Jawaban Doa yang Tak Terduga

Oleh Stephanie*

Jika doaku dikabulkan Tuhan sesuai dengan apa yang kuinginkan, tentu aku merasa senang. Namun, ada sebuah peristiwa dalam hidup yang bagiku unik. Tuhan menjawab doaku lebih baik dari yang kuharapkan, tapi aku malah tidak bersukacita karenanya.

Tiga tahun lalu, aku mendoakan seorang temanku. Dia orang Kristen, tapi dia dan orang tuanya tidak pernah ke gereja lagi setiap minggunya. Dia sempat datang beberapa kali, lalu menghilang sampai sekarang. Aku sempat mendengar sedikit cerita darinya, bahwa dia bergumul dengan keluarganya, dan dia juga belum sungguh-sungguh mengenal Yesus. Kuajak dia untuk ikut kebaktian umum, tapi dia lebih memilih untuk menemani anaknya ikut sekolah Minggu saja, lalu pulang. Kuajak ikut doa pagi, tapi dia ketiduran. Aku pun berdoa agar temanku ini bisa mengenal Yesus lebih sungguh, kebaktian di gereja, dan jadi orang Kristen yang setia.

Di awal tahun 2020, Tuhan menjawab doaku, bahkan jawabannya lebih baik dari yang kuharapkan. Ayah dari temanku itu datang ke kebaktian umum di gereja. Dia memberi dirinya untuk didoakan dan memutuskan untuk percaya pada Yesus. Minggu depannya, dia mengajak istrinya untuk ikut kebaktian. Sampai saat ini, kedua orang tua temanku itu setia dan tidak pernah absen ke gereja.

Sudah sepatutnya aku bersukacita. Di saat aku mendoakan agar temanku kembali ke gereja, Tuhan malah mengirimkan dua orang tuanya untuk datang ke gereja lebih dulu. Tapi, bukannya bersukacita dan semakin berpengharapan bahwa Tuhan akan melakukan hal yang sama pada temanku, aku malah bertanya-tanya. Kok Tuhan menjawab doaku lain ya?

Namun aku teringat penggalan firman Tuhan yang berkata bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kita (Yesaya 55:8-9). Aku memang rindu agar temanku kembali pada Tuhan dan gereja. Aku mengajaknya, mendoakannya, namun Tuhan punya jalan-Nya sendiri. Tuhan jawab doaku dengan cara menjamah kehidupan keluarga temanku, yang tentunya ini sangat berbeda dari pemikiranku.

Dari peristiwa yang nampaknya sederhana ini, aku belajar satu hal. Aku perlu mengakui kedaulatan Tuhan saat menaikkan doa, permohonan, atau pun rencanaku pada-Nya. Aku tak perlu kecewa akan apa pun jawaban Tuhan atas doaku, Tuhan selalu dapat dipercaya. Namun, agar aku bisa mengakui kedaulatan-Nya, aku perlu bersikap rendah hati dan berserah akan apa pun jawaban Tuhan.

Meskipun jawaban Tuhan berbeda dari ekspektasiku, aku belajar percaya akan rencana-Nya, yakin bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu. Aku percaya, Tuhan akan menyentuh hati temanku dan membawanya untuk kembali bersekutu bersama saudara-saudari seiman.

Dan, di samping belajar mengakui kedaulatan-Nya, aku juga belajar untuk bersukacita atas jawaban doa yang terbaik dari Tuhan, sekalipun itu berbeda dari harapanku. Rasul Paulus pernah mendoakan jemaat Efesus agar bertumbuh dalam iman (Efesus 3:16). Rasul Paulus mendoakan jemaat di Efesus dengan tekun, padahal waktu itu dia sedang dalam tawanan pasukan Romawi. Namun, satu generasi kemudian Kitab Wahyu menuliskan bahwa orang-orang Kristen di Efesus tak lagi mencintai Kristus (Wahyu 2:1-7). Jemaat telah jatuh dalam dosa. Meski demikian, kita tahu bahwa buah dari pelayanan Paulus tak hanya tumbuh bagi jemaat di Efesus, Kabar Baik tentang Tuhan Yesus juga tersiar ke banyak penjuru. Tuhan menjawab doa Paulus, sesuai dengan rencana-Nya yang agung.

Kita belajar meyakini, bahwa segala sesuatu yang Tuhan kerjakan, entah itu sesuai atau tidak dengan harapan kita, adalah yang terbaik. Tuhanlah Sang Penulis Agung, kisah hidup kita ditulis-Nya dengan amat baik.

*Bukan nama sebenarnya

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment