Sulit Membuat Keputusan? Libatkanlah Tuhan dalam Hidupmu

Oleh Airell Ivana, Bandung

Kelas 3 SMA—momen di mana keputusan tentang masa depan harus dibuat.

Aku bingung. Di jenjang ini, semua siswa harus menentukan, antara melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau langsung bekerja. Aku ingin berkuliah. Namun, saat itu aku belum memiliki bayangan sama sekali tentang dunia perkuliahan, dan jurusan-jurusan apa saja yang bisa kutempuh hingga masing-masing prospek karirnya.

Orang tuaku menginginkanku untuk langsung bekerja saja karena alasan finansial—mereka tidak sanggup membiayaiku untuk berkuliah. Orang tuaku juga memintaku memeriksa motivasiku untuk berkuliah, apakah karena aku benar-benar ingin belajar atau hanya karena gengsi semata karena mayoritas teman-temanku melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Aku menuruti saran orang tuaku, aku pun berpikir ulang. Tapi, aku merasa dilema. Di satu sisi aku belum siap memasuki dunia kerja. Di sisi lain, aku takut untuk kuliah. Aku takut jika kuliahku nantinya menjadi zona nyamanku, karena aku hanya perlu belajar dan tidak perlu menghadapi tekanan-tekanan dalam dunia pekerjaan.

Di tengah-tengah kebimbangan, aku berdoa dan berserah kepada Tuhan. Aku membutuhkan hikmat Tuhan untuk menentukan pilihan yang tepat. Ia menjawab doaku lewat pameran pendidikan yang diadakan di sekolahku.

Salah satu universitas menarik perhatianku karena menawarkan jurusan yang kuminati, yaitu Teknik. Lebih menariknya lagi, universitas tersebut memiliki program 3 tahun untuk Strata 1—satu tahun lebih cepat dari S1 pada umumnya. “Kalau hanya 3 tahun, mungkin biayanya tidak akan terlalu membebani orang tua,” pikirku.

Aku kembali membawa pergumulanku dalam doa. Apakah ini benar-benar jawaban yang Tuhan tunjukkan padaku? Jika Tuhan memang mengizinkan, aku percaya Tuhan akan membukakan jalan bagiku.

Setelah aku berdiskusi dengan orang tuaku, puji Tuhan mereka mengizinkanku berkuliah di tempat yang kuinginkan. Mereka juga akan berusaha mencari penghasilan tambahan untuk membiayai kuliahku.

Dunia perkuliahan dimulai. Berbagai tantangan kuhadapi, salah satunya adalah mengatur waktu antara mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan melakukan tanggung jawabku sebagai ketua himpunan mahasiswa. Sempat terpikir untuk mundur dari jabatanku, tetapi aku bersyukur Tuhan memberiku kekuatan untuk menjalaninya sampai akhir.

Meskipun kuliah dengan jurusan pilihanku, aku ingin cepat-cepat lulus dan segera bekerja penuh waktu karena keterbatasan uang jajan yang diberikan oleh orang tuaku. Uang yang diberikan hanya cukup untuk makan dan membeli keperluan kuliah. Aku memperoleh uang tambahan dengan mengajar les privat dan menjadi asisten dosen. Kondisi finansial yang cukup menantang membuatku sempat sedikit menyesali keputusanku untuk tidak langsung bekerja. Namun, aku percaya Tuhan sendiri yang menuntunku ke jalan yang kutempuh saat itu (Ulangan 31:8). Aku berjalan dalam rencana-Nya dengan tuntunan-Nya.

Tidak pernah luput dari penyertaan Tuhan, aku berhasil menyelesaikan perkuliahan dalam 3 tahun—sesuai janjiku pada orangtuaku.

Saat ini aku sudah bekerja, dan aku masih seorang yang sulit membuat keputusan. Menyadari hal itu, aku selalu melibatkan Tuhan dalam setiap prosesnya. Tuhan mengingatkan kita akan janji-Nya dalam Yesaya 41:10, “Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab aku ini Allahmu; aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

Ketika kita bingung akan langkah yang harus kita ambil, izinkan Tuhan mengambil alih kemudi hidup kita. Ia akan mengantarkan kita pada rencana indah-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment