Ambil dan Bacalah – Pertemuan St Agustinus dengan Kuasa Tuhan

Kita mengenal Aurelius Augustinus dari Hippo sebagai Santo Augustinus atau orang kudus Augustinus. Tetapi sebelum Augustinus bertemu dengan Tuhan, ia adalah seorang yang hidup jauh dari kekudusan. Walaupun ibunya seorang yang sangat saleh dan senantiasa mendoakannya tetapi sejak umur 17 tahun Augustinus sudah hidup bersama seorang wanita yang tidak pernah dinikahinya. Mereka tinggal bersama selama 13 tahun dan mempunyai seorang anak hasil dari hubungan mereka.

Augustinus pada waktu itu adalah seorang kafir yang mempunyai masa depan yang cerah di arena politik. Tetapi mentornya, Simplician adalah seorang yang percaya pada Tuhan dan lewat bimbingannya, Augustinus mulai mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan.

Semakin ia mengenal kekristenan semakin kuat pergumulan di dalam kehidupannya. Hambatan terbesar yang harus ia hadapi adalah persoalan hatinya. Walaupun pada akhirnya ia tiba di tahap di mana ia tahu ia harus menundukkan diri kepada Kristus tetapi ia tidak dapat melakukannya jika itu berarti ia harus memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Ia menyadari bahwa hatinya begitu dikuasai oleh keinginan dan nafsu.

Suatu hari pergumulan batinnya begitu berat lalu ia keluar berjalan-jalan di taman rumahnya. Kehendaknya sedang berperang sengit dengan dagingnya. Ia menghendaki untuk mengalahkan keinginannya tetapi tubuhnya tidak menerima perintah dari kehendaknya.

Dari balik tembok pagar rumahnya ia mendengar suara yang berkata, “Ambil dan bacalah, ambil  dan bacalah!” Pada awalnya ia pikir itu adalah suara anak kecil bermain. Tetapi suara hatinya membisikkan bahwa itu adalah dari Tuhan.

Augustinus lalu mengambil Alkitab yang memang ada di dekatnya dan membukanya dan ayat yang terbuka di depannya adalah Roma 13:13-14,  ayat yang tepat mengena pada situasinya pada waktu itu. “Janganlah hidup dengan bermabuk-mabukan, dalam percabulan dan hawa nafsu, perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Yesus Kristus dan janganlah menuruti tabiat yang bersifat daging untuk memuaskan keinginannya.” Dalam kata-katanya sendiri, Augustinus menulis, “Di saat aku mengakhiri ayat itu, terang membanjiri hati-ku dengan keyakinan, dan setiap bayangan keraguan lenyap.”

Augustinus sudah bertemu dengan Tuhan. Pertemuan yang ditandai oleh pelepasan dari belenggu nafsu yang merantainya selamanya belasan tahun. Augustinus dalam tulisannya di “Confession” mengakui bahwa perjalanan menuju kemerdekaan bermula di saat ia memutuskan di tingkat kehendak untuk lepas dari kehidupannya yang dibawah belenggu dosa itu. Ia menghendaki untuk selesai dengan dosa tetapi ia tidak dapat melakukannya dengan kekuatannya sendiri tidak kira berapa keras ia mencobanya.

Tetapi Tuhan yang melihat akhirnya meresponi kesungguhan hatinya dan dalam pertemuan sekilas itu Augustinus dibebaskan selama-lamanya. Pertemuan itulah yang membuat kita mengenal Aurelius Augustinus dari Hippo sebagai Santo Augustinus sekarang ini.

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment