Saya suka merasa sakit hati karena dibully sama teman-teman kantor karena belum juga punya anak.
Bukan hanya dari kantor, tetapi tekanan juga muncul dari keluarga. Mereka suka tanya mana anaknya? Ayo cepat punya anak.
Padahal sebenarnya kita tahu punya anak itu bukan seperti membuat kue lalu langsung jadi.
Jadi pada saat itu saya sudah merasa capek, putus asa dan bilang ke Tuhan kalau saya sudah tidak mungkin punya anak. Bahkan saya mengikhlaskan jika suami saya menikahi wanita lain.
Jujur sebagai seorang wanita, saya merasa gagal. Sepertinya saya merasa gak pantas jadi seorang ibu.
Mengalami Pengentalan Darah
Alasan kenapa saya sulit punya anak kami ketahui setelah lima tahun menikah.
Setelah lima kami melakukan pemeriksaan ke lima dokter yang berbeda, kami akhirnya menemukan bahwa penyebab saya susah hamil adalah karena saya mengalami penyakit pengentalan darah.
Saat itu harapan untuk punya anak rasanya mustahil.
Tapi ada satu momen saat saya merasa sudah sangat hancur. Saya sudah berada dititik paling rendah dan saya merasa tidak punya anak itu adalah hal yang memalukan.
Di situlah saya menangis sejadi-jadinya ke Tuhan. Saya bahkan memohon kepada Tuhan setidaknya memberikan saya satu anak saja. Jadi saya bilang ke Tuhan, “Tuhan tolong kasih satu anak saja Tuhan.”
Jalani Pengobatan
Pada tahun 2015, saya mulai menjalani pengobatan pengentalan darah saya. Di waktu bersamaan, suami saya harus menjalani operasi karena mengalami kista ganglion.
Saat itu kami berkesempatan bertemu dengan seorang pendeta. Lalu kami sepakat untuk meminta didoakan supaya kami diberikan keturunan.
Pada saat itu jujur saya mengamini doa yang diucapkan oleh bapak pendeta. Walaupun saya tidak tahu apakah Tuhan akan mengabulkan doa kami atau tidak nantinya.
Enam bulan kemudian, suatu hari saya jatuh di kamar mandi. Saya sempat pingsan tapi saya kembali sadar. Setelah kejadian itu, saya langsung minta ke suami saya untuk di-test pack.
Itu adalah kabar yang mengejutkan saya dan suami. Ternyata hasil test pack menyatakan saya positif.
Ketika doaku dijawab oleh Tuhan, aku merasa Tuhan itu lebih dari orangtua saya. Pada saat saya merasa dipermalukan karena belum punya anak, saya hanya bisa mengadu ke Tuhan.
Tuhan tidak pernah menuduh saya. Dia tidak pernah bilang ke saya, “Ini salah kamu.”
Melalui keluarga saya, kami melihat kuasa Tuhan terjadi. Tidak ada alasan buat kami untuk meragukan kuasa-Nya.
Sumber : Jawaban.com
Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.
Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu. Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.