Krisis Iman Ruth Graham

Saya pernah mengalami apa yang disebut sebagai “krisis iman,” walaupun hal itu mungkin kedengarannya seperti hal yang besar untuk menggambarkan keraguan seorang anak yang berumur 13 tahun.

Akan tetapi, umur tidak ada hubungannya dengan krisis, dan dalam hal ini masalahnya adalah mengenai iman. Mungkin hal ini disebabkan karena doa yang tidak terjawab. Saya pernah memohon kepada Tuhan (dan orang tua saya) untuk membiarkan saya pulang tetapi tidak berhasil.

Atau ini adalah hal yang disebut sebagai kesakitan yang timbul sebagai akibat pertumbuhan rohani.

Seperti seorang pria muda yang datang mengaku kepada seorang pendeta bahwa ia telah kehilangan imannya.

“Omong kosong,” jawab sang pendeta. “Kamu hanya kehilangan iman orang tuamu.  Sekarang pergi dan cari sendiri imanmu.”

Saya tahu bahwa Tuhan telah mengirim PutraNya, Yesus, untuk mati bagi dosa umat manusia, tetapi saya tidak merasa termasuk di dalam orang-orang yang buatNya ia telah mati. Ada begitu banyak orang, dan saya hanya satu orang, dan bukan orang yang sangat penting. Saya berdoa meminta pengampunan tetapi tidak merasakan apa-apa. Saya bahkan tidak yakin kalau Tuhan mendengarkan doa saya.

Akhirnya, dengan putus asa, saya menemui saudara perempuan saya, Rosa, dan meminta nasehatnya.

“Saya tidak tahu harus menyuruh kamu berbuat apa,” kata saudara saya dengan jujur, “kecuali jika kamu membaca beberapa ayat dan menaruh namamu di situ. Barangkali hal ini bisa membantu.”

Jadi saya mengambil Alkitab saya dan membuka Yesaya 53, salah satu bab kesukaan saya. Saya melakukan apa yang disarankan oleh saudara saya – saya membaca, “Tetapi Ia tertikam untuk pemberontakan [Ruth]; Dia diremukkan oleh karena kejahatan [Ruth]; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi [Ruth] ditimpakan kepadaNya; dan oleh bilur-bilurNya [Ruth] menjadi sembuh. (lihat ayat 5).

Saya tahu bahwa saya termasuk di dalam orang-orang itu.

~Ruth Bell Graham

 

 

Renungan:

Pada waktu kita mengalami krisis, iman kita bisa menjadi semakin kuat atau menjadi lemah.  Bisakah kita memegang iman kita pada waktu kita mengalami krisis dalam kehidupan ini?  Peganglah firman Tuhan, dan perkatakanlah setiap janji-janjiNya, dan iman kita akan semakin dikuatkan.

 

 

 

Kekecewaan adalah cara Tuhan berkata: “Saya memiliki sesuatu yang lebih baik.” Bersabarlah, hidupi kehidupan, dan milikilah iman. (Lanette Sem)

 

Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: BCS

Leave a Comment