Telah lama serangan nyeri bagian perut mendera Paindoan Tambunan.
Pada tahun 1974 saya merasakan sakit yang mengganggu perut saya. Saya mulai memeriksakan pada dokter, namun penyakit saya bukan semakin sembuh. Saya mulai mencari kesembuhan melalui pengobatan alternatif.
Dalam usaha mencari kesembuhan, bapak Tambunan berusaha mendatangi beberapa orang pintar, paranormal dan dukun-dukun, namun cara inipun sia-sia.
Tapi karena penyakit saya makin ganas maka saya harus diopname di satu rumah sakit di Magelang. Saat saya menanyakan penyakit saya ini pada dokter, ia menyatakan bahwa penyakit saya adalah penyakit kolitis kronis. Melalui penjelasan dokter, saya langsung menyadari bahwa penyakit ini adalah karena pola kehidupan lama saya yang belum mengenal Tuhan. Waktu itu saya mempunyai kebiasaan mabuk dan minum minuman keras serta melakukan banyak perbuatan dosa lainnya.
Kehidupan malam yang dijalani bapak Tambunan pada masa mudanya seperti mabuk-mabukan dan bermain judi hingga jauh malam dan tidak kenal waktu ternyata berdampak merusak kesehatannya. Dalam kegundahan hati, Paindoan Tambunan berseru pada Tuhan dan meminta suatu kesembuhan.
Saya merasa takut karena mengetahui bahwa saya akan segera meninggal. Waktu itu saya berjanji di hadapan Tuhan jikalau saya masih diberikan kesempatan maka saya akan bertobat. Waktu itu saya keluar dari rumah sakit dan pergi beribadah ke gereja. Di satu itulah saya mendapat siraman rohani yang membangun iman saya. Saya dikuatkan sehingga akhirnya penyakit saya berangsur-angsur sembuh. Saya masih diberikan Tuhan kesehatan yang baik sampai tahun 1985.
Namun Bapak Paindoan mulai melupakan semua berkat dari Tuhan.
Pada waktu itu iman saya mulai lemah, saya mulai mundur dari Tuhan. Ketika menjauh dari Tuhan itulah mulai datang begitu banyak persoalan dalam hidup saya, termasuk istri saya yang mengalami sakit kanker. Harta saya habis dipakai pengobatan istri namun ia tidak kunjung sembuh hingga akhirnya istri saya meninggal.
Tahun 1987 setelah ditinggal oleh istri, saya mengalami stress berat sehingga saya harus masuk rumah sakit lagi. Hingga pertengahan tahun 1987 saya sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit. Dokter sudah memvonis bahwa saya tidak bisa menerima kesembuhan. Dokter berusaha menguatkan dengan mengatakan bahwa setiap orang akan meninggalkan dunia. Mendengar semua vonis dokter itu saya sempat pasrah.
Dokter sendiri mengakui sulit untuk menyembuhkan penyakit ini.
Memang pada tahun 1980-an obat kolitis tidak mudah diperoleh. Dan memang penyakit kolitis kronis secara medis tidak mudah disembuhkan. Memang pada waktu itu bapak Paindoan terus berobat berulang-ulang namun satu ketika dia mengalami serangan kolitis yang berat sehingga harus diopname. Memang pada waktu itu saya katakan pada bapak Paindoan Tambunan bahwa secara medis sulit mengobati penyakitnya saat itu. Tapi jika Tuhan mau menolong, Dia bisa lakukan apa saja untuk menyembuhkan bapak ini.
Saya pulang ke rumah dengan tidak berpengharapan dan hanya untuk menunggu kematian. Tapi saya lalu memikirkan anak-anak saya. Apakah saya harus meninggalkan kelima anak-anak saya tanpa ayah dan ibu?. Mengingat anak-anak saya, batin saya bangkit. Saya berseru pada Tuhan : “Tuhan, jikalau Engkau Allah yang hidup, kasihanilah saya. Berilah kembali kesembuhan yang sempurna kepada saya agar dapat membesarkan anak-anak saya”.
Tuhan menyatakan diriNya pada bapak Paindoan Tambunan.
Dalam seruan itu, saya mendengar suara Tuhan yang mengatakan : “Aku adalah Tuhan Yesus, Aku mengasihi engkau”. Saya menangis tersedu-sedu sambil mengatakan : “Tuhan, mengapa hidupku menderita seperti ini?”. Namun kemudian Tuhan mengatakan: “Engkau tidak perlu takut, serahkan hidupmu kepadaKu maka Aku akan memberikan kesembuhan kepadamu!”. Setelah mendengar pernyataan Tuhan, mulai saat itu saya menyerahkan hidup saya kepada Tuhan dan beriman sungguh-sungguh kepadaNya.
Tuhan tidak lalai, kesembuhan diberikanNya kepada bapak Paindoan Tambunan. Kesembuhan yang Tuhan berikan pada bapak Tambunan membuatnya sadar bahwa Tuhan benar-benar mengasihinya. Bapak Tambunan juga mengambil keputusan untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.
Sedikit demi sedikit penyakit saya inipun dipulihkan. Bahkan hingga saat ini saya menerima kesehatan dari Tuhan oleh karena saya mendapat kesembuhan yang sempurna.
firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau.” (Keluaran 15:26)
Sumber: jawaban.com