Meraih Hadiah

Baca: 1 Korintus 9:19-27

9:19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.

9:21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.

9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.

9:23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperoleh [hadiah]! —1 Korintus 9:24

Dalam film fiksi Forrest Gump keluaran tahun 1994, Forrest menjadi terkenal karena berlari. Dari awalnya hanya berlari “hingga ujung jalan” ternyata berlanjut menjadi tiga tahun, dua bulan, empat belas hari, dan enam belas jam. Setiap kali sampai di tempat yang ditujunya, ia menetapkan tujuan lain dan melanjutkan larinya, berzig-zag melintasi seluruh negeri, hingga suatu hari ia merasa tidak ingin berlari lagi. Alasan awalnya berlari adalah karena ia memang ingin melakukannya. Forrest berkata, “Hari itu, tanpa alasan tertentu, aku putuskan saja untuk pergi berlari”.

Berbeda dengan Forrest yang berlari karena dorongan hatinya, Rasul Paulus mendorong para pembaca suratnya untuk mengikuti teladannya dan berlari “begitu rupa, sehingga kamu memperoleh [hadiah]” (1Kor. 9:24). Seperti atlet yang disiplin, berlari—yaitu cara kita menjalani hidup—bisa berarti kita memutuskan untuk menjauhi hal-hal yang membawa kesenangan bagi kita. Kesediaan untuk mengesampingkan hak-hak kita bisa jadi akan menolong kita mengabarkan kabar baik tentang keselamatan dari dosa dan kematian kepada sesama kita.

Dengan hati dan pikiran yang berfokus pada kerinduan untuk mengajak orang lain ikut berlari bersama kita, kita juga diyakinkan bahwa kita akan menerima hadiah utama—yaitu persekutuan kekal dengan Allah. Mahkota kemenangan yang dianugerahkan Allah bersifat abadi, dan kita meraihnya dengan berlari sepanjang hidup kita supaya nama Tuhan dikenal sembari mengandalkan kekuatan dari-Nya. Kita mempunyai alasan yang mulia untuk berlari! —Kirsten Holmberg

WAWASAN
Dalam bacaan hari ini, Paulus menyampaikan nasihatnya dengan perumpamaan lomba lari. Jemaat Korintus tidak asing dengan kiasan itu karena Korintus adalah tempat pertandingan Isthmia—pesta olahraga pada zaman kuno yang terbesar nomor dua setelah Olimpiade. Seperti Yesus yang menyampaikan pengajaran lewat perumpamaan yang tidak asing bagi orang Yahudi pendengar-Nya (misalnya dunia pertanian, nelayan, dsb.), Paulus juga memakai kiasan yang akrab bagi para pembaca/pendengarnya. Kepada orang Korintus yang melek olahraga, ia berbicara dengan ilustrasi atletik. Kepada para cendekiawan di Athena, Paulus mengutip pujangga-pujangga Yunani (Kisah Para Rasul 17:28). Hal ini mengingatkan kita bahwa pengajaran bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga berusaha membuat orang lain paham dengan memakai sarana-sarana yang relevan dengan pendengar kita. —Bill Crowder

Apa “tujuan”mu dalam hidup? Apakah tujuan itu serupa atau berbeda dengan Paulus?

Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk tetap berfokus pada alasanku berlari: yakni berbagi kabar baik tentang Engkau kepada orang-orang di sekitarku.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 1-2Ibrani 11:1-19

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment