Beta Laskar Kristus

Para remaja dapat mendengar bahwa teriakan-teriakan dan nyanyian-nyanyian makin lama makin mendekat. Seorang remaja yang lebih tua melihat dengan gugup kepada kawannya. “Orang-orang itu segera datang. Sebaiknya kita menyembunyikan anak-anak,” katanya. Yang lain mengikuti apa yang dilakukannya, membantu anak-anak yang lebih kecil mencari tempat persembunyian di gedung-gedung sekitar. Kemudian mereka menyembunyikan diri.

Saat itu bulan Januari dan serombongan dari kebanyakan anak-anak dan remaja Kristen telah berkumpul untuk mengikuti perkemahan Alkitab di stasiun Kompleks Lapangan di Universitas Pattimura, Ambon. Saat perkemahan usai, mobil-mobil datang untuk membawa anak-anak yang tertawa-tawa dan bersukacita kembali ke rumah mereka. Namun, tidak ada cukup mobil untuk menampung mereka.

Mecky Sainyakit dan tiga orang pria Kristen lainnya telah pergi ke desa Wakal untuk mencoba menyewa transportasi tambahan untuk membawa yang lainnya pulang. Tetapi mereka belum juga kembali.

Apa yang tidak diketahui anak-anak yang sedang menanti tumpangan pulang adalah bahwa dalam perjalanan menuju desa, mereka diserang oleh segerombolan orang, yang menarik mereka keluar dari mobil mereka ke jalanan. Mecky dan salah seorang lainnya ditikam hingga mati, dan belakangan tubuh mereka dibakar oleh gerombolan orang tersebut. Dua orang lainnya berhasil lolos.

Tak lama kemudian, gerombolan itu sampai ke universitas. Mereka menemukan banyak dari para remaja dan memaksa mereka untuk keluar dari persembunyian.

Roy Pontoh dipaksa keluar dari tempat persembunyiannya dan dipaksa berdiri di hadapan gerombolan itu.

“Sangkal Yesusmu, atau kami akan membunuhmu!” ancam mereka.

Roy sangat ketakutan. Walau gemetaran, ia menjawab, “Beta laskar Kristus!”

Mendengar jawabannya, salah satu dari penyerang itu mengayunkan pedang ke perutnya. Pedang itu mengenai Alkitab yang Roy pegang dan robek sampai ke dalamnya. Alkitab itu pun terlepas dari tangan Roy. Ayunan berikutnya dari pria itu merobek dan membuka perut Roy. Kata terakhir yang diucapkan Roy adalah: “Yesus”.

Gerombolan itu menyeret tubuh Roy ke luar dan melemparkannya ke dalam selokan. Empat hari kemudian, keluarganya menemukannya. Meskipun diliputi kesedihan yang mendalam, orang tua Roy berdiri dengan bangga terhadap putra mereka yang berdiri kokoh dalam imannya hingga akhir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: sabda.org

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment