CINTA TAK TERBELI

Malam ini saya tidur berdua dengan seseorang yang sangat istimewa. Seseorang yang kemarin baru saja bertambah usianya. Ada keletihan yang berusaha ia sembunyikan di balik kerut wajahnya. Ada pula harapan-harapan yang menanti di setiap sudut matanya. Dia adalah Ibuku. Wanita yang hatinya melebihi luasnya samudera hingga kesabarannya tak pernah temui ujung.

Perjuangan Ibu selama ini tak akan pernah bisa terulang kembali dalam hidupku. Ibuku tak ingin anaknya –aku, mengalami hal yang sama seperti dirinya. Ia begitu berharap agar aku memiliki kehidupan yang seribu kali lebih baik darinya. Itulah harapan yang selalu ia naikkan dalam doa-doanya.

Aku dilahirkan dalam keluarga yang sederhana namun kaya akan cinta. Aku sama sekali tak melihat Ayah mengeluh, juga Ibu. Dulu sewaktu masih kecil, aku tak pernah dikenalkan pada rasa susah. Meskipun Ibu hanya menyuapiku dengan nasi kerupuk, itu sudah lebih dari nikmat bagiku. Ayahku juga tak pernah gengsi mengayuh sepeda angin, padahal para tetangga memiliki motor. “Yang penting anak-anak saya bisa sekolah,” itu salah satu kalimat Ayah yang pernah kudengar.

Ibu tahu bahwa aku sangat suka belajar, sampai pada akhirnya aku diizinkan untuk mengikuti les. Aku sempat menanyakan mengapa dua cincin yang biasa melingkari jemari Ibu tak dipakai lagi. Rupanya, cincin itu Ibu jual untuk membayar uang sekolah dan lesku. Aku baru mengetahuinya setelah lulus sekolah. Ibu hanya tak ingin konsentrasiku terbelah karena biaya.

Suatu malam, aku terpaksa keluar kamar tidur karena harus ke kamar mandi. Aku melewati kamar Ibu. Kulihat Ibu menangis. Pada saat itu aku menyadari betapa banyaknya beban yang harus Ibu tanggung selama ini untuk biaya sekolahku dan adikku.

Satu hal yang aku banggakan dari Ibu adalah dalam kesusahan, cintanya tak pernah berkurang. Cinta Ibu merupakan cinta yang tak akan pernah bisa terbeli. Cinta Ibu juga tak akan pernah bisa ditukar dengan banyaknya harta di dunia ini. Tanpa Ibu, aku tak akan pernah ada. Tanpa cinta Ibu, aku tak akan pernah menjadi pribadi seperti sekarang ini.

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment