Disakiti Bapak Buatku Pengen Habisi Nyawanya – Parningotan Manullang

Namamu Parningotan Manullang. Sejak kecil, aku sudah tidak mendapat perhatian dari orangtua. Inilah yang membuatku tumbuh jadi anak nakal, seperti suka mencuri barang orang lain.

Suatu kali, aku kedapatan mencuri. Perbuatanku diketahui oleh bapak dan tanpa bertanya dia langsung menghajarku.

Sejak saat itu rasa benciku ke bapak makin bertambah. Bukan saja gak dapat kasih sayang atau perhatian tapi di mataku tindakannya tidak menunjukkan sebagaimana laiknya seorang ayah yang baik. Jadi aku mulai memendam kebencian di dalam hatiku dan berjanji suatu saat aku akan balas perbuatan bapak. Aku gak bisa diam seperti ini terus, aku harus ambil sikap untuk membalas kelakuan keras bapak.

Hajar Bapak

Suatu kali, ibu menyuruhku memanggil bapak yang kerjaannya setiap hari nongkrong minum dan mabuk di kedai tuak. Setiba di sana, bukannya disambut dengan baik, bapak malah membentakku dan menyuruhku pulang.

Kelakuan bapak benar-benar membuatku malu. Apalagi waktu itu dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk berat dan mulai marah-marah ke ibu. Aku yang mendengar keributan tak lagi sanggup menahan diri dan langsung menghajar bapak. 

Pukulan demi pukulan kulayangkan ke bapak tanpa henti. Aku bahkan berucap supaya bapak mati saja karena hanya bikin malu keluarga. Waktu itu, aku hanya berpikir kalau lebih baik gak punya bapak daripada punya bapak seperti dia.

Melarikan Diri

Kejadian itu membuatku harus meninggalkan rumah dan melarikan diri. 

Untuk sementara waktu aku tinggal di rumah paman. Pada akhirnya dia tahu kalau aku baru saja menghajar bapak dan kabur. Waktu itulah paman menasihati kalau aku gak seharusnya merancang niat jahat untuk membunuh bapak.

Paman sendiri mengingatkanku soal rasa hormat yang harusnya aku taruh kepada kedua orangtuaku, khususnya kepada bapak. Seperti yang diperintahkan Tuhan dalam titah ke-5 untuk selalu menghormati orangtua. 

Dia juga menasihati aku untuk kembali pulang dan minta maaf kepada bapak dan ibu. Waktu mendengar nasihat itu, aku pun merasa menyesal dan bersalah. Dalam pikiranku aku bertanya, “Apa Tuhan bisa mengampuniku sekalipun aku sudah jadi anak durhaka?”

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Leave a Comment