Sahabatku, Keluargaku

Artikel oleh: Yosua Andreas
Ilustrasi oleh: Armitze Ghazali

Setahun menghirup udara Jatinangor membuatku makin menghargai dan mensyukuri kehadiran sahabat-sahabat seiman. Masih lekat dalam ingatan saat pertama kali aku menginjakkan kaki di kampus Unpad sebagai anak rantau yang menargetkan sukses di tanah orang. Hari itu hari pertama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Pagi-pagi benar aku harus berangkat ke kampus. Tidak ada orang yang kukenal saat itu, perasaanku campur aduk.

Tanpa diduga, beberapa orang teman baru menyambutku dengan ramah. Mereka memperkenalkan diri sebagai Komunitas Mahasiswa Protestan Katolik (KMPK) di kampusku. Aku sangat terkesan. Keramahan mereka menyambutku membuatku segera merasa nyaman di tempat yang baru. Tak hanya saat Ospek, mereka terus menjadi teman yang baik selama aku kuliah.

Teman-teman dari KMPK ini berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Jelas kami punya banyak perbedaan. Tiap orang unik, karakternya beda-beda. Namun, kasih Kristus mengikat kami.

Rutinitas untuk kuliah dan mengerjakan tugas tiap hari kadang terasa berat dan melelahkan. Kehadiran KMPK ibarat aliran air yang menyegarkan pikiran dan jiwaku, karena mereka selalu mendorongku untuk berakar dan bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan. Kami mengerjakan tugas bersama, bermain bersama, menanggung susah senang bersama, melayani Tuhan bersama. Kami merayakan ulang tahun bersama. Kami saling mendukung dan mengingatkan agar hidup kami menjadi garam dan terang bagi sesama. Meski kami jauh dari keluarga masing-masing, kami merasa sudah seperti keluarga bagi satu sama lain.

Kelihatannya mungkin sepele. Memperhatikan teman. Merayakan ulang tahun. Mendengarkan keluh kesah. Mendoakan. Menemani belajar bersama. Makan bersama. Membaca dan merenungkan firman Tuhan bersama. Hal-hal yang tampak kecil di sela rutinitas sehari-hari. Akan tetapi melalui hal-hal kecil itu, aku ditolong untuk makin mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam karakterku. Aku bahkan juga melihat banyak teman yang mengalami hal serupa.

Betapa aku bersyukur untuk KMPK. Abang, kakak, adik, sahabat-sahabat yang sudah seperti keluarga bagiku. Mereka mengajariku apa artinya hidup baru sebagai orang yang telah dikuduskan dan dikasihi Allah (Kolose 3:12-17).

 
Untuk direnungkan lebih lanjut
Berada dalam sebuah komunitas yang menunjukkan kasih Kristus secara nyata dapat membuat perbedaan dalam hidup seseorang. Bagaimana kamu dapat memulai komunitas semacam itu di lingkungan sekolah, kampus, atau tempat kerjamu?

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment