Angkat Tangan!

Chuck Swindoll, dalam bukunya yang berjudul, “Hidup di atas rata-rata,” berkisah mengenai sebuah gereja di Uni Soviet yang beberapa tahun yang lalu dipaksa untuk berkumpul secara rahasia karena mengadakan kebaktian gereja adalah sesuatu yang dianggap melanggar hukum.

Mereka berusaha untuk tidak menarik perhatian ketika berkumpul pada hari Minggu untuk menyembah Tuhan, jadi mereka akan tiba di tempat pertemuan pada waktu yang berbeda dan dengan sambil lalu memasuki rumah di mana mereka bertemu sampai semua orang telah tiba.

Tetapi pada suatu hari Minggu, dua orang prajurit memasuki ruangan tersebut di tengah-tengah penyembahan mereka, dan dengan menodongkan pistol menyuruh semua orang Kristen tersebut menghadap ke tembok. Salah satu prajurit itu berteriak, “Jika anda ingin mengingkari iman anda kepada Yesus Kristus, maka anda bisa pergi sekarang!”

Dua sampai tiga orang kemudian meninggalkan ruangan tersebut, diikuti satu orang lain, dan kemudian 2 orang lain. Prajurit tersebut kembali berkata, “Ini adalah kesempatan anda yang terakhir. Pergi dan ingkari iman Tuhan atau tetap tinggal dan menanggung akibatnya.” Beberapa orang lagi meninggalkan ruangan, dengan menutupi wajah mereka karena malu.

Tetapi sisanya tetap berdiri, anak-anak berdiri di samping orang tua mereka dengan gemetar, dan beberapa dari mereka bahkan menangis ketika orang tua mereka berdiri dengan tangan yang terangkat ke atas, mengira bahwa entah mereka akan ditembak atau dipenjarakan.

Setelah semua orang meninggalkan ruangan tersebut, prajurit yang satu lagi menutup pintu, memandang mereka yang berdiri menghadap tembok dan berkata, “Tetap angkat tangan anda – tetapi kali ini untuk memuji Tuhan kita Yesus Kristus. Karena kami juga adalah orang Kristen.”

Dua prajurit itu menjelaskan bahwa beberapa waktu yang lalu mereka dikirim ke gereja rumah lain untuk menangkap orang Kristen yang ada di sana. Tetapi melalui proses tersebut, mereka mendengar mengenai Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka. “Kami sudah belajar bahwa jika seseorang tidak rela mati untuk iman mereka, maka mereka tidak dapat sungguh-sungguh dipercaya.”

 

Renungan:

Iman yang kuat adalah iman yang dapat bertahan meskipun kita sedang mengalami penganiayaan.  Bagaimana dengan keadaaan iman kita pada waktu kita mengalami penganiayaan?  Dalam masa-masa kesukaran dan penganiayaan iman kita akan semakin kuat dan kita akan keluar sebagai pemenang.

 

 

 

Marilah kita melangkah ke dalam kegelapan dan menjangkau tangan Tuhan. Jalur iman dan kegelapan itu lebih aman daripada jalur yang akan kita pilih dengan penglihatan kita. (George MacDonald)

 

2 Korintus 4:9 “Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: BCS

Leave a Comment