Ketika Aku Menyadari Selama Ini Aku Telah Salah Berdoa

Oleh Wisud Yohana Sianturi, Sidikalang

Aku memiliki seekor anjing yang kuberi nama Putih, walaupun warna bulunya bukanlah putih. Sejak ia berumur 3 minggu dan terpisah dari induknya, aku telah merawatnya. Aku memberinya susu formula, mengganti tempat tidurnya, sampai terbangun tengah malam untuk memberinya minum susu. Aku begitu menyayangi Putih karena bagiku dia adalah seperti sahabatku sendiri.

Suatu hari, Putih sakit. Ia tidak mau makan dan juga muntah-muntah. Walaupun obat sudah kuberikan, tetapi tidak ada dampak apapun yang terjadi kepada Putih. Karena aku sangat menyayanginya, aku tidak mau jika Putih mati. Jadi aku berdoa memohon supaya Tuhan berkenan menyembuhkan Putih.

Kejadian ini berlangsung beberapa hari sebelum ulang tahunku. Dalam salah satu doaku, aku pernah memohon pada Tuhan supaya di usiaku yang bertambah, Tuhan membuat imanku makin kuat dan teguh. Aku ingin menjadi seorang yang dewasa di dalam iman. Tapi, ketika melihat keadaan Putih yang sakit tanpa ada tanda-tanda kesembuhan, aku merasa imanku pada Tuhan menjadi goyah. Aku berdoa, tetapi aku sendiri merasa ragu dengan doaku, aku tidak yakin dengan doa-doa yang kunaikkan pada Tuhan. Dengan dalih supaya Tuhan “makin berkenan”, aku sempat berjanji jika Putih sembuh maka aku akan menulis sebuah kesaksian.

Suatu ketika, saat aku hendak berdoa di gereja, aku melihat ayat Alkitab yang kupasang menjadi wallpaper di ponselku.

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Matius 21:22).

Ayat ini membuatku bertanya-tanya. Rasa-rasanya aku telah bersungguh-sungguh berdoa supaya Putih bisa sembuh. Tapi, mengapa tidak terjadi apapun? Bukankah di ayat tersebut dikatakan bahwa apapun yang kuminta dengan penuh percaya pasti akan dikabulkan?

Namun, Tuhan menegurku. Bukan Tuhan yang tidak menjawab doaku, tetapi aku menyadari bahwa aku telah berdoa dengan cara yang salah. Alih-alih berdoa memohon supaya kehendak Tuhan yang terjadi, aku malah memaksa Tuhan supaya Dia menuruti kehendakku sendiri dengan dalih supaya Putih bisa sembuh.

Tanpa kusadari, aku telah menjadikan Tuhan seperti seorang pembantu yang harus menuruti apa yang kukehendaki. Melalui teguran dari ayat di atas, aku sadar bahwa seharusnya aku berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan sungguh-sungguh akan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya, seperti Doa Bapa Kami yang berkata, “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10). Dan, kehendak-Nya itulah yang terbaik untukku, juga untuk Putih.

Aku belajar untuk mengakui bahwa apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik dan ketika Tuhan mengizinkan hal tersebut terjadi, bukan karena Tuhan tidak sanggup untuk melakukannya, tetapi Dia memiliki rencana yang lebih indah. Tuhan ingin supaya aku menyerahkan semuanya ke dalam tangan-Nya dan di dalam hatiku aku tetap mengakui bahwa apapun yang terjadi pada Putih, Tuhan tetap berlaku baik.

Setelah aku mengubah pemahamanku akan berdoa, aku pun tetap berusaha mengupayakan kesembuhan Putih sebisa mungkin. Aku memberinya obat, susu, dan air putih. Perlahan-lahan, aku melihat ada tanda-tanda kesembuhan! Putih sudah mau makan dan tepat sehari setelah ulang tahunku aku melihat kesehatan Putih mengalami peningkatan. Secara berangsur-angsur, akhirnya Putih pun bisa kembali sehat seperti sedia kala.

Jika dulu aku berdoa ingin menuliskan kesaksian ini hanya kalau Putih sembuh, sekarang aku mengubahnya sedikit. Aku menuliskan kesaksian ini bukan karena Tuhan menyembuhkan Putih, tetapi karena Tuhan memang baik. Tuhan telah mengajariku pemahaman yang benar tentang berdoa.

Jika seandainya waktu itu Tuhan menjawab doaku dengan Putih yang tidak jadi sembuh, aku percaya Tuhan tetap baik. Mungkin pada awalnya aku akan merasa kecewa, tapi seiring dengan perjalananku bersama-Nya, aku percaya bahwa Dia tidak akan membiarkanku tinggal berlama-lama dalam kekecewaanku. Tuhan selalu menyediakan sukacita jauh dari apa yang kupikirkan. Aku akan tetap berdoa kepada Tuhan, meminta supaya Dia mengajariku untuk mengerti dan selalu bersyukur atas kejadian apapun dalam hidupku.

Kiranya kesaksian sederhana ini boleh menjadi berkat untuk kita semua.

“Dan Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).

 

 

 

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.warungsatekamu.org

Leave a Comment