Bambang Setyo: Gagal Menikah, Aku Masuk Rumah Sakit Jiwa

Aku berasal dari keluarga yang perekenomiannya jauh dari kata mampu. Demi bisa sekolah, aku menjual kudapan, gorengan yang dibuat oleh ibuku. Hari-hari, aku berkeliling kampung agar bisa mendapatkan uang.

Seringkali aku dipandang sebelah mata. Apa yang aku lakukan selalu diremahkan orang lain. Itu semua akhirnya membuat aku bertekad untuk menempuh perguruan tinggi. Dengan satu harapan, kehidupan yang aku impikan bisa aku wujudkan dengan titel yang kupunya.

Mimpi itu yang membuat aku bersemangat untuk bekerja. Rupiah demi rupiah aku kumpulkan. Meski pun begitu, perlakuan yang aku terima sebagai anak sangatlah menyedihkan.

Hidup di rumah dengan banyak orang tidaklah menyenangkan. Ayahku mempunyai istri sebanyak 39 orang. Ibuku dan aku tinggal bersama dengan ibu tiri dan saudara-saudara tiriku.

Perlakuan yang aku terima justru jauh dari kata adil. Seringkali aku harus diminta mengalah dengan saudara-saudara tiriku. Mereka tega membiarkan aku makan hanya dengan nasi sementara adik-adikku memakan nasi dengan lauk-pauk. Bahkan, karena tahu aku bekerja, ibu tiriku suka meminjamkan uang kepadaku dengan paksaan.

Tidak kuat dengan segala yang aku terima di rumah akhirnya aku kabur di rumah dan tinggal di jalan. Aku menjadi anak jalanan dan bergabung dengan orang-orang nakal yang ada di sana. Aku adalah bagian dari mereka.

Beranjak dewasa, pekerjaanku bukan hanya membantu kejahatan mencopet, tetapi aku terlibat dalam transaksi penjualan narkoba. Berawal dari membeli barang-barang tersebut, akhirnya sang bandar mempercayakanku untuk menjadi kurirnya.

Dari hasil kerjaan menjual narkoba akhirnya perlahan demi perlahan, perekonomianku meningkat. Aku akhirnya menjadi orang mapan. Kondisi itu membuat aku jadi lupa dengan orang-orang terdekatku – ibu, ayah, dan bahkan keluargaku.

Punya uang banyak, kepercayaan diriku pun meningkat. Sampai suatu waktu, dari awalnya membantu membawa kendaraan perempuan tersebut ke bengkel, akhirnya kisah kami berlanjut. Angan-anganku melayang tinggi. Harapanku besar untuk membawanya menjadi istriku.

Namun, apa daya. Berjalan waktu. Ketika aku mengungkapkan niatku untuk meminang, ternyata perempuan tersebut menolak karena orangtuanya tidak menyetujui hubungan kami.

Bagai disambar petir, ketika aku mendengar jawaban dari perempuan tersebut. Aku menjadi depresi berat. Aku minum minuman keras ditambah minuman bersoda dan obat-obatan. Aku mengurung diriku. Sampai satu titik, kondisiku akhirnya tidak sadarkan diri.  

Mengetahui keadaanku, sejumlah tetangga membawaku ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyarankanku dirawat di bangsal 13. Karena tidak tahu apa itu bangsal 13, aku menyetujui dirawat di sana.

Betapa kagetnya ketika masuk ke bangsal 13 karena ternyata itu adalah tempat perawatan orang-orang yang terganggu jiwanya. Setiap hari, aku mendengar keributan dari mereka. Aku tidak bisa tidur karena kelakuan mereka. Aku tahu jika aku terus berada di sana, aku akan benar-benar menjadi orang gila.

Pada satu kesempatan untuk melarikan diri, aku berhasil melakukannya. Setelah berhasil kabur dari rumah sakit jiwa, aku ditawari bekerja sebagai security di salah satu tempat usaha biliar.

Setahun bekerja di sana, aku diajak seorang pelanggan di tempat biliar tersebut untuk bekerja di rumah tuannya. Tawaran itu tidak aku buang dengan percuma.

Pada hari yang ditentukan, aku dibawa oleh orang tersebut ke rumah tuannya. Dengan penuh kehangatan, sang tuan rumah dan istrinya menyambutku dan mereka menerimaku sebagai pekerjanya. Mereka memperlakukanku dengan begitu baik. Setelah aku mencari-cari mengapa mereka begitu baik, akhirnya aku mengetahui jawabannya bahwa di dalam diri mereka ada satu pribadi yang bernama Yesus.

Aku pun mulai menggali, mencari tahu tentang siapa itu Yesus. Dari pencarian yang aku lakukan, aku mengetahui bahwa Ia adalah Pribadi yang telah mati bagiku agar aku menjadi orang yang seperti yang dirancangkan-Nya, orang yang berharga dan mulia.

Setelah mengetahui siapakah Yesus tersebut, aku akhirnya memutuskan menerima-Nya secara pribadi sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Sejak hari itu, aku tidak pernah lagi merokok, minum obat-obatan keras, masalah-masalah kriminal, mabuk, dan main perempuan. Bukan itu saja, aku pun telah berkomitmen kepada Tuhan untuk melayani Dia dengan melayani generasi anak-anak yang ada di gereja dimana aku saat ini bertumbuh. Aku mau membawa mereka jadi orang-orang yang seperti Tuhan mau. Apabila diizinkan, aku dan istriku akan mendirikan taman belajar bagi anak-anak di desa.

Jika saat ini Tuhan ada di depanku saat ini, aku mau mengucapkan ini kepada-Nya: “Terima kasih, Engkau sudah hadir di dalam hidupku, Engkau sudah mengubah kehidupanku dan Engkau telah mengizinkanku menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih untuk penerimaan-Mu. Terima kasih.”    

Sumber : Bambang Setyo

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

 https://www.jawaban.com

Leave a Comment