ABORSI SEJAK SMA AKU SUDAH LAKUKAN ABORSI 3X – LENI MAHARANI

Ketika pacarnya mengetahui bahwa Leni hamil, maka mereka bersepakat untuk menggugurkannya. Mereka berusaha dengan berbagai banyak cara untuk menggugurkan janin tersebut. Baik itu dengan jamu, anggur bahkan dengan kekerasan fisik. Pada saat itu Leni sangat senang karena pergaulan dengan pacarnya dapat sebebas mungkin. Semakin bebasnya bahkan Leni sudah melakukan aborsi selama 3 kali.

Kesaksian Leni Maharani. Sejak SMA aku sudah lakukan aborsi 3X. Indahnya Kasih Tuhan Yesus didalam hidup kami. Shalom, begini kisahnya :

Perhatian orang tua memang sangat penting bagi seorang anak. Kehilangan kasih seorang ibu angkat sudah dialami oleh Leni Maharani. Semenjak SMA, dirinya mulai kehilangan kasih sayang. Maka dari itu Leni mencari kasih sayang dari seorang pacar. Baginya melakukan apapun bagi pacarnya adalah pantas untuk dilakukan, asalkan pacarnya tidak akan meninggalkannya.

Ibu angkat Leni : “Leni … leni … leni … bangun sayang, mama mau pergi dulu ya. Mama ada urusan di luar kota. Jadi kamu tinggal sama tante kamu dulu. Semua uang jajan kamu udah mami transfer. Mama pergi ya … Kamu jangan nakal ya … daahhh …”

Leni : “Namaku Leni Maharani. Kejadian sewaktu aku ini mau diaborsi menjadi awal hidupku yang tertolak. Beruntung ada orang tua angkatku yang masih mengasuhku hingga saat ini. Karena diapun tidak perduli dengan kehidupanku saat ini.”

Pengakuan Leni :

“Saya suka gonta-ganti pacar ya. Walaupun masih cinta monyet gitu ya, senang-senang aja. Sebentar dibilang pacar si anu .. si anu … gitu ya … saya suka. Pokoknya intinya siapa saja yang perhatiin saya, saya akan deket ya sama dia.”

Leni dan pacarnya naik motor berkeliling dan suatu saat sang pacar memberikan Leni sekuntum bunga …

Leni : “Jadi ketika saya mendapatkan hal yang seperti itu, ketika saya mendapatkan kasih sayang, ketika saya mendapatkan perhatian, dan saya suka menjadi orang yang diperhatikan dan disayangi. Nah hal itu membuat saya rela melakukan apa saja demi pacar saya ini supaya dia tidak meninggalkan saya.”

Hampir setiap hari Leni pulang malam. Karena ibu angkatnya sibuk bekerja, maka Leni dititipkan kepada tantenya. Namun, perlakuan kasar sering diterima Leni dari tantenya. Meskipun Leni sering dipukul, dirinya tidak mau melawan ataupun menangis. Dia berusaha untuk terlihat kuat di depan tantenya.

Saat itu Leni tinggal di rumah tantenya dan terlihat si Leni pulang kemalaman.

Tante Leni : “Oh jadi kamu barusan jalan ya sama pacar kamu yang berandalan itu ?” Terlihat si Leni terdiam sejenak. Kemudian si tante ini kembali berkata : “Eh, asal kamu tahu ya … tante itu disuruh mama kamu untuk jaga kamu. Tapi kalau kamu bandel pasti dia nyesel ngangkat kamu jadi anak. Dasar anak tidak tahu diuntung.” Kemudian terlihat adegan si tante memukuli Leni berkali-kali dengan keras pake sapu.

Leni : “Ya, ketika, karena saya tidak berani melawan balik, jadi makanya saya bersikap diam dan ndak mau nangis gitu. Ya itu bagian dari sebuah bentuk perlawanan gitu ya, karena saya tidak berani melawan langsung. Jadi saya tidak mau terlihat lemah. Kalau saya nangis kan saya terlihat lemah gitu. Nah jadi saya bertahan gitu dan saya tahankan. Pokoknya saya tidak mau lihat saya nangis gitu.”

Karena pergaulan yang bebas dan tanpa kontrol, akhirnya Leni hamil. Ketika pacarnya mengetahui bahwa Leni hamil, maka mereka bersepakat untuk menggugurkannya. Mereka berusaha dengan berbagai banyak cara untuk menggugurkan janin tersebut. Baik itu dengan jamu, anggur bahkan dengan kekerasan fisik. Contohnya perut Leni diinjak oleh pacarnya. Sampai pada akhirnya usaha mereka berhasil dan berjalan dengan lancar.

Leni : “Bang, aku hamil …” Kemudian terlihat si abang atau pacar Leni termenung sejenak dikarenakan kaget, sehingga dia menghentikan pekerjaan-nya saat itu yaitu mencuci motornya.

Pacar Leni : “Kamu gila apa ? “

Melvin Silitonga (suami Leni) :

“Tentunya saya kaget karena sewaktu hamil yang pertama saya masih SMA, kelas 3 SMA waktu itu. Dan saya benar-benar belum siap menjadi seorang bapak gitu … dan saya merasa ya hidup saya masih panjang … masa depan saya masih panjang.”

Pacar Leni : “Kok bisa hamil sih ? Aduuhhhh …. jadi gimana ni … aku belum siap punya anak.” … Kemudian si pacar mengatakan lirih … “Kita gugurkan saja yuk …” Leni … terlihat kaget … dan mengangguk perlahan …

Melvin Silitonga : “Saya belum siap menikah. Sebabnya waktu itu ya saya putuskan ini harus digugurkan.” Kemudian Melvin meneruskan : “Kita melakukan banyak hal untuk bisa menggugurkan itu. Pada saat itu kita juga mencari jamu-jamu-an, apakah jamu buat sendiri .. atau jamu beli. Kita juga waktu itu kasih apa itu … minuman anggur. Satu botol saya paksa dia minum. Dan saya lakukan tindakan kekerasan fisik sama dia untuk menggugurkan kandungannya termasuk menginjak perutnya. ”

Leni : “Ya lemes gitu ya … ya sakit juga … gitu karena memang banyak darah yang keluar.”

Si pacar ini menginjak perut si Leni dan kemudian leni ke kamar mandi. Kemudian si pacar mengetok pintu kamar mandi tersebut. Terlihat si Leni keluar dan si pacar berkata : “Gimana … ?” jawab Leni … “Aku keguguran …”. Raut gembira terlihat di wajah si pacar sambil mengatakan … “Yes ….”

Kemudian …  Leni terlihat pulang ke rumah tantenya kemalaman. Ternyata si tante sudah menunggunya. Setelah Leni turun dari boncengan motor sang pacar maka disambut pertanyaan si tante.

Tante : “Eh, dari mana kamu ? Sudah malem tahu … mau jadi pela …. heh … ” Karena si Leni tidak memperdulikan perkataan si tante maka pukulan tangan alias tamparan mendarat di muka Leni.

Leni : “Begitu pacar saya pulang. Langsunglah saya dia pukul. Waktu saya sudah dipukuli dan saya sudah tersudut, akhirnya saya dengar dia panggil panggil … gitu … Leni … Len … buka pintunya … Akhirnya saya lari ke pintu dan saya bukain pintu … pacar saya masuk … akhirnya pacar saya dan tante saya yang berantem …. main fisik …”

Pacar Leni : “Berani lu nyakitin Leni … gua habisi lu …”

Karena sering pulang larut malam, tantenya sering memukulnya tanpa peduli apa yang terjadi pada Leni. Karena tidak tahan dengan perlakuan tantenya yang begitu kejam, maka Leni meminta kepada ibu angkatnya untuk mengontrak rumah sendiri.

Adegan : Leni : “Aku udah ndak sanggup lagi ma … ngadepin perbuatan tante …” …

Leni : “dan karena dia udah ndak ngerti lagi … karena saya udah terlalu bandel dan dia udah ndak ngerti lagi gimana harus mengatur saya ini supaya jangan pacaran dengan pacar saya … akhirnya dia tanya … ‘Jadi apa sekarang maumu ? ‘ ”

Leni : “Aku pengin nge-kost aja …”

Ibu angkat Leni : “Oke … jaga diri kamu baik-baik ya …”

Leni : “Ya mah …” … dengan senyuman lebar tersungging di pipinya …

Leni : “Pokoknya gimana caranya saya bisa pacaran terus dengan pacar saya.”

Pada saat itu Leni sangat senang karena pergaulan dengan pacarnya dapat sebebas mungkin. Semakin bebasnya bahkan Leni sudah melakukan aborsi selama 3 kali.

Leni : “Kehidupan kos-kos-an yang semakin bebas membuat saya semakin dalam terjerumus kedalam pergaulan yang bebas … bahkan … hal itu membuat saya terikat berkali-kali melakukan dosa aborsi … bukan hanya satu … tapi 3X saya melakukannya …”

Saat itu terlihat keduanya sedang makan. Si pacar makan dengan lahapnya. Setelah sekian lama menunggu akhirnya si Leni angkat bicara.

Leni : “Aku hamil …”

Terlihat sang pacar masih asyik makan saja layaknya tidak mendengar perkataan si Leni. Karena gusar akhirnya si Leni menggebrak meja … Brakkkk … Setelah sekian lama terbisu, maka si pacar gantian angkat bicara.

Pacar Leni : “Ya udah …. nanti beli obat apa jamu yang biasa … kok repot amat …”

Namun, ketika Leni hamil ke 4 kali, dia merasakan ketakutan untuk melakukan aborsi.

Leni : “Namun yang ada dihati saya waktu itu … saya mulai ada rasa takut ya … dan walaupun saya ndak ngerti itu apa … pokoknya saya takut dan saya tidak mau aborsi lagi.”

Leni : “Kalau kamu ndak mau tanggung jawab, ya udah kita pisah aja …”

Leni : “Bahkan saya berpikir ya … kasarnya … kalau saya harus menjadi pelacur ya ndak apa-apa lah … gitu … yang penting saya akan besari anak ini dan saya mau anak ini. Saya ndak mau menggugurkan lagi…”

Si pacar : “Oke … kita besarkan anak kita ya …”

Kemudian Leni mengangguk setuju …

Maka dari itu, dia dan pacarnya berniat untuk membesarkan anak itu. Akhirnya mereka berdua membesarkan anak itu walaupun usia mereka masih sangat muda saat itu. Karena susahnya mendapatkan pekerjaan akhirnya suaminya bekerja berjualan narkoba bahkan Leni rela untuk bermain judi. Mereka melakukan itu semua agar kehidupan mereka tidak menderita karena kekurangan uang.

Leni : “Kemudian pacar saya memutuskan untuk berdagang narkoba supaya kami bisa punya uang buat beli makan. Keadaan waktu itu sangat sulit sekali. Kondisinya ya itu … sering ndak punya uang. Kan harus makan … kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi ya … mana mau melahirkan. Ya belum dapat kerja. Jadi cara-cara seperti itu yang harus ditempuh supaya kita bisa punya uang.”

Leni : “Jadi karena saya pinter main kartu … akhirnya ya saya main judi supaya bisa dapetin uang. Walaupun dalam kondisi hamil tua saya tetap main kartu supaya bisa dapetin uang.”

Sampai suatu ketika, akhirnya suami Leni mendapatkan pekerjaan.

Pacar Leni : “Sayang aku pengin kasih kamu kabar.”

Leni : “Kenapa … Kamu jadi target operasi ?. Udahlah … jangan jual narkoba lagi. Biar aku yang kerja ya …” Kemudian si pacar menggemgam tangan Leni sambil mengucapkan …

Si pacar : “Tau ndak sayang aku dapet kerjaaannn ….”

Leni : “Oh ya …”

Setelah sekian lama waktu berlalu  ….

Disuatu meja makan ada si Leni dan anak perempuannya mau makan.

Anak Leni : “Mami aku laper …”

Leni : “Sabar ya sayang … kita tungguin papa pulang ya …”

Namun, sikap suami Leni berubah semenjak bekerja di kantor.

Adegan :

Leni : “Yee .. papa pulang … bang kita makan bareng yuk …”

Suami Leni : “Aku mau pergi sebentar … Ada bisnis sama teman aku.”

Leni : “Semenjak suami saya kerja, kok dia makin sibuk. Sibuk dengan pekerjaannya. Sibuk dengan teman-teman-nya. Dan akhirnya saya merasa saya kurang diperhatikan lagi. Kasih sayang ke saya itu jadi berkurang. ”

Adegan : Leni : “Kok kamu cuek banget sih sama aku sekarang ?”

Suami : “Kamu ini curiga terus. Kalau ada hasilnya toh kamu juga yang nikmati.”

Leni : “Jadi curiga jadinya. Oh jangan-jangan kenapa-napa gitu …. Ndak perhatiin. Paling ngeliat anak juga sebentar gitu … Emang dia ndak … ndak …. apa ya … kurang peduli lah jadinya …”

Suatu saat teman sekantor suami Leni bertandang kerumah. Rupanya mungkin si teman ini sedang mencari Melvin suaminya Leni.

Leni : “Silahkan diminum mas …”

Sang Tamu : “Oh jadi si Melvin belum pulang ya …”

Leni : “Saya juga kurang tahu mas. Akhir-akhir ini dia sering pulang terlambat.”

Sang tamu : “Apa masih nganter anak baru itu ya … ?”

Leni : “Anak baru siapa mas ???”

Sang tamu : “Di kantor ada anak baru … Dia sering diantar sama Melvin pulang.” Kemudian si tamu tiba-tiba pamit pulang … ‘Oh kalau begitu saya pamit pulang dulu ya. Bilang saja sama Melvin kalau saya tadi kesini.’

 Tidak lama …

Pertengkaran besar terjadi antara Leni dan Melvin…

Leni : “Kamu tega banget sih bang sama aku. Padahal aku kan udah berkorban banyak buat kamu.”

Melvin : “Yang selingkuh itu siapa ?”

Leni : “Ala … jangan pura-pura ndak tahu bang. Teman kamu bilang kamu ada main kan sama anak baru itu ?”

Dan ternyata, suaminya selingkuh dengan teman kantornya yang baru. Saat itu Leni merasa tidak mempunyai harapan hidup lagi.

Leni : “Kondisi rumah tangga kami pada waktu itu benar-benar diujung tanduk. Udah ndak ada jalan keluar. Ya … komunikasipun sudah ndak ada. Benar-benar udah ndak ngerti lagi mau apa ?” … “Kalau pada waktu itu saya udah ndak mikir ada harapan. Saya ndak ngerti lagi. Udah ndak tahu … udah ndak berpikir lagi la … akan ada perubahan. Saya berpikir ya udah … Berarti inilah nasib saya yang harus saya terima. Ya beginilah … ” …. “Semua yang sudah saya lakukan untuk menyenangkan hati pacar saya … ya saya sampai harus ninggalin keluarga, banyak hal … Banyak pengorbanan yang sudah saya buat. Nah itu ndak menjamin juga kalau dia akan membahagiakan saya selamanya.”

Sampai pada akhirnya, suami Leni mengajak ke sebuah komunitas gereja.

Disuatu komunitas gereja tampak ada suatu pertemuan dan ada seorang ibu yang mengatakan seperti ini :

Ibu : “Saya percaya semua itu karena kasih Yesus yang bisa memampukan, merubah hati suami saya.”

Peserta perempuan lain : “Wah … luar biasa ya Tuhan Yesus …”

Kemudian seorang perempuan memberi salam kepada peserta lain yang masih baru didalam komunitas tersebut :

“Selamat datang ya teman-teman semuanya. Selamat bergabung dalam komsel kita hari ini.” Kemudian mendadak perempuan itu menanyakan sesuatu kepada Melvin ..’Melvin … sama siapa itu Mel ?’ “. Kemudian Melvin menjawab : “Ini pasangan saya …” … Kembali perempuan itu bertanya kepada Leni : “Oh ya siapa namanya ?” Kemudian Leni menjawab : “Leni …”

Leni : “Ketika kami datang ke gereja ini, kami melihat komunitas di gereja ini sangat welcome. Mereka sangat bersahabat, peduli dengan kami. Kami merasa sangat … sangat diterima …”

Kemudian si Leni bertanya sesuatu kepada seorang ibu yang tadi memberikan kesaksiannya. “Sudah berapa lama ibu mendoakan suaminya ?” tanya Leni. Kemudian si ibu menjawab “Kurang lebih 25 tahun.” Kemudian dengan sedikit kaget si Leni bertanya balik : “Kok bisa sabar ibu melakukan hal itu ?”. Si ibu balik menjawab : “Kuncinya satu … yaitu kita harus selalu dekat dengan Yesus.”. Si Leni mengulang sebagian perkataan ibu itu … “Yesus ….”

Leni : “Ya di komunitas gereja ini mereka banyak share tentang pribadi Yesus ya … mereka bilang bahwa ‘Yesus itu mengasihi saya … Yesus itu mengasihi kami …’ Nah itu bikin hati saya penasaran. Selama ini saya tidak terlalu banyak belajar tentang Firman Tuhan. Ndak terlalu banyak tahu. Akhirnya membuat saya jadi kepingin tahu. Akhirnya saya jadi rajin baca Firman dan saya semakin haus untuk mencari tahu pribadi seperti apa sih sebenarnya Yesus ini ? Apakah benar seperti yang mereka bilang ? Saya mau lihat buktinya.”

Kemudian di hari-hari berikutnya Leni dengan tekun membaca Alkitab. Dan rupanya Leni begitu terpaku dengan isi Mazmur 139 : 13 -14.

Leni : “Disitu tertulis bahwa Tuhan sudah menjadikan saya sejak semula. Bahkan Dia menenun saya di rahim ibu saya hari lepas hari. Bahkan ketika saya belum lahir Dia sudah menyediakan buku kehidupan saya. Dia sudah mempersiapkan rencana yang terbaik buat hidup saya. Dan itu membuat saya benar-benar merasakan bahwa …. ya saya sangat dikasihi. Saya memang sangat spesial.” … “Tuhan bukan tanpa tujuan melahirkan saya ke dunia ini.” (ungkap Leni sambil menangis).

Terlihat pasangan hidup Leni (Melvin) sedang mengemasi pakaian. Sepertinya dia hendak pergi. Tidak jauh dari tempat itu si Leni sedang bergegas pula ke rumah itu. Pada saat Melvin masih mengemasi pakaian tersebut, terlihat anak perempuan-nya berada di belakang sambil menatap Melvin, mungkin bertanya : “Sedang apa papaku ini ?”

Leni : “Ternyata ada suatu pribadi yang selalu peduli dengan saya. Bahkan saya tidak tahu hal itu. Disaat saya tidak tahu ternyata dia ada disitu. Dia memperhatikan saya, dan dari situ saya sadar bahwa ini ternyata … Ini ternyata maksud-nya Tuhan. Kenapa Dia mengijinkan semua hal-hal yang begitu mengecewakan di masa lalu saya. Supaya saya bisa bertemu dengan Pribadi-Nya.”

Tidak lama kemudian Leni sampai ke rumah. Setelah dia masuk kedalam rumah, dia hanya menjumpai anak perempuannya saja yang masih kecil. Kemudian Leni bertanya kepada anaknya “Papa kemana sayang ?” Kemudian Leni memeluk anak perempuannya sambil berkata “Maafkan mama ya sayang. Mungkin kalau mama mau maafin papamu semua ini ndak akan terjadi. Mama terlalu egois. Hanya berharap kepada kalian. Padahal kasih yang abadi ada didalam Yesus. Yang justru harus mama bagikan kepada kalian.” …… Kemudian tanpa disadari ternyata suaminya belum pergi dan masih berada didalam kamar. Kemudian Melvin berkata “Makasih sayang … akhirnya kamu ada hati untuk maafin aku.”

Mereka berdua merasakan perubahan hidup yang luar biasa. Mereka merasakan damai sejahtera. Bahkan, mereka menemukan kasih Yesus yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Semenjak saat itu, pemulihan keluarga sangat mereka rasakan. Kemudian keluarga mereka diteguhkan.

Leni : “Sebagai sebuah peneguhan kalau saya pernah aborsi 3X dan saya cuma punya punya anak 3 itu kan sepertinya seri ya … sama. Tapi Tuhan kasih 1 lagi gitu. Sekalipun kamu melakukan 3 dosa tapi aku memberikan kepadamu 4 anugerah. Itu peneguhan buat saya gitu. ”

Dan kini mereka dikaruniai 4 orang anak.

“ Bahkan seandainya karena kesalahan saya dimasa lalu saya berpikir ‘Tuhan seandainya Engku memberikan kepada kami anak cacat, itu memang wajar karena dosa kami di masa lalu’. Tetapi Tuhan itu baik, Dia memberikan 4 anak-anak itu yang luar biasa, cantik, ganteng dan pintar. Nah itu kan suatu hal yang berbanding terbalik dengan dosa yang saya lakukan.”,

—– Demikian ungkap Leni mengakhiri kesaksiannya dengan sukacita.

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139:13-14).

 

Salam semangat. Tetap mengasihi sesama manusia. Tuhan Yesus memberkati dan menguatkan kita semuanya. Amen.

Sumber : http://www.jawaban.com/

Leave a Comment