Mansur Sang

Mansur Sang adalah seorang warga Iran yang melakukan perjalanan jauh dari Iran ke Israel sebagai seorang Baha’i. Namun dia akhirnya menjadi kecewa dengan agama. Tapi saat dia mendengar Injil, dia menerima Kristus sebagai Juruselamat. Setelah dia menjadi Kristen, dia menjadi seorang tukang cabut gigi. Saya mengenalnya saat saya masih kecil dan tinggal di Iran.

Dia menjadi tukang cabut gigi karena seorang misionaris memberinya sepasang gunting tang (forceps). Dia akan pergi dari satu kampung ke kampung yang lain menanyakan apakah ada orang yang sakit gigi dan mau giginya dicabut. Di Afghanistan, banyak tukang pangkas rambut dan juga melayani sebagai tukang cabut gigi, jadi tidak mengherankan ada tukang cabut gigi yang berkeliling di Iran.

Saat Mansur mencabut gigi di kampung, pasti banyak orang yang akan mengerumuninya. Itulah waktu yang ditunggu-tunggu oleh Mansur. Dia akan membuka Kitab Suci dan memberitakan Injil. Sebenarnya Mansur buta huruf, dia tidak bisa membaca maupun menulis satu kata pun. Tapi dia telah menghafal sebagian besar Kitab Suci. Dia memegang Kitab Suci dan membukanya agar orang tahu bahwa apa yang disampaikannya adalah dari Kitab suci.

Mansur Sang pernah ditangkap polisi karena memberitakan Injil di jalanan di Shiraz di selatan Iran. Saat mereka membawanya ke penjara, kepala penjara bertanya, “Mengapa kamu menangkap orang ini lagi? Dia lebih senang berada di penjara dibandingkan di luar. Dan di sini dia menjadikan semua orang percaya. Saya tidak mau dia di sini.” Namun mereka tetap memenjarakan dia.

Ketua kepolisian juga adalah seorang Baha’i. Saat dia mendengar tentang Mansur, dia memerintah agar Mansur dibawa ke kantornya. Mereka menyita tasnya yang berisi selebaran dan pamflet ayat-ayat Kitab Suci yang dibawa Mansur ke mana-mana.

Ketua kepolisian itu mengeluarkan pamflet itu dan bertanya, “Apa ini?”

Mansur menjawab, “Itu Khotbah di Bukit.”

“Berapa harganya?” tanya kepala kepolisian itu.

“Gratis, saya memberikan pada siapa saja yang mau membacanya”, jawab Mansur.

Kepala kepolisian itu ketawa. “Ini menunjukkan bahwa agama Anda ini tidak bernilai. Anda harus memberinya secara gratis!”

Dia langsung menunjuk kepada buku-bukunya yang ada di rak buku dan berkata, “Saya membayar harga yang mahal untuk buku-buku itu. Itu menunjukkan betapa agama saya lebih bernilai dari agama Anda.”

Seperti yang tertulis di Kitab Suci, Tuhan akan memberitahu kita apa yang harus kita katakan saat dianiaya.

Mansur menunjuk pada bola lampu yang bernyala dan bertanya, “Apakah Anda bayar untuk listrik ini?”

“Ya, kami senang membayar untuk mendapatkan aliran listrik ini.”

Lalu, Mansur Sang menunjuk pada matahari yang bersinar terik di luar. “Apakah Anda membayar untuk mendapatkan sinar matahari?”

“Tidak.”

Mansur lalu berkata, “Buku-buku Anda – seperti bola-bola lampu dan listrik – semua itu buatan manusia, dan hanya memberikan sedikit terang, tapi Anda harus membayar untuk semua itu. Kitab Suci adalah Firman Allah yang memiliki terang seperti matahari. Sama seperti matahari itu gratis, buku-buku ini juga gratis bagi mereka yang mau menerimanya.”

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment