Mantan Waria bertobat ikut Tuhan Yesus – Bresman alias Citra
“Walaupun kita cantik, persaingan kan banyak. Gimana orang melihat kita senang. Saya itu dulu memasang susuk di seluruh badan saya. Dari atas sampai kebawah, apapun saya lakukan. Saya merasakan itu manjur buat diri saya sendiri, karena setiap kita keluar, orang itu melihat kita seperti bidadari saja, disitulah saya memasang tarif paling minim 500rb, itupun kalo saya suka sama dia.” Sobat-sobatku semua yang dikasihi oleh Yesus Kristus, pada saat kita mendengar istilah waria, gay, dan lain sebagainya pada awalnya kita jangan berpikiran selalu buruk terhadap mereka. Hidup ini memang terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, akan tetapi setiap dari kita mempunyai hak yang sama untuk melakukan hal yang benar dihadapan Tuhan dan semua itu memerlukan proses.
Kisah Bresman (ex waria) alias Citra menemukan Kasih Sejati didalam Tuhan Yesus. Shallom, begini ceritanya :
Kesaksian Bresman (ex waria) alias Citra – Kisah Perjalanan Panjang, Berliku dan Terjal menjadi Pria Sejati – Menemukan Kasih yang luar biasa dari Tuhan Yesus Kristus. Amen for that.
Ini sebuah realita kehidupan waria di ibukota Jakarta. Senyum dan tawa terpancar di wajah mereka, namun dibalik itu tersimpan kepedihan dan penderitaan yang mereka alami.
Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yesaya 1:18).
Ini adalah seri kesaksian dengan penjelasan lengkap dan tidak banyak dikembangkan selama ini. Sangat diharapkan agar berpikir positif dalam membaca kesaksian ini, dalam nama Yesus.
Kesaksian Bresman …
Nama waria-nya Citra, cantik, seksi dan mempesona. Siapa yang menyangka dibalik wajah cantiknya, ia dilahirkan sebagai seorang pria yang bernama Bresman (Alias Citra – red). Ia seorang ratu waria dan miss waria yang populer dan diidolakan banyak kalangan.
Terlahir dengan nama Bresman, namun sejak kecil Bresman merasa adalah seperti seorang wanita yang terperangkap dalam tubuh seorang pria. Bersolek adalah hobi Bresman, namun hal ini sering membuat Bresman dimarahi. Bresman sering dipukuli oleh ibu-nya, namun ayahnya tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini membuat Bresman merasa sakit hati kepada kedua orangtua-nya.
Bresman [Citra] :
“Saya adalah mantan waria, ”
Stanley Ernest Tikoalu [Sahabat Bresman] :
“Saya mengenal Bresman sebagai seorang bintang panggung”
Yuli [Ketua waria Indonesia – sahabat Bresman] :
“Bresman terlihat cantik dikarenakan ada lesung pipit di pipinya. Langsing tinggi, rambutnya terurai panjang.”
Bagaimana seorang Bresman bisa menjadi Citra ?
Bresman [Citra] :
“Saat itu saya ketemu di jalanan tempat mejeng-mejengnya waria. Saya berhenti. Saya lihat mereka kok enak. Bisa berpenampilan seperti wanita seutuhnya. Nah disitu saya tertarik. ” …. “Waktu itu saya mendekati salah satu waria”
terjadi perbincangan :
Bresman [Citra] :
“Mbak … mbak kok bisa seperti wanita ya ?. Aku mau lho kayak mbak.”
Si Mbak :
“Kamu bisa kok menjadi seperti saya. Asalkan kamu mau ikut saya. mau nggak ?”
Kemudian mereka pergi.
Apa yang membuat seorang Bresman tertarik dengan dunia waria ? Kita lihat kilas masa kecil Bresman.
Bresman [Citra] :
“Saya dari kecil itu sudah merasa kok diri saya itu wanita. dirumah itu mereka lagi pada pergi semua dan saya mencoba-coba, begitu. Dikamar cari-cari pakaian perempuan, mencoba memakai lipstik. Juga pakai Alis. seperti itu”
Bresman kecil bertumbuh tanpa perhatian dari orang tua. Masa kecilnya akrab dengan wanita. Akhirnya membentuk rasa kewanitaan Bresman. Hingga suatu hari ada suatu peristiwa terjadi …
Breaman [Citra] :
“Waktu itu saya pernah dilecehkan seksual dengan seorang laki-laki . Pada saat itu saya ditarik ke kamarnya dia dan terjadi pelecehan seks terhadap saya. Dan pelecehan itu memang sering saya dapatkan sampai remaja, begitu.”
Bresman tidak pernah menyadari suatu peristiwa yang tidak pernah dia bayangkan akan terjadi.
Bresman [Citra] :
“Saya dibawa sama mbak itu ke kontrakannya. Trus saya dibuka dan dicium-cium. Karena saya butuh pada saat itu saya pengin dimodalin sama dia, ya saya juga tidak terlalu memberontak. Semua apa yang tidak pantas dilakukan ya kita lakukan, begitu.”
“Sebenarnya saya sangat kecewa banget gitu. Kok begini sih, yang awalnya saya anggap dia ‘mami-mami-an’ saya kok dia tega memperlakukan saya seperti itu.”
Kebencian itu perlahan menghilang, ketika keinginannya menjadi seorang waria terpenuhi. Setelah itu Bresman resmi menjadi Citra.
Bresman [Citra] :
“Didandani sama dia, dimodalin sama dia. Nah saya baru menemukan inilah jati diri saya yang sebenarnya. Kemudian saya dibawa mejeng di jalanan. Waktu itu di Jatinegara. Nah saya keluar tiap malam. Kalo ada yang lewat saya panggil. Saya adalah waria cantik pada waktu itu. Langganan atau tamu saya sudah banyak. Kalau kencan itu saya kadang-kadang dibawa ke hotel. ”
Citra akhirnya mengambil keputusan untuk lepas dari sang mami. Namun hal itu mengundang petaka baginya.
Citra [Bresman] : “Mami, Saya mau ngomong.”
Mami : “Kamu mau ngomong apa ?”
Citra [Bresman] : “Citra mau pindah mi, mau ngontrak sendiri.”
Mami : “Oh, kamu merasa udah mandiri, merasa udah bisa cari uang sendiri.”
Citra [Bresman] : “Bukan, bukan begitu mi. Citra mau mandiri aja mi.”
Mami : “Oh begitu, oh begitu …”
Bresman [Citra] :
“Dia [mami] tidak terima gitu. Saya dipukul sama dia. Ya, lu gak tahu diri, katanya. Dibantu, diurusin, sekarang udah pinter nyari duit, baru lu mau bertingkah laku. Saya digampar. saya dijambak sama dia. Tapi saya tidak melawan. ”
Mami : “Saya tidak mau lihat kamu lagi.”
Bresman [Citra] : “Saya diusir dari situ.”
Citra bersama temannya Yuli akhirnya mengikuti kehidupan waria jalanan yang keras dan kejam.
Yuli [Ketua waria Indonesia – Mantan atau masih aktif menjabat tidak tahu] :
“Setelah kita membuat transaksi kita malah tidak dibayar, ya terjadi ribut”
Bresman [Citra] :
“Hoy, mana bayarannya ?”
Pelanggan :
“Ngapain bayar kamu ? kamu dan saya kan sama.”
Bresman [Citra] :
“Hei, bencong juga lu mainin.”
Bresman [Citra] :
“Saya malah ditendang. Sampai saya terjatuh.”
…
“Selama saya hidup 5 tahun di jalanan, banyak kekesalan-kekesalan yang saya temukan. Baik dari preman-preman setempat disitu. Kalo gak ngajak dulu gak boleh mejeng disitu. Dia gak tahu apakah kita udah dapat duit malam itu apa belum ? Mau tidak mau kita harus kasih mereka, gitu kan.”
Yuli [Ketua waria Indonesia] :
“Mereka sudah mabuk dan mereka juga tidak punya uang begitu dan sengaja mau memeras kita juga.”
Bresman [Citra] :
“Kita dipaksa untuk melayani mereka. Kalau kita tidak mau kita diuber-uber, ditendang. Kita dilemparin. Kita seakan-akan dibudakin sama dia. Kadang kalo mereka tidak terlampiaskan seks mereka, kita itu dihajar lagi sama dia.”
Yuli [Ketua waria Indonesia] :
“Nanti kita kena AIDS / HIV, kita tidak ada pemikiran seperti itu, yang penting aku bisa mendapatkan uang sebanyak mungkin. ”
Kehidupan malam di jalanan yang penuh dengan kekerasan membuat Citra [Bresman – red] mulai berpikir. Ia mulai mengikuti berbagai perlombaan dengan harapan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.
Bresman [Citra] :
“Lomba mirip bintang, tapi saya harus menirukan gaya-gaya mereka seperti Britney Spears, Madonna, Saya bisa mengalahkan diantara waria-waria yang lain, sehingga saya terkenal di lingkungan waria dan nama Citra itu pasti tahu.”
Tidak puas dengan kecantikan yang dia miliki, Citra menggunakan berbagai ilmu gaib.
Bresman [Citra] :
“Walaupun kita cantik, persaingan kan banyak. Gimana orang melihat kita senang. Saya itu dulu memasang susuk di seluruh badan saya. Dari atas sampai kebawah, apapun saya lakukan. Saya merasakan itu manjur buat diri saya sendiri, karena setiap kita keluar, orang itu melihat kita seperti bidadari saja, disitulah saya memasang tarif paling minim 500 rb, itupun kalo saya suka sama dia.”
…
“Pada saat saya melakukan seks dengan tamu-tamu itu, saya mendapatkan duit, mendapatkan kepuasan, dan merasakan bahagia sekali”
Citra semakin yakin dengan kecantikannya, iapun akhirnya mengikuti ajang pemilihan ratu waria.
Yuli [Ketua waria Indonesia] :
“Selain dia cantik, dia juga pinter, yang kita banggakan dia adalah salah satu waria yang paling cantik.”
Tidak puas dengan popularitasnya, citra akhirnya menjajal ajang yang paling bergengsi, yaitu Miss Waria Indonesia.
Bresman [Citra] :
“Pada awal penyisihan itu ada ratusan orang dan menjelang final ada 12 orang. Yang dinilai itu dari Cat Walk, dengan kecantikan, dengan make-up, dengan gaun kita. Tahun 1997 saya menjadi Miss Waria Indonesia.”
Popularitas dan nama besar membuatnya semakin dikenal, hingga perkenalannya dengan seorang pengusaha.
Bresman [Citra] :
“Profesi saya sebagai Miss Waria, saya diundang salah satu hotel untuk mengisi acara disana. Saya ketemu dengan salah satu orang cowok.”
Hari itu, hanya dia yang berani memberikan saweran saat aku menyanyi. Sejak itu, hubungan kami bagaikan sepasang kekasih. Kedekatan Citra dengan pria itu, akhirnya membawa mereka kedalam bahtera rumah tangga, dan layaknya suami istri.
Pria itu : [mengatakan kepada Citra]
“Ini adalah rumah yang aku janjikan itu. Tapi mulai hari ini kamu tidak boleh lagi ke jalan, ya.”
Bresman [Citra] :
“Cukuplah untuk melayani dia, itu saja”
Meninggalkan semua popularitas dan menjadi istri seorang pengusaha, kenyataannya tidaklah seindah yang Citra bayangkan.
Bresman [Citra] :
“Kalau saya diluar, dia mengatakan ‘Ngapain sih diluar, sudah . sudah, kamu dimana sekarang ?’ ”
Sebelas tahun lamanya mereka menjalin hubungan putus sambung, namun pertengkaran selalu mewarnai kehidupan rumah tangga mereka.
Pria itu :
“Kemana aja lu selama ini ? siapa saja yang make lu ?”
Bresman [Citra] :
“Udah tahu aku bencong, tapi lu mau aja kan sama gue. Elu juga bencong, elu gak bisa sama perempuan. Elu itu gak waras.”
Bresman [Citra] :
“Saya merasa sudah sakit hati banget. Saya berpikir tidak ada arti lagi hidup ini. Dalam usia saya yang 40 tahun-an ini [saat itu], apa sih yang bisa saya lakukan lagi ? Saya mau bunuh diri saja pada saat itu. Saya minum racun. Udah sempat diminum, tiba – tiba ada sosok yang timbul dan mengatakan ‘Mengapa kamu harus lakukan hal seperti itu ? Aku mengasihimu.’ ”
…
“Itu kata Tuhan tidak ada kata terlambat. Wakt itu saya mendengar Tuhan.”
Setelah peristiwa itu membuat Citra mengambil keputusan yang radikal.
Bresman [Citra] :
“Saya langsung siang-siang ke Barber Shop. Saya babatlah rambut saya sampai habis semua. Saya beli pakaian laki-laki dan berpakaian laki-laki, dan udah berbentuk seperti laki-laki. Supaya dia tidak suka lagi sama saya. Disitulah tantangan saya yang paling besar.”
Pria itu :
“Kamu kenapa tidak memegang komitmen ?”
Bresman [Citra] :
“Saya mau pergi dari rumah ini. Saya sudah tidak mau lagi sama kamu. Saya tidak mau lagi seperti ini. Saya sudah capek. Hidup kita ini sudah tidak sehat. Tapi tetap dia tidak mau. Dia minta maaf seperti itu. Saya sudah tidak mau lagi istilahnya melayani, gitu. Saya mau hidup benar.”
Pria itu :
“Kamu itu sudah gila ya ? Kamu itu sudah gak waras ya ?”
Citrapun memutuskan untuk meninggalkan pria tersebut dan lari ke pulau Bali. Saat di Bali Citra bertemu dengan salah seorang teman-nya yang sudah bertobat.
Bresman [Citra] :
“Dia kaget melihat keadaan saya.”
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Saya bilang kenapa rambut kamu pendek ? Dia bilang saya mau pulang kampung. Dia bilang mau bertemu dengan keluarganya. Oh terus aku bilang begini, ‘ya udah, sebelum kamu pulang kampong, kamu ikut aku ikut Pria Sejati.’ ”
Bresman [Citra] :
“Didalam hati saya mengatakan, ‘Yah … Pria sejati, yang ada sih Waria Sejati.’ ”
…
“Tapi saya itu sudah lama tahu bahwa Stanley itu sudah lama bertobat. Tapi kok dia udah bertobat masih seperti perempuan ?”
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Kakak dengan bintangnya. Kakak dengan apa yang didapat dan suka dukanya sudah cukup”
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Stanley mengatakan ‘Sekarang kita cari jalan yang benar kak’. Tetapi hati saya belum terbuka.”
Merasa masih tidak percaya dengan perubahan yang dialami temannya [Stanley], Bresman pun menyiapkan sebuah jebakan.
Bresman [Citra] :
“Saya sengaja membawa cowok untuk menjebak Stanley”
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Dia waktu itu datang dengan seorang pria. Dia tahu gitu, bahwa cowok itu selera saya.”
Bresman [Citra] :
“Saya tinggalin mereka berdua dikamarnya, dan saya pergi jalan begitu. Alasan saya mau ngisi pulsa.”
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Saya bilang bahwa saya sudah tidak seperti itu lagi. Saya sudah bertobat dan saya tidak mau lagi jatuh kedalam dosa.”
Bresman [Citra] :
“Saya balik kembali dan ternyata tidak ada apa-apa yang terjadi. Saya Tanya teman saya itu, dan berpikir ‘Kenapa teman saya bisa begitu dan saya tidak ?’ Disitulah saya mulai pertobatan itu buat saya.”
Melihat pertobatan nyata didalam kehidupan Stanley teman-nya, Citra [Bresman] akhirnya mau mengikuti ajakan Stanley ke sebuah pertemuan.
Bresman [Citra] :
“Saya mulai menginjakkan kaki mengikuti Pria Sejati. Tenang aja, diam. Saya pada waktu itu sangat takut melihat orang gitu. Saya nunduk aja melihat orang seperti ini. Disitu ada kesaksian-kesaksian. Setelah saya mengikuti ibadah itu air mataku mengalir terus. Saya menangis terus, kok hati saya itu seperti damai. Nyaman dan tenang.”
Saat itu jamahan Tuhan atas hidupnya pertama kali dia rasakan hingga dia menyadari bahwa dia diciptakan bukan sebagai Citra, namun sebagai seorang pria yang benama Bresman.
Bresman [Citra] :
“Tuhan ampuni saya. Kalau Tuhan mengijinkan saya ke jalan yang benar, pulihkan Tuhan. Cuma itu saja yang saya minta kepada Tuhan pada saat itu.”
Pertobatan dari seorang waria kembali menjadi seorang pria tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia harus menghadapi tantangan.
Bresman [Citra] :
“Pada saat saya mulai pertobatan itu banyak tantangan-tantangan menggiurkan melalui telepon. Mereka itu nyari saya ada dimana. Ini lho ada acara, ini lho dikasih sekian. Padahal saat itu saya tidak punya duit sama sekali. Saya tolak tawaran itu. Saya bilang ‘Saya mau hidup benar aja’. Terus mereka mengatakan ‘Lu udah gila ya ? Bisa seperti itu ? Gila ya.’. Ya, Saya mau ikut Yesus saya bilang gitu. Kemudian mereka bilang ‘Mau jadi laki-laki ? Toh mau jadi laki-laki kamu tidak bisa sama perempuan’. Mereka mengatakan ‘Sudah bencong, bencong aja lah.’. Saat itu saya selalu panggil nama Tuhan dan mengatakan ‘Tuhan ampuni aku Tuhan, lindungi aku Tuhan, kuatkan saya Tuhan’. Itu saja yang bisa saya katakan.”
Proses demi proses dia jalani, hingga ia mengikuti sebuah acara Camp Pria Sejati.
Bresman [Citra] :
“Selama dua hari itu, saya merasa ditelanjangi disana. Sesi-sesi yang ada kena semua kepada diri saya. Berhubungan seks bebas, perdukunan, percabulan, waria, homoseksual, itu semua saya lakukan. Jadi saya ditelanjangi bener-bener. Bahwa saya memang manusia paling berdosa, manusia yang paling bejat.”
Heritius Franky [Pembimbing Rohani Bresman] :
“Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, jadi Dia tidak menciptakan banci. Pada saat itu tersentuhlah hati Bresman bahwa dia harus bertobat. Karena dia harus menjadi laki-laki yang sempurna.”
Bresman [Citra] :
“Saya minta ampun sama Tuhan, karena selama ini saya melanggar kodrat Tuhan gitu, berlinangan air mata. Kata saya pada saat itu ‘Tuhan tolong jadikan saya Pria Sejati’ seperti apa yang dikehendaki Tuhan.”
…
“Pada saat saya didoakan, saya terjatuh dan saya muntah-muntah. Masih menjerit-jerit disana.”
…
“Setelah saya sadar, dibadan saya itu sudah tidak ada lagi beban. Merasa enak. Saya menemukan jati diri. Inilah saya sebenarnya. Disitulah saya mulai membuka hati. Dan saya berjanji akan melayani Tuhan. ”
Popularitasnya, dan nama besar sebagai Ratu Waria dan Miss Waria kini hanya sebuah masa lalu. Bresman hidup sebagai Pria Sejati dan menjalani hidup-nya dengan melayani Tuhan.
Stanley Ernest Tikoalu [Mantan Waria yang sudah bertobat sahabat Bresman] :
“Didalam pikiran saya dia tidak mungkin bertobat. Tapi Yesus sungguh luar biasa, dan dia telah menemukan hidupnya. Dari seorang bintangnya waria menjadi bintangnya Tuhan.”
Dedy Setiawan [Sahabat Bresman] :
“Dari orang yang berdandan wanita, sudah puluhan tahun. Dalam sekejap berubah menjadi Pria. Dia sudah bisa jatuh cinta sama wanita. Wanita itu adalah putra sahabat saya. ”
Benny S. Budiawan [Pembimbing Rohani Bresman] :
“Perubahan hidup Bresman sangat nyata. Itu semua karena kasih Tuhan. ”
• Yesaya 43:18-21 = (18) firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! (19) Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. (20) Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; (21) umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
• Marilah, baiklah kita berperkara! – firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yesaya 1:18).
• Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13).
Bresman [Citra] :
“Seorang Bresman, manusia berdosa yang bisa dipulihkan sama Tuhan. Saya belum seberapa lho apa yang saya lakukan buat Tuhan. Tapi Tuhan itu sangat luar biasa buat saya. Ini bentuk tubuh seperti ini merupakan fee [upah] buat saya. Hidup yang saya jalani normal seperti pria. Masa lalu telah berlalu dan yang Tuhan mau adalah kehidupan yang seperti ini. Jadi saya katakana bahwa sekarang saya bisa jadi Pria Sejati. Saya mau ikut Yesus sampai kapanpun. Itu sekarang yang ada di hati saya.”
—– Demikian Bresman mengakhiri kisahnya.
Banyak diantara kita yang mengatakan bahwa masalah saya lebih besar dari orang lain, setelah menyaksikan kesaksian dari saudara Bresman, persepsi masalah lebih besar atau kecil hanyalah persepsi pola pikir saja. Pada dasarnya semua manusia mempunyai persoalan masing-masing. Semua masalah ada penyelesaiannya, tinggal bagaimana kita menyerahkan segala beban hidup ditangan Tuhan, dan Tuhan Yesus pasti akan memberikan jalan. Dan kita juga harus berusaha ditopang Doa.
Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan tetap mengasihi sesama apapun keyakinannya. Bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil. Tuhan Yesus memberkati. Amen.
Sumber: http://tuaianakhirzaman.blogspot.co.id/