Kekuatan Doa yang Menyembuhkan

Tiga tahun terakhir ini adalah masa-masa yang penuh dengan kerikil, sekaligus menyimpan banyak pelajaran berharga di dalam hidupku. Aku sadar bahwa aku bukanlah apa-apa di hadapan Tuhan. Hanya Tuhanlah yang dapat memberi jawaban-jawaban yang selalu kutanyakan sepanjang hidupku: “Apa tujuan hidupku?”

Pada 2004, aku memulai kehidupan baru sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Aku melewati tiga setengah tahun pertama dengan lancar, aku selalu memeroleh nilai yang memuaskan dan dapat menyelesaikan kuliah teori tepat waktu. Aku merencanakan untuk menyelesaikan kuliahku di pertengahan 2004. Awal 2004, aku mulai mengerjakan skripsiku. Awalnya semua berjalan dengan baik, namun kemudian aku mengalami depresi. Aku merasa hidupku hampa dan tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan hidupku. Aku kehilangan kemampuan intelektualku. Walaupun depresi itu tidak mengganggu secara keseluruhan, namun skripsiku menjadi terhambat. Aku tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi padaku karena selama ini aku selalu menjadi anak yang pandai dan baik di mata banyak orang, terutama keluargaku. Saat itu aku bingung dan tidak tahu harus mencari bantuan ke mana. Aku seperti orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup.

Aku bersyukur bahwa di saat-saat sulit aku masih memiliki teman yang bisa kuajak berbagi dan juga seorang kekasih yang selalu mendampingiku. Namun, yang terlebih penting adalah aku tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanku, bahkan Dia menggendongku pada saat terberat dalam hidupku. Tuhan ingin supaya aku hanya mengandalkan diri-Nya dan bukan kekuatanku sendiri.

Selama tiga tahun terakhir, aku berjuang untuk dapat menyelesaikan skripsiku. Sering kali, aku kembali terjatuh dalam kehampaan, namun tangan Tuhan terus menarikku dari jurang keterpurukan. Selama itu pula selalu ada rintangan yang harus kuatasi. Aku yakin bahwa semua itu terjadi untuk mendewasakan imanku.

Alasan utamaku menulis kesaksian ini adalah untuk membagikan kekuatan doa terutama di masa-masa yang paling sulit. Selama aku terpuruk, sulit bagiku untuk bisa memahami apa yang sedang terjadi, namun aku tidak pernah lelah untuk berdoa. Di dalam doa, kucurahkan semua yang kualami dan kurasakan di hadapan-Nya. Aku bisa menangis sepuasku tanpa ada yang menghakimiku. Hanya lewat doalah aku merasakan kasih Tuhan yang menghiburku dan menyembuhkan. Terkadang pada saat aku berdoa, aku mendapat jawaban akan masalahku, namun ada kalanya pula aku berat dan jenuh untuk berdoa. Aku tidak bisa memusatkan hatiku kepada Tuhan. Di saat-saat seperti itu, aku terus memaksakan diriku untuk berdoa dan membaca Kitab Suci. Aku juga berusaha untuk mengikuti retret. Doa mungkin tidak selalu menjawab apa yang kubutuhkan, tapi doa senantiasa menyembuhkan hatiku yang terluka. Lewat doa, aku dapat merasakan kehadiran Tuhan dan itulah yang terpenting. Doa membuatku percaya bahwa tiada yang mustahil bagi Tuhan.

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: http://sabda.org

Leave a Comment