Seorang teman bercerita tentang anak didiknya. Berprofesi sebagai seorang guru membuat teman saya ini punya segudang cerita untuk dibagikan. Biasanya, ceritanya akan dimulai dari anak didik, orang tua, kemudian ke teman satu profesinya.
Ceritanya kali ini adalah tentang kekagumannya akan kegigihan seorang anak muridnya. Satu anak ini sangat sering mendapatkan remidi (ulangan tambahan untuk mengejar nilai anak didik yang berada di bawah standar). Bukan hanya di kelasnya, anak didiknya ini juga sering mendapatkan remidi pada mata pelajaran lainnya.
Kebanyakan dari anak didiknya yang mendapatkan remidi bukan karena kemampuan akademisnya yang terbatas, melainkan kemauan belajar mereka yang payah. Tetapi berbeda dengan anak ini. Kemampuannya untuk belajar memang sangat terbatas. Ia tidak bisa menyerap pelajaran seperti teman-temannya.
Karena ia sering mendapatkan remedial, satu hal yang selalu teman saya minta darinya adalah untuk terus menerus belajar. Lagi dan lagi. Teman saya bahkan tidak keberatan untuk meluangkan waktu sepulang sekolah untuk mengulang kembali pelajaran yang diterima oleh anak ini.
Anak ini taat. Sampai suatu ketika ulangan diadakan, ia mendapatkan nilai di atas standar. Teman saya tertegun saat melihat mata anak ini yang membesar karena gembira. Anak ini akhirnya bisa menyelesaikan ulangan tanpa harus melakukan remidi.
Kisah teman saya ini mengingatkan pada satu peribahasa sunda yang berbunyi, “cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok.” Peribahasa yang bermakna kalau usaha yang dilakukan secara terus menerus pasti akan membuahkan hasil yang baik di kemudian hari. Tetesan air melubangi batu bukan karena kekuatannya, melainkan karena ada air yang menetes terus menerus.
Roma 5:3-4, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”
Sebagai anak Tuhan, ketika kita sudah menjalani panggilan Tuhan dengan mencurahkan yang terbaik, maka tidak akan ada yang namanya sia-sia. Jadilah pribadi yang kuat dan tangguh. Sebab kita sudah belajar kalau usaha sekecil apa pun, jika dilakukan terus menerus, maka hasilnya bisa melubangi batu sekeras apa pun.
Banyak diantara kita yang sudah menyerah sebelum benar-benar menemukan hasil nyata dari usahanya. Kita sudah enggan menelusuri lebih jauh atau mencoba lagi hal-hal yang sebenarnya bisa membuat perbedaan besar dalam hidup ini.
Kalau ada di antara kita yang mengalami hal ini, teruslah mencoba dan jangan pernah menyerah. Ulangi terus hal tersebut sampai kita mahir dalamnya. Tidak akan ada hasil kalau kita tidak mau berusaha. Tidak ada hasil yang baik tanpa usaha yang sepadan.
Roma 5:5, “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”
Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.
Sumber : jawaban.com