Iman yang Berlabuh

Saya dan ayah saya menghabiskan banyak waktu di pagi hari untuk mengamati terbitnya matahari di balik kolam di belakang rumah kami. Dengan pancingan di tangan, kami menunggu tarikan yang terkecil. Seringkali, kami menangkap beberapa ikan air tawar….cukup untuk membuat kami tetap memiliki pengharapan.

Ketika ulang tahun saya yang ke-10 mendekat, ayah memberi isyarat bahwa ia memiliki sebuah kejutan untuk saya. Saya bangun lebih awal, mengantisipasi sebuah hadiah, tetapi tidak menemukan apa-apa. Kemudian saya melihat ayah, tersenyum, berpakaian baju memancing, membawa kotak umpan. Dengan sedikit kecewa, saya berpikir..hari ini adalah satu hari lagi di kolam tua kami.

Tetapi saya salah! Kami naik ke truk ayah dan pergi, tetapi dengan terkejut, ayah tidak mengemudikan truknya ke arah kolam. Ketika ayah mengendarai menuju laut, saya sangat bergairah! Untuk pertama kalinya saya melihat laut dan tempat memancing yang besar di dermaga.

“Jangan duduk di sana,” kata Ayah. “Ambil kotak umpan itu dan datang ke sini!” Kami melewati berbagai kapal dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan kemudian pergi ke kapal yang terbesar.

Ketika saya memanjat tangga kapal, saya tidak tahu bahwa saya sedang memasuki sebuah tingkatan yang baru dalam hidup saya. Dengan rasa ingin tahu, saya mengamati pekerjaan yang sedang dilakukan di sekitar saya: kapten  yang meneriakkan perintah dengan otoritas dan para anak buah yang melakukan pekerjaan mereka dengan efisien.

Kemudian kapal itu pun berlayar. Setelah berada jauh dari daratan, sang kapten mematikan mesin kapal dan kami pun mulai hanyut. Kemudian ia memberi perintah, “Jatuhkan jangkarnya.” Ketika jangkar itu mulai diturunkan, saya bertanya kepada ayah, “Ayah, apakah kegunaan dari jangkar?”

“Jangkar membuat kapal berhenti mengapung.” Puas mendengarkan penjelasan ayah, saya pun begitu ingin mulai memancing.

Hari itu begitu sempurna – matahari bersinar cerah, angin bertiup sepoi-sepoi dan ikan-ikan pun begitu lapar! Pada saat siang menjelang, saya merasa bahwa saya adalah seorang pemancing professional.

Ayah saya dan saya sedang sibuk memasang umpan ketika kapten memberitahu kami bahwa badai akan datang. Tidak ingin mengurangi kesenangan kami, saya pun menjawab, “Tidak apa-apa, jangkar akan membuat kapal kita tinggal tetap.” Tertawa kecil, sang kapten menjawab, “Iman yang luar biasa, gadis kecil!”

 Akhirnya badai pun datang. Hujan membasahi dek, dan membuat kami harus berteduh. Angin ribut menggoncang kapal, awan yang hitam terlihat di depan. Kebahagiaan saya berubah menjadi ketakutan. Menyadari hal ini, Ayah berjongkok dan berkata, “Tidak semuanya dalam kehidupan berjalan seperti yang kita inginkan, kadangkala hal-hal berjalan di luar kendali kita. Pada saat-saat seperti itu, percaya saja.”

“Percaya kepada siapa, ayah?”

“Jangkar membuat kapal tetap tinggal diam, sama seperti iman membuat orang-orang merasa aman.

Akhirnya, badai pun berhenti, laut menjadi tenang kembali, dan kehangatan menerangi jiwa saya. Suatu gelombang penghiburan melanda saya ketika saya menyadari, bahwa melalui iman, saya telah melewati badai, dan sekali lagi, diberkati oleh ketenangan. Pada hari ulang tahun yang khusus itu, saya belajar mengenai melabuhkan jiwa saya kepada Tuhan.

Lisa McDaniel

 

Renungan:

Kita sering mengalami putus pengharapan ditengah perjalanan kehidupan kita.  Jika kita berada di posisi tersebut, jangan menyerah, tetaplah berdiri teguh  dalam iman kita. Tahukah kita bahwa Tuhan sedang menambahkan kapasitas hidup kita untuk naik ke level berikutnya? 

 

Untuk mempelajari iman yang kuat adalah untuk menahan pencobaan yang besar. (George Mueller)

 

Ibrani 6:19 “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.”

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: BCS

Leave a Comment