yang dipasang musuh untuk menjatuhkan kita. Kita bisa saja dengan senang dan rela hati jatuh ke dalam jebakan. Karena jebakan yang dipasang musuh terlihat begitu nikmat dan menyenangkan. Tanpa kita sadari kita bisa saja sudah dilumpuhkan secara total. Dan kita sedang berbicara tentang musuh yang mau menghancurkan dan membinasakan kita, bukan sekadar mau melukai kita saja.

Kedua, seberapa lama seorang prajurit itu bisa bertahan hidup di medan musuh sangat bergantung pada  apakah mereka bisa mendapatkan persediaan makanan dan minuman. Bukan hal yang mudah saat berada di daerah kering and jauh dari pemukiman penduduk. Setiap hari prajurit itu harus meluangkan sebagian besar waktu hanya untuk mencari makanan dan minuman. Bagaimana dengan kita? Sebagai orang Kristen, sudah sangat jelas bahwa kita hidup bukan dari roti tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Apakah kita meluangkan waktu untuk memastikan bahwa kita mendapat makan setiap hari. Kalau tidak apakah kita akan punya kekuatan untuk bertahan hidup, belum lagi melawan kekuatan musuh yang mematikan itu? Jika kita tidak melakukan ini, tidak heranlah jika kita merupakan prajurit yang tidak bersemangat dan loyo, dan sudah tidak sama sekali tidak bisa dipakai oleh komandan kita.

Ketiga, setiap prajurit tahu bahwa untuk bisa bertahan hidup mereka harus mempertahankan  komunikasi. Prajurit yang terjebak di medan musuh hanya dapat diselamatkan kalau dia tetap berkomunikasi dengan pusat komando. Demikian juga dengan kita, tanpa terjalinnya komunikasi dengan komandan kita di atas, tidak mungkin kita dapat dipimpin ke jalan aman dan mendapatkan perlindungan. Tanpa komunikasi dan kesiagaan, kita tidak mungkin dapat mendengar suara Tuhan yang mau menuntun kita ke jalan aman.

Jadi janganlah pernah lupa bahwa sebagai warga Kerajaan Allah, Anda sedang berada di daerah kekuasaan musuh. Musuh kita tidak kelihatan tapi keganasannya adalah seperti seekor singa yang sedang mengeliling korban yang mau diterkamnya. Dia menerkam bukan untuk melukai tapi untuk mematikan. Berwaspadalah. Pastikan Anda tahu bagaimana musuh bisa mendatangkan ancaman ke dalam hidup Anda. Jangan lupa bahwa Anda perlu mendapatkan kekuatan dari Firman Tuhan untuk tetap bisa hidup dan juga terus menjalin komunikasi dengan pusat komando agar Anda terus memperoleh perlindungan. Kiranya Anda dapat bertahan sampai akhirnya.

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment