Bong Chandra

Bong Chandra, pemuda usia 24 tahun ini dikenal sebagai “Motivator Termuda di Asia”. Ia berhasil menjadi seorang milyader di usia yang sangat muda, tentu saja hal tersebut membuatnya menjadi idola banyak orang. Namun siapa sangka bahwa perjalanannya menuju kesuksesan ternyata penuh liku. Berikut adalah wawancara tim Solusi Life dengan Bong Chandra.
Bagaimana sih ceritanya hingga Anda bisa sukses seperti sekarang ini?

Saya dibesarkan di keluarga yang biasa saja. Orangtua saya seorang pengusaha. Namun saya dibesarkan dalam keadaan penuh kelemahan. Dalam artian yang pertama adalah kelemahan fisik. Waktu saya lahir, saya terkena penyakit flek paru-paru. Jadi waktu kecil saya suka kejang. Akhirnya hal itu membuat tubuh saya sangat kurus, dan hal tersebut membuat saya tidak percaya diri dan kuper.
Hingga pada tahun 1998, pada saat saya kelas 6 SD Indonesia mengalami krisis ekonomi dan kerusuhan. Salah satu yang kena adalah pabrik papa saya. Papa saya bankrupt, sehingga mulai dari kelas 6 SD sampai 2 SMA saya hidup sangat kekurangan.

Saya juga melihat bagaimana ayah saya dari punya pabrik, kerja dengan mesin, kebetulan pabrik kue, jadi buat adonan kue sendiri. Bagaimana keringatnya, bagaimana beliau masuk ke pasar-pasar basah, panas, pada hal usia beliau sudah 50 tahun lebih saat itu.

Saya seringkali juga hanya makan seadanya, dan juga hutang sana dan hutang sini. Bahkan seringkali kalau saya terima telephone di rumah diminta bilang papi ngga ada, mami ngga ada. Karena yang telephone adalah penagih hutang. Listrik dan telephone kami juga sering di putus.

Masa-masa paling pahit bagi saya adalah saat kami sekeluarga harus mengumpulkan uang-uang receh yang ada di sudut-sudut jendela, pojok-pojok lemari. Uang receh bisa buat apa sih? Tapi saking berharganya uang-uang receh itu bisa kami buat bayar listrik atau telephone.

Bagaimana dengan prestasi di sekolah?
Saya tidak punya prestasi sama sekali di sekolah . Seringkali saya hanya fotokopi buku pelajaran karena tidak mampu beli buku baru. Saya hampir tidak naik kelas waktu SMA kelas 2 semester pertama. Raport saya merah 11 pelajaran dari 13 mata pelajaran. Saya menangis, saya sedih sekali. Itu adalah titik paling rendah dalam hidup saya.
Ternyata Bong Chandra pun pernah merasa iri…
Wajar, namanya juga anak muda waktunya aktualisasi diri. Mereka bisa punya handphone baru, saya ngga bisa. Mereka bisa pergi sama keluarganya, saya ngga bisa.
Saat itu ada teman saya yang ngga ada jemu-jemunya menjenguk saya, bukan karena saya sakit, tapi untuk mengajak saya ke gereja. Waktu itu ngga tahu kenapa saya merasa ini saat yang tepat. Akhirnya saya putuskan untuk ke gereja. Di sana saya sadar bahwa selama ini saya masih mengandalkan kekuatan saya sendiri.
Kadang saya bertanya, untuk apa sih Tuhan ciptakan kesulitan. Kenapa Tuhan ciptakan masa-masadown. Akhirnya saya menemukan (jawabannya), ternyata kalau tidak ada masa-masa sulit, tidak ada masa down, manusia akan mengandalkan dirinya sendiri, itu yang saya yakini yang dulunya saya belum yakin.
Ketika mengalami masa sulit, manusia sudah tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri, tidak bisa mengandalkan orangtuanya, orang lain, maka manusia mulai mencari satu pribadi, itulah yang saya alami.
Bong menemukan satu pribadi itu dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Mulai saat itulah paradigmanya mulai berubah.
Kita manusia ini bukan apa-apa, dalam artian kita ini bisa hidup karena anugrah. Kita bisa sehat, bisa makan karena anugrah. Jadi jangan lagi mengandalkan manusia. Jangan lagi percaya sepenuhnya sama manusia. Tapi andalkan dan percayakan sepenuhnya sama Tuhan.
Sekali lagi hidup ini seperti permainan catur. Tuhan baru bisa majukan pionnya kalau kita majukan pionnya. Karena kalau kita majukan pion, satunya hanya diam kan tidak bisa. Jadi kita berharap sepenuhnya pada Tuhan, tapi kita harus berusaha jadi yang terbaik. Jadi dua keseimbangan ini yang menjadi paradigma yang baru ketika saya mengenal Kristus.
Perlahan Bong mulai bangkit..
Yang membuat saya bangkit adalah orang-orang yang saya cintai. Yaitu orang tua saya, adik, pasangan saya dan lain sebagainya. Jadi yang membuat saya bangkit adalah alasan yang kuat, karena saya percaya motivasi terbesar bukanlah ketika kita berjuang untuk diri kita sendiri tapi berjuang untuk orang lain. Saya berkomitmen untuk tidak egois lagi. Dalam arti, saya siap bayar harganya. Dulunya saya nyaman, diam di rumah. Kemudian sudah uangnya terbatas, malah habiskan uangnya ke warnet. Main game, sama teman-teman main basket. Saya bilang, mulai hari ini saya tidak mau egois berpikir untuk diri saya, dan saya mau bangkit, bukan untuk saya tapi untuk mereka.
Demi keluarganya Bong rela bekerja keras..
Saya pernah gonta-ganti pekerjaan, dari pertama serabutan. Saya jualan baju, saya jual parfum, apapun yang bisa saya jual. Saya punya prinsip, lebih baik susah sekarang.
Dan saya bersyukur, karena keluarga kami bankrut dan kami punya keterbatasan, jadi keluarga kami sangat dekat. Yang kedua adalah saya bersyukur, karena hidup saya dari kecil sudah sulit, saya jadi anak yang tidak manja.
Jadi saya balik, dari awalnya saya iri sama teman-teman saya, teman-teman saya harus iri sama saya. Karena apa? Karena mereka tidak mengalami kesulitan yang saya rasakan. Karena mereka tidak mengalami kesulitan, mereka tidak tumbuh sekeras saya. Saya percaya ketika kita tumbuh dalam lingkungan yang keras, maka Tuhan akan menjadikan kita lebih keras.
Kerasnya tekad Bong itulah yang membuat ia tidak pernah menyerah. Berbagai bisnis seperti MLM dan event organizer ia jalani. Untung dan rugi juga silih berganti. Namun ia tidak pernah putus asa.
Luar biasanya, setiap saya jatuh Tuhan angkat saya lebih tinggi. Jadi setiap kali saya jatuh, mentalnya bukannya sama atau lebih rendah, tapi lebih tinggi. Ketika saya pernah jatuh, ternyata Tuhan mempertemukan saya dengan bisnis property.
Di bisnis property inilah Bong Chandra berhasil mencapai kesuksesannya. Ia berhasil menjadi milyader di usia muda dan berhasil mewujudkan impian orangtuanya untuk ke luar negeri. Saat dipuncak keberhasilannya, ia ingin orang lain berhasil juga. Karena itulah ia menjadi seorang motivator. Apa yang menjadi kepuasan Bong saat ia menjadi motivator?
Paling puas adalah saat saya mendapatkan email, atau mendapat mention di twitter saya yang mengatakan hidupnya berubah, mereka jadi memiliki semangat lagi. Pernah saya mendapat email dari orang yang dulu katanya pernah dibilang hampir gila sama orang-orang, dan akhirnya mereka bisa temukan jati diri yang baru. Ada yang pernah hampir bunuh diri, saya bisa bantu mereka. Itulah salah satu yang membuat saya senang memberi motivasi.
Apa arti kesuksesan bagi Bong Chandra?
Buat saya sukses adalah saya bisa menjadi lebih baik dari yang kemarin, itulah yang pertama. Yang kedua, sukses adalah ketika kita bisa mengalahkan diri sendiri. Dalam artian, manusia itu Tuhan kasih potensi yang sangat luar biasa. Jika manusia itu tidak bisa melawan dirinya sendiri maka potensinya akan terhambat. Sukses adalah ketika kita bisa menggunakan talenta yang Tuhan kasih, kita develop sehingga kita bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Dimana peran Tuhan dalam kesuksesan Bong Chandra?
Peran Tuhan Yesus sangat-sangat besar. Terutama dalam filosofi-filosofi hidup saya dalam membangun bisnis. Sebagai contoh, dalam Alkitab ada yang mengatakan barang siapa yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. Saya pegang firman Tuhan itu, dan saya lakukan. Dalam artian, ternyata apa yang kita tabur walaupun itu susah, tenang saja, hanya waktu yang akan menentukan segala sesuatunya akan indah pada waktunya. Yang kedua juga, apa yang Tuhan bilang: siapa yang mau lebih tinggi, dia harus mau menjadi yang lebih melayani. Dari situ saya belajar harus senyum kepada orang-orang siapapun itu. Dari situ saya bisa belajar rendah hati.

Prinsip-prinsip apa yang dijalankan Bong Chandra dalam bisnisnya?
Yang pertama adalah prinsip kebenaran, dalam arti kita tidak boleh kompromi. Yang kedua adalah kerjasama.
Apa pesan Bong Chandra untuk hadapi tahun 2012?
Saya percaya bahwa di dalam Tuhan kita bukanlah manusia yang lama tapi manusia yang baru. Jadi saya percaya di dalam Tuhan setiap hari adalah tahun yang baru. Untuk tahun yang baru selalu ada masalah yang baru. Tahun yang baru selalu ada berkat yang baru. Pelajari, evaluasi apa yang sudah terjadi di tahun 2011. Jangan jadikan suatu kegagalan sebagai akar pahit, jadikan kegagalan sebagai kuliah. Ketika saya ingat uang kuliah yang saya bayar begitu besar, maka saya tidak mau menyia-nyiakan ketika masuk ke tahun yang baru. Demikian juga dengan Anda. Terima kasih, sukses untuk Anda semua, God bless you all.

 

Sumber: http://ajaran-kristen.blogspot.co.id/

Leave a Comment