Mari Mengenal Kristus

Baca: Filipi 3:7-11

3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Adik perempuanku yang termuda sangat menggemari Tom Hiddleston, seorang aktor berkebangsaan Inggris. Ia sampai hafal kereta mana yang “Hiddles” selama berada di Inggris dan kafe mana yang sering ia kunjungi. Adikku bahkan tak mau menerima bahwa karakter yang diperankan Hiddleston mati dalam film Avengers: Infinity War.

Namun, tak peduli sebesar apapun kegembiraannya saat mengetahui hal-hal baru tentang aktor favoritnya, kegembiraan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa bahagia yang ia dapatkan dengan mencintai dan dicintai oleh orang yang benar-benar ia kenal.

Pada hari ulang tahunnya, pacarnya memberinya kejutan berupa kado yang sangat ia suka, lengkap dengan kartu ucapan tulisan tangannya sendiri, juga hadiah lain dari teman-teman mereka. Perhatian dan keakraban itu sangat menyentuh hati adikku; sesuatu yang tidak bisa didapat dengan mengenal seseorang hanya dari jauh.

Tak semua orang mempunyai kekasih atau pasangan hidup. Namun, kita semua diundang ke dalam persekutuan yang sangat karib dengan Allah yang mengenal dan mengasihi kita melebihi segalanya. Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus mengatakan bahwa hubungannya dengan Kristus sangat berharga sampai-sampai ia bersedia kehilangan darah Yahudinya, status pendidikannya, kariernya, pangkatnya yang tinggi, dan reputasinya demi mengejar dan menikmati hubungannya dengan Kristus (Filipi 3:5-6).

Berarti, hubungannya dengan Yesus pasti memberi Paulus kepuasan yang mendalam. Ia pasti tidak sekadar tahu tentang Yesus—hanya mengetahui fakta tentang seseorang tidak menimbulkan cinta yang rela berkorban bagi orang tersebut (ayat 10). Paulus tentu mengalami sesuatu yang mengubah hidupnya dan mengalami kepuasan ketika berjumpa dengan Yesus. Dengan mengenal Kristus, Paulus dibebaskan dari beban untuk berusaha layak di hadapan Allah lewat perbuatan baik dan garis keturunannya, sebaliknya ia diterima berkat karya penebusan Kristus di kayu salib.

Kata “kenal” yang dipakai Paulus dalam ayat 10 (Yang kukehendaki ialah mengenal Dia) berasal dari bahasa Yunani, “ginosko“, sama dengan kata yang dipakai Alkitab untuk menggambarkan keintiman seksual dalam relasi suami istri (lihat Matius 1:25).

Sungguh luar biasa! Kita bisa memiliki hubungan sedekat itu dengan Tuhan, penuh dengan kebahagiaan serta kepuasan karena kesadaran bahwa kita lemah dan dikasihi, suatu relasi yang sangat intim hingga dua pribadi menjadi satu.

Itulah hubungan yang Tuhan kehendaki dengan kita, agar kita bisa kembali menikmati kesatuan dengan Dia. Hubungan ini memulihkan penderitaan akibat keterpisahan dari Tuhan saat manusia jatuh dalam dosa, dan memberi kita hak-hak istimewa yaitu menjadi sahabat Kristus yang turut menderita bersama-Nya (ayat 10).

Saat kita menjadi satu dengan Kristus, kita “[menjadi] seperti Dia dalam kematian-Nya”—keberdosaan kita mati dan kita berserah kepada Tuhan (ayat 10). Kita juga “beroleh kebangkitan dari antara orang mati”—tinggal dalam kasih dan anugerah-Nya untuk selamanya (ayat 11). Hanya dengan mengenal dan dikenal Yesus, kita bisa benar-benar hidup.

Marilah kita mengenal Dia. Bukan seperti mengenal seorang aktor yang hanya kita kumpulkan faktanya dan mengenalnya dari jauh. Saat membaca firman-Nya, mari kita meminta Dia membuka mata kita untuk melihat hal baru tentang-Nya dan mengetahui bagaimana Dia memandang kita. Marilah kita berdoa agar pengenalan kita akan Dia lebih dalam dan karib hingga bisa mengalihkan mata kita dari hal-hal duniawi, dari keyakinan pada diri sendiri, serta membuat kita semakin dekat dengan-Nya.—Nelle Lim, Singapura

Handlettering oleh Kezia Endhy

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Dalam Mazmur 139, pemazmur kagum akan betapa dalamnya Tuhan mengenal dirinya, sangat dalam hingga pikiran Tuhan “lebih banyak dari pada pasir” (ayat 18)! Mintalah Tuhan menyingkapkan apa yang Dia pikirkan tentang dirimu.

2. Adakah hal lain yang kadang menurutmu lebih menarik daripada mengenal Yesus? Jujurlah di hadapan Allah dan minta Dia memberimu kerinduan untuk mengenal-Nya lebih lagi.

3. Sudahkah kamu menganggap semua pencapaianmu sebagai kerugian karena Kristus (ayat 7)? Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk “memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia”?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Nelle Lim, Singapura | Nelle suka menonton siaran klasik di TV. Dia percaya cerita yang baik dapat menolong kita menemukan kepercayaan diri kita. Nelle mungkin saja jadi orang yang terhilang jika tidak ada Yesus, sang Pengarang Cerita Hidup.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment