Kehilangan Suami Terpaksa Jadikanku Sebagai Pekerja Malam | Kesaksian Nurhayati Purba

Namaku Nurhayati Purba. Pada 9 Juni 1994 merupakan hari yang paling gelap buatku. Bukan karena mendung, tetapi tepat pada hari itu, aku kehilangan suamiku yang paling kukasihi. Di hadapan keempat anak kami, aku berusaha menjadi tegar dan berusaha menguatkan mereka. Tidak bisa terbendung rasanya tangisku yang tumpah menangisi kepergian suamiku tersebut. Aku tahu kalau aku harus kuat.

Belum saja melepas kedukaanku, aku harus berpikir tentang bagaimana bisa menghidupi diriku dan keempat anakku. Lewat santunan yang diberikan oleh tetangga dan kerabat dekat saat suamiku meninggal, aku membuka usaha warung kecil-kecilan.

Kepergian suamiku membuatku kehilangan arah. Aku merasakan ada kekosongan dalam diriku. Hal ini kemudian membuatku sering berkumpul bersama teman-teman untuk berjudi. Saat berjudi, aku bisa tidak pulang tiga hari dua malam.

Tanpa aku sadari, kebiasaan berjudi membuat uangku ludes. Hal ini membuatku harus berpikir berkali-kali tentang bagaimana bisa melanjutkan hidup bersama anak-anak. Apalagi, mereka juga membutuhkan dana untuk pendidikan. Di tengah lamunanku siang itu, seorang teman mendatangiku dan menawarkan sebuah pekerjaan. Jadi kasir, katanya. Karena sangat membutuhkan uang, tawaran itu langsung kusetujui.

Pekerjaanku adalah seorang kasir kafe malam. Kerlip lampu dan lelaki nakal bukan lagi jadi pemandangan yang aneh buatku. Aku akan pergi di sore hari dan pulang saat hari menjelang subuh. Aku melakukan hal ini semata-mata untuk menyambung kehidupan keluarga kami.

Tentu saja hal ini tidak luput dari perhatian tetangga. Mereka menjulukiku sebagai wanita malam, bahkan secara terang-terangan mereka saling menasihati untuk berhati-hati denganku agar suaminya tidak digoda olehku. Padahal, aku bekerja di sebuah kafe itu hanya sebagai seorang kasir yang tidak pernah mau menemani lelaki mana pun.

Pekerjaanku ini sampai pada teling anakku. Ia terpukul dan protes akan pekerjaanku ini. Tapi, apalagi yang bisa kuperbuat, pikirku. Hanya dengan pekerjaan malam inilah uang yang dihasilkan cukup untuk menghidupi biaya sehari-hari kami.

Saat aku duduk dan menjaga warung, seorang tetangga datang dan memberi nasihat untuk menjalani sebuah kehidupan yang benar. Saat itu juga aku menyadari kalau apa yang kulakukan ini, meskipun kunyatakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tidak membuat kehidupan keluarga kami bahagia.

Ia mengajakku untuk mengikuti sebuah persekutuan. Ada satu kerinduan dalam hatiku untuk datang kepada Tuhan. Dalam persekutuan tersebut, aku meyakinkan diri untuk menjalani kehidupan yang baru, hidup bersama dengan Kristus.

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: www.jawaban.com

Leave a Comment