Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu!

Semua orang di dunia ini dapat membedakan apa yang baik dari yang jahat. Anak kecil sekalipun tanpa diajar, akan punya rasa bersalah saat dia berbuat sesuatu yang tidak benar. Allah telah memperlengkapi ciptaannya dengan hati nurani yang memampukan kita untuk membedakan apa yang baik dari yang tidak baik.

Kehidupan terbelenggu

Tetapi yang menjadi persoalan adalah mengapa kita seringkali tidak dapat melakukan apa yang baik yang ingin kita lakukan? Setiap awal tahun kita membuat daftar panjang resolusi dan azam tahun baru. Ada yang membuat azam untuk hidup sehat, berolahraga, tidak emosi, berhenti merokok ataupun meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita yang buruk. Kita mau meninggalkan semua kebiasaan yang tidak baik dan mengubah menjadi orang yang hidupnya berkenan pada Allah.

Namun mengapakah seringkali kita tidak dapat melakukannya? Seolah-olah ada kekuatan yag mengikat kita dan membuat kita tidak dapat melakukan apa yang baik yang ingin kita lakukan! Saat kita berusaha melakukan yang ingin kita lakukan, namun terus saja gagal, kita akan merasa bingung, frustrasi dan patah semangat. Kelakuan kita sendiri membingungkan kita dan kita merasa frustrasi karena kurangnya kekuatan dan kuasa untuk menjalani kehidupan yang benar dan tertib.

Apa yang menjadi sumber permasalahan?

Pergumulan ini juga dirasakan oleh Paulus. 

“Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. (Rom 7:15)”

“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (Rom 7:19)”

Melihat pada pergumulan kita dan juga yang alami oleh Paulus, yang jelas kita melihat ada dua kekuatan di dalam diri kita. Dua kekuatan yang menarik kita ke arah yang berlawanan.

Yesus menggambarkan situasi ini sebagai “roh memang mau, tetapi daging lemah’ (Mk. 14.38).

Apakah ini menggambarkan kehidupan kita? Jika ya, ini menunjukkan bahwa dalam kehidupaan kita daging masih memegang kendali. Daging yang berkuasa. Dengan kata lain, kehendak kita bebas, namun tidak berdaya karena yang dominan dalam hidup kita adalah kedagingan.

Banyak orang percaya jusru sedang berada di dalam keadaan ini. Dan mereka tidak bakal akan lepas dari situasi ini melainkan mereka sadar dan mengakui di hadapan Tuhan, “Aku tidak punya kekuatan untuk mengalahkan daging. Aku sedang berada di bawah belenggu kedagingan.”

Bagaimana kita dilepaskan?

Hidup kita seringkali dapat digambarkan seperti ayam yang berusaha untuk terbang seperti burung. Tidak kira sekeras mana ayam itu berusaha, ia tidak akan dapat terbang tinggi seperti burung elang. Dengan kekuatan manusiawi, kita tidak mungkin dapat melepaskan diri dari belenggu kedagingan. Seperti seekor burung yang mati tergeletak di pantai, kita bisa saja melemparkan burung itu ke atas dengan sekuat tenaga kita, tetapi burung itu tetap akan jatuh ke bawah.

Demikianlah Alkitab menggambarkan keadaan manusia, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” (Eph 2:1)

Kita tidak memiliki kekuatan karena kita telah “mati” karena perlanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.

Menyadari akan hal ini, Paulus berseru, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rom 7:24).

Paulus menjawab pertanyaannya sendiri dengan memberitahu kita suatu rahasia besar, “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (our Lord). Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.” (Rom 7:25)

Allah lewat Yesus Kristus telah menyiapkan rencana pembebasan kita dari kedagingan yang mematikan (tubuh maut). Paulus sedang membagikan pada kita jawabannya,

“Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” (Rom 8:2)

Hanya di dalam Kristus, kita dapat dilepaskan dari belenggu dan ikatan dosa yang mencengkeram kita lewat daging.  Hanya jika kita menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam Kristus, kita dapat dilepaskan dari kekuasaan dosa.

Karena hanya di dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, dan yang baru sudah datang (2 Ko.5.17). Dan tanda ciptaan yang baru adalah ciptaan yang lepas dari belenggu kedagingan.

Ciptaan baru mempunyai kekuatan untuk mengalah daging, karena Roh yang Allah berikan pada kita adalah roh yang memberikan Kekuatan, Kasih dan Ketertiban (2 Tim.1.7).

Sebagai ciptaan baru yang telah dipindahkan dari daging ke dalam roh, kita memiliki kemerdekaan (2 Ko.3.17).  

Kemerdekaan untuk melakukan yang baik yang ingin kita lakukan, dan kekuatan untuk berkata “tidak” pada yang jahat yang tidak ingin kita lakukan!

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment