Makanan Untuk Semua Orang

George Mueller, yang lahir dalam keluarga pemungut cukai di Jerman, sering terlibat dalam suatu kesulitan. Sejak kecil ia telah belajar untuk mencuri, berjudi dan minum minuman keras. Sebagai remaja, ia belajar bagaimana untuk tinggal di hotel yang mahal dan kemudian menyelinap pergi tanpa membayar tagihan kamar hotelnya. Tetapi kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan. Penjara tidak mengubahkan Mueller. Ia tetap melakukan kejahatan setelah dibebaskan dari penjara sampai, pada sebuah Sabtu malam di tahun 1825, ia bertemu dengan Yesus Kristus.

 

Mueller kemudian menikah dan tinggal di Bristol, Inggris –  bertumbuh setiap hari di dalam iman dan kemudian memiliki beban untuk anak-anak yatim yang berlari ke sana ke mari di jalan-jalan. Dalam sebuah pertemuan umum di Bristol pada tanggal 9 Desember 1835, Mueller mengajukan rencananya akan sebuah panti asuhan. Beberapa sumbangan mengalir masuk. Mueller menyewa rumah di Jalan Wilson no. 6 dan pada tanggal 11 April 1836, pintu rumah panti asuhan itu dibuka dan menampung 26 anak. Rumah yang kedua dibuka tidak lama kemudian, diikuti dengan rumah yang ketiga.

 

Dari permulaan, Mueller menolak untuk meminta bantuan dana atau bahkan berbicara mengenai kebutuhan dana untuk pelayanannya. Ia percaya akan doa dan percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan. Dan benar, Tuhan sungguh menyediakan, walaupun kadang-kadang Ia melakukannya pada saat-saat terakhir.

 

Salah satu cerita yang paling terkenal adalah kisah di satu pagi di mana piring, mangkuk dan cangkir-cangkir telah disusun di meja makan, tetapi tanpa ada makanan atau susu di atas meja. Anak-anak duduk menantikan makan pagi sementara Mueller memimpin doa mengenai roti setiap harinya. Lalu, satu suara ketukan terdengar di depan pintu.

 

Tukang roti berdiri di sana. “Tuan Mueller,” katanya, “Saya tidak bisa tidur tadi malam. Sepertinya saya merasa bahwa Anda tidak mempunyai roti untuk makan pagi, jadi saya bangun pada pukul 2 pagi dan memanggang beberapa roti.”

 

Suara ketukan yang kedua terdengar di pintu. Kereta tukang susu ternyata rusak di depan panti asuhan dan si tukang susu ingin memberikan susu kepada anak-anak di panti tersebut supaya ia dapat mengosongkan keretanya dan kemudian memperbaikinya.

 

Cerita-cerita di atas telah menjadi suatu norma dalam pekerjaan Mueller. Selama 93 tahun, Mueller telah menampung lebih dari 10,000 anak yatim piatu, “berdoa” akan jutaan dolar, bepergian ke banyak negara untuk mengabarkan Injil, dan mencatat 50,000 jawaban doa.

 

Renungan

Doa merupakan suatu sikap ketergantungan kita kepada Tuhan yang sanggup melakukan segala sesuatu dalam kehidupan kita.  Pada waktu kita berdoa, kita menyatakan sikap penyerahan diri kita kepada kemampuanNya.  Apakah pada masih mempunyai sikap keraguan-raguan akan kuasa Tuhan pada waktu kita berdoa?  Biarlah kita selalu berdoa dan bergantung kepada Tuhan dalam setiap kehidupan kita.

 

 

Tidaklah cukup untuk mulai untuk berdoa, atau berdoa benar; juga tidaklah cukup untuk terus berdoa, tetapi kita harus secara sabar, dengan percaya, terus menerus berdoa sampai

kita mendapat sebuah jawaban.  

(George Muller)

 

 

Jikalau engkau berdoa kepadaNya, Ia akan mengabulkan doamu.

(Ayub 22:27)

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: BCS

Leave a Comment