Mengapa Harus Takut?

Oleh: Yohana Christina

Takut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai “merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana”. Menurut yang gue tahu, setidaknya ada empat kategori rasa takut, yakni :

1. Takut pada kejadian interpersonal.
Misalnya takut dikritik, ditolak, berkonflik, dan diserang orang lain.
2. Takut karena permasalahan eksistensial.
Misalnya takut pada kematian, luka badan, darah, pembedahan, dan penyakit.
3. Takut pada binatang.
Misalnya takut pada binatang buas, pada berbagai jenis serangga, dan pada beragam jenis reptil, seperti ular.
4. Takut yang berhubungan dengan tempat.
Misalnya takut pada keramaian, takut pada ketinggian, takut pada tempat tertutup, takut melakukan perjalanan sendirian, dan sebagainya.

Takut yang mau gue bicarakan di sini adalah kategori takut yang pertama. Takut interpersonal menurut gue adalah rasa takut yang berasal dari dalam diri kita sendiri yang mana rasa takut itu terbentuk dari pikiran-pikiran kita. Oke, gue bukanlah seorang psikolog yang ngebahas rasa takut itu secara spesifik. Yang mau gue bahas adalah realita yang terjadi di sekitar gue saat-saat ini. Banyak orang di sekitar gue yang terlalu takut dengan berbagai hal. Contohnya: takut ditinggal pacar, takut kehilangan sahabat atau orang yang disayangin, takut gak bisa jadi orang sukses, takut kiamat (2012’s doomsday issue), takut gak bisa membagi waktu, takut nilai jelek, takut digosipin orang, dan masih banyak lagi ketakutan-ketakutan yang gue lihat tiap hari.

Gue sendiri adalah orang yang mudah takut. Takut terhadap banyak hal yang mungkin akan terjadi dalam hidup gue. Tapi ada kata-kata yang selalu mengingatkan gue untuk gak takut:

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10)

Kata-kata itu yang sangat membuat gue yakin untuk ngebuang rasa takut yang gue alami selama ini. Mengapa? Karena yang mengatakannya adalah Tuhan sendiri. Ada orang yang bahkan pernah ngitung bahwa selain ayat itu, masih ada 364 perkataan “Jangan takut” dalam Firman Tuhan. Cukup untuk gue gunakan setiap hari. Gue sangat bersyukur mengenal Tuhan yang selalu ada untuk gue, bahkan di saat gue gak taat pada-Nya. Salah satu pengalaman yang membekas adalah ketika gue dipercaya untuk menjadi rekan sekerja-Nya di kampus. Awalnya, gue merasa takut gak bisa bagi waktu, khususnya untuk perkuliahan. Tapi kenyataannya, ketika gue berjalan bersama Tuhan, makin hari gue makin diperlengkapi dengan semangat yang berlimpah untuk menjalani keduanya secara beriringan.

Tuhan itu Pencipta yang Mahabesar dan Mahakuasa. Sebagai ciptaan yang terbatas, kerap kita tak dapat mengerti keluasan rencana-Nya. Namun, kita bisa berpegang pada apa yang Tuhan nyatakan melalui firman-Nya. Dia berkata bahwa rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11). Dia juga berjanji untuk selalu menyertai anak-anak-Nya (Yohanes 14:16). Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari semua masalah itu. Jadi, mengapa harus takut?

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment