Matahari dan Pertumbuhan Kita

Setelah saya menerima Kristus dan saya begitu ingin membagikan sukacita dan kehidupan berarti mengenal Kristus kepada keluarga saya. Beberapa bulan setelah titik penting dalam kehidupan saya itu, hal yang aneh mulai terjadi pada papa saya. Ia setiap hari bolak balik ke kelenteng empat lima kali karena ia takut jika ada patung-patung berhala yang ia terlewatkan. Secara tiba-tiba dia akan gemetaran ketakutan dan mulai tidak dapat tidur di malam hari. Saat ia ke kelenteng meminta bantuan dari para bhiksu, mereka juga tidak dapat membantunya.

Penyakitnya menjadi semakin parah. Ia akan menghitung jumlah ubin di lantai, menyentuh kancing baju orang yang tidak dikenal di tempat umum dan juga banyak kelakuan yang aneh-aneh. Papa saya akhirnya menerima Kristus dengan harapan bahwa ia akan menemukan ketenangan dan kekuatan untuk mengalahkan penyakitnya. Perjuangannya berjalan sekitar dua hingga tiga tahun. Kami membawanya berkonsultasi ke beberapa doktor; malam demi malam kami berusaha untuk menenangkan papa, kami berdoa, kami menangis, kami bahkan sampai sempat berkelahi karena stress. Keluarga kami menjadi kacau. Saya melakukan banyak hal yang tak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Saya melutut di depannya, saya memohon kepadanya bahkan ada kalanya saya agak kasar dengannya.

Tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kami selama tiga tahun itu. Saat-saat itulah kami mulai berlutut, memegang tangan dan berdoa bersama sebagai satu keluarga. Itulah saat-saat di mana saya mulai mendapat kekuatan dari firman Allah, mengandalkan Dia sepenuhnya. Itulah saat-saat di mana Allah begitu dekat dengan kami. Itu jugalah saat-saat di mana mama mulai belajar untuk mengandalkan kekuatan Tuhan. Sekalipun capek setelah sepanjang malam merawat dan menemani papa, ia akan meluangkan setiap waktu luangnya untuk membaca firman Tuhan dan berdoa setiap kali ia punya kesempatan untuk duduk di kursi dan beristirahat.

Secara pelahan-lahan mental papa mulai stabil. Tetapi apa yang Tuhan pedulikan adalah hati kami. Ya iman telah menyembuhkan papa, tetapi di dalam hatinya masih ada keragu-raguan. Kami dapat melihat bahwa ia tidak memiliki sukacita dan ia masih takut akan si jahat.

Tetapi di Natal tahun yang lalu, firman Tuhan yang dikhotbahkan dari mimbar menjamah hati papa. Lewat pemberitaan firman itu, secara ajaib papa mengalami sukacita yang luar biasa. Sejak itu ia tidak henti-henti memberitahu orang tentang kebaikan Allah. Sekarang ia tanpa keraguan sedikit pun dan dengan penuh keberanian dapat membagikan bahwa ia telah mengalami kebaikan Allah. Dan ia juga dengan penuh yakin berkata bahwa ia mau memberikan segalanya kepada Tuhan dan ia tidak lagi takut pada si Jahat. Dalam waktu sekejap, rohnya terbang tinggi bagaikan rajawali.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena tidak meninggalkan saya selama pencobaan sekitar 3 tahun itu. Penghiburan-Nya senantiasa tersedia apakah lewat firman-Nya atau pun lewat saudara-saudara seiman di dalam Kristus. Karena iman saya yang mungil, seringkali saya tergoda untuk menyerah. Tetapi Allah tidak akan pernah mengizinkan kita untuk diuji melampaui apa yang dapat kita tanggung.

“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggal sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami” – 2 Kor. 4.8-10

(Originally translated and uploaded by Cahaya Pengharapan Ministries)

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment