Kecewa. Itulah yang saya rasakan ketika tidak bisa berjuang untuk mencapai cita-cita saya karena kondisi ekonomi keluarga. Saya ingin menjadi seorang dokter, namun karena persaingan yang ketat dan ekonomi keluarga yang kurang mendukung, membuat saya harus beralih ke jurusan ahli gizi. Hari-hari saya lalui dengan lesu. Tak ada semangat dalam menjalani perkuliahan karena ahli gizi bukanlah bidang yang saya minati. Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk berhenti kuliah di jurusan ahli gizi.
Kedua orang tua saya jelas bersedih karena keputusan saya. Sebagai anak sulung, mereka memiliki harapan yang besar terhadap saya untuk lulus dengan gelar sarjana. Tapi apa boleh buat, saya benar-benar tidak bisa melanjutkan perkuliahan saya di jurusan ahli gizi.
Selama beberapa bulan, saya merasa putus ada karena benar-benar menginginkan kuliah di bidang kedokteran. Saya berharap dapat menyelamatkan banyak orang apabila sudah menjadi dokter nanti. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari tahu tentang beasiswa kuliah kedokteran dan menemukan website yang menyediakan beasiswa tersebut.
Saya memberi tahu perihal ini kepada orang tua saya bahwa saya ingin mendaftarkan diri untuk beasiswa tersebut dan kuliah kedokteran di China. Jelas saja orang tua saya tidak merelakan anak sulungnya merantau ke negara asing. Namun mereka melihat tekad dan kesungguhan saya hingga akhirnya mereka mengizinkan saya untuk berkuliah di China.
Setelah menjalani pembekalan selama lima bulan, saya meninggalkan Indonesia dan resmi menjadi mahasiswa kedokteran di salah satu universitas di China.
Pada akhir tahun 2019 lalu, covid-19 melanda Wuhan, China. Sampai pada tahun 2020 awal, situasi semakin parah dan memasuki sektor pendidikan. Akibatnya, perkuliahan harus dihentikan dan seluruh masyarakat diminta untuk berdiam diri di rumah demi mencegah penyebaran. Hari-hari berlalu dan saya menjadi semakin panik. Situasi semakin mencekam, dan saya hampir kehabisan makanan.
Januari 2020, akhirnya pemerintah Indonesia memberikan pengumuman melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bahwa mahasiswa Indonesia yang berada di China dapat kembali ke tanah air dan pemerintah akan menanggung segala akomodasi yang diperlukan. Saya bersama dengan 18 teman-teman saya yang lain memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Perkuliahan dilanjutkan secara online karena pemerintah China belum mengizinkan kami kembali ke sana.
Untuk mendapatkan gelar dokter, kami harus melalui program profesi atau biasa disebut KOAS. Karena tidak bisa kembali ke China, kami pun mencari tempat praktek KOAS di Indonesia. Proses menemukan tempat KOAS terasa sulit karena kami bukan mahasiswa Indonesia. Terlebih lagi pihak rumah sakit meminta surat pengantar dari KBRI dan kampus. Sayangnya, sistem birokrasi di Indonesia cukup rumit sehingga pihak kampus berat hati untuk membantu kami.
Rasanya tantangan semakin besar dan membuat saya ingin menyerah. Padahal tinggal selangkah lagi sampai saya bisa mendapatkan gelar dokter.
Di waktu luang, saat saya menyaksikan youtube, tanpa sengaja saya melihat tayangan Superyouth. Saya menyaksikan salah satu kesaksian seorang penyanyi dan saya merasa sangat diberkati oleh kesaksiannya. Saya merasa membutuhkan dukungan doa di tengah keputusasaan ini, dan saya coba untuk menghubungi Sahabat 24.
Saya sangat terkejut karena setelah didoakan, pihak kampus mengirimkan surat pengantar kepada dan tak berselang lama, salah satu rumah sakit di Solo menghubungi saya dan menerima saya untuk melakukan KOAS di tempatnya. Saya percaya bahwa semua ini terjadi karena kuasa Tuhan. Dia membukakan pintu-pintu yang tertutup untuk saya.
Saya juga sangat berterimakasih kepada Sahabat 24 yang sangat responsif saat saya menghubunginya. Padahal sebelumnya saya juga telah menghubungi beberapa pendeta untuk didoakan, namun hanya Sahabat 24 yang merespon dan mendoakan saya kala itu.
Saat kalimat dari tim Sahabat 24 yang sangat saya ingat dan menguatkan saya adalah, “Percaya dan terus berdoa serta imani bahwa Tuhan pasti akan menolong.”
Saya mengimani perkataan itu dan harapan muncul dari dalam diri. Saya membagikan hal ini kepada teman-teman saya dan kami semua merasa sangat diberkati dan dikuatkan.
Saat ini, saya dan teman-teman saya tengah menunggu waktu praktek KOAS kami. Tolong doakan kami ajar KOAS kami dapat berjalan dengan lancar dan kami dapat ke China untuk menyelesaikan perkuliahan kami.
Sumber : Jawaban.com
Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.
Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.