Sekelompok misionaris diundang untuk pergi ke Tibet pada saat kegiatan misionaris dilarang di tempat tersebut. Mereka diberitahu bahwa tugas mereka adalah membantu untuk membendung serangan wabah yang tidak terkendali. Ketika wabah tersebut berakhir, pemerintah meminta para misionaris itu untuk pergi. Tetapi para hamba Tuhan ini merasa bertanggung jawab untuk melayani orang-orang Tibet, baik secara fisik maupun jiwa mereka.
Pihak berkuasa mengancam akan membunuh mereka, tetapi rasa takut akan kematian tidak menghalangi mereka untuk tetap melakukan tujuan mereka. Para misionaris itu tetap tinggal.
Suatu malam, orang-orang Tibet melingkari rumah mereka dengan obor. Mereka mulai menari di sekitar rumah tersebut dalam sebuah lingkaran yang besar yang kemudian semakin mengecil, dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan mereka: membakar rumah tersebut.
Para misionaris itu berlutut dalam doa mereka. Begitu sungguh-sungguhnya para misionaris itu berdoa sehingga mereka tidak menyadari bahwa nyanyian orang Tibet yang tadinya begitu keras sekarang telah berhenti. Ketika mereka bangkit, kerumunan tersebut telah bubar, dan para misionaris itu diijinkan untuk tetap tinggal.
Beberapa tahun kemudian, salah seorang yang telah bertobat yang dulu termasuk dalam kelompok lingkaran orang-orang yang mengelilingi rumah para misionaris itu memberitahu, bahwa pada saat itu sebenarnya mereka bermaksud untuk membunuh para misionaris tersebut di rumah tersebut dengan cara membakarnya. Tetapi, ketika mereka mendekati tempat tersebut, mereka lihat sebuah sosok berpakaian putih yang sedang memegang pedang yang menyala-nyala di depan pintu rumah. Mereka pun lari ketakutan. Maka terbukalah pintu penginjilan di Tibet, karena Tuhan menghormati iman orang-orang yang rela mati kapan pun juga demi Tuhan mereka.
Renungan
Doa dapat mengubahkan situasi kita oleh karena kekuasaan Allah yang bekerja. Percayakah kita akan Allah yang Maha Kuasa yang sanggup melakukan segala sesuatu pada waktu kita berdoa kepadaNya? Pada waktu kita melihat dan merasakan kekuasaan Tuhan, iman kita akan dibangun pada waktu kita berdoa kepadaNya.
Ruang doa adalah tempat yang menghasilkan si pemenang. (Anonymous)
Engkau dekat tatkala aku memanggilMu, Engkau berfirman” Jangan takut!”
(Ratapan 3:57)
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.
Sumber: BCS