Kita Semua Keluarga

Baca: Filipi 4:20-23

4:20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.

4:21 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku.

4:22 Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.

4:23 Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu!

Ketika seorang gadis di gerejaku didiagnosis menderita kanker dan harus menjalani serangkaian operasi, ibunya berdiri di depan jemaat dengan menangis tersedu-sedu sembari tangannya memegang erat Alkitab.

Sebelum ia menceritakan tentang operasi yang dijalani putrinya dan memberi kesaksian atas kasih Allah yang tak pernah berkesudahan, ia mengucapkan terima kasih kepada tiap orang yang mengingat keluarganya dan berdoa untuk mereka.

Tiap kali aku mendengar orang memberikan kesaksian tentang bagaimana Allah menolong mereka melewati masa-masa sulit, aku menyadari satu hal: mereka selalu berterima kasih pada orang-orang yang ikut mendoakan mereka. Tapi, aku sering tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang penting.

Ketika akhirnya aku mengalami sendiri kesusahan dalam hidupku, aku baru bisa mengerti bagaimana rasanya ada saudara-saudara dalam Kristus yang mendoakan kita. Pada saat itu, kelompok remajaku menuliskan kalimat-kalimat penyemangat bagiku untuk meyakinkanku bahwa mereka membawaku dalam doa mereka.

Ada satu tulisan yang benar-benar menyentuhku, ditulis dengan tangan oleh temanku yang ada di luar negeri. Ia mengingatkanku untuk menaruh hatiku dan bersandar pada kasih dan kesetiaan Allah.

Saat itu aku menyadari bahwa tidak ada hal yang lebih menenangkan hati daripada mengetahui bahwa teman-temanku bersatu dalam hati dan pikiran denganmu, mendukungmu dan menyayangimu, dan bergumul dengan masalahmu bersamamu.

Itulah yang Paulus lakukan dalam kata-kata penutupnya pada jemaat Filipi. Ia memberanikan mereka untuk “menyampaikan salam pada tiap orang-orang kudus dalam Kristus” (ayat 21) dan menyampaikan salam pada umat lain. Selain Paulus, ada “saudara-saudara” lain yang bersamanya di Roma (ayat 22), termasuk didalamnya mereka yang di istana Kaisar, dan mungkin juga penjaga-penjaga yang mengawal Paulus di penjara yang sudah mempercayai Kristus.

Di sini, ia mengingatkan mereka bahwa mereka memiliki saudara-saudara “dalam Kristus” (ayat 20) bukan hanya di mana mereka berada, tetapi juga di belahan bumi lain—sebuah persekutuan yang orang-orangnya memiliki keterikatan yang sama, memiliki satu misi dalam penyebaran Injil, dan berdoa untuk mereka.

Meskipun jemaat Filipi secara geografis terpisah dari saudara seiman mereka, Paulus mengawali dan mengakhiri dengan mengingatkan akan adanya sekumpulan orang percaya lain, menunjukkan pada kita gambaran akan arti dari menjadi anggota tubuh Kristus. Ia memulai dengan mengucap syukur pada Allah karena mereka (Filipi 1:3-4), dan melanjutkannya dengan memberi nasihat tentang kesatuan (2:1-4), dan berterima kasih atas kepedulian mereka mengenai kondisi Paulus di penjara, juga kesehatan Epafroditus (2:25-30).

Semangat yang sama yang kita lihat dalam kitab Filipi adalah motivasi untuk kehidupan kita sekarang ini—bukan hanya tentang menyemangati orang lain dengan serentetan kata-kata indah, namun menuntun mereka pada kasih dan pekerjaan baik (2:1-4), berjalan dengan satu sama lain dalam tiap pencobaan yang mungkin kita alami (1:27-30), dan mengingatkan satu sama lain untuk memfokuskan diri pada hadiah utama (3:12-14).

Melalui kitab Filipi, kita juga melihat Paulus menyadarkan kita akan fakta bahwa kita dapat melewati semua ini bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena Tuhan sendiri yang memampukan kita untuk berdiri teguh di hadapan lawan dan masalah-masalah kita (4:1).

Pikirkan semua yang telah kamu baca di Filipi dan pertimbangkanlah hal-hal yang Paulus katakan pada jemaat Filipi yang sangat menyemangatimu. Bagaimana kamu dapat “menyampaikan salam” dan mendukung mereka yang telah memiliki ikatan persekutuan denganmu—baik dalam gerejamu, komunitas, maupun saudara-saudara seimanmu yang ada di belahan bumi yang lain?—Carol Lerh, Singapura

Handlettering oleh Febronia

Pertanyaan untuk direnungkan

1. Bagaimana teman-teman Kristenmu menyemangati dan mendukungmu? Cobalah menulis surat, e-mail atau chat untuk berterima kasih atas dorongan dan persahabatan mereka.

2. Pikirkanlah sesuatu yang dapat kamu lakukan untuk menyemangati saudara seimanmu dalam Kristus minggu ini.

3. Renungkanlah apa yang telah kamu pelajari tentang persekutuan dan berdiri teguh dalam Kristus dari kitab Filipi. Pelajaran apa saja yang dapat kamu elaborasikan dalam kehidupan sehar-hari?

Bagikan jawaban atas perenunganmu ini di kolom komentar. Kiranya jawaban sobat muda dapat menjadi inspirasi dan berkat bagi orang lain.

Tentang Penulis:

Carol Lerh, Singapura | Carol suka berpikir, salah satu hal yang selalu dia pikirkan adalah betapa lebar, dalam, dan luasnya kasih Allah yang tak terukur. Hal lain yang Carol suka lakukan adalah menulis.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment