Melihat Cahaya Melalui Awan Depresi

“Ada saat-saat ketika saya merasa sebagai gadis kecil yang punya banyak beban untuk dibawa. Saya ingat merasakan bahwa saya ingin menjadi orang lain. Dan, saya ingat merasakan tidak nyaman dengan siapa saya.”

Lauren berusia tiga tahun ketika orangtuanya, yang keduanya merupakan pecandu alkohol, bercerai. Di sebagian besar masa kecilnya, dia takut dengan seringnya perubahan suasana hati dari ibunya. “Saya tidak tahu apakah dia akan marah. Saya tidak tahu apakah dia akan sedih. Saya tidak tahu apakah dia akan senang. Dengan reaksinya yang berlebihan, dia akan menjadi sangat marah karena situasi kecil. Dan, saya menjadi merasa seperti melakukan sesuatu yang salah. Jadi, ketika situasi seperti itu akan timbul, saya hanya akan mulai merasa salah dengan keberadaan saya dan tiba-tiba merasa tidak nyaman.”

Gambar: Kesepian dan depresi

Dia memiliki ikatan yang erat dengan neneknya, tetapi ketika Lauren baru berusia 10 tahun, neneknya meninggal. Penerimaan yang pernah dirasakan oleh Lauren digantikan dengan perasaan kesepian dan depresi. “Saya pikir, adalah sulit bagi saya untuk memahami segala sesuatu yang sedang terjadi sebagai gadis kecil. Dan, saya tidak ingin membuka diri untuk mengalami lebih banyak kesedihan yang lebih lagi. Dan, dengan kehilangan nenek saya, yang tinggal bersama dengan kami ketika saya masih kecil dan telah memainkan peran utama dalam hidup saya, saya tidak tahu bagaimana mengatasinya.”

Lauren belajar untuk menahan perasaannya dan mencoba untuk menemukan perasaan berharga dengan cara meraih berbagai prestasi. “Sebagai seorang remaja, saya benar-benar ingin diterima. Saya merasa benar-benar ingin dimiliki; Saya ingin diterima. Dan, saya merasa begitu tidak berharga. Dan, saya merasa sangat sedih. Jadi, saya belajar sangat keras. Saya ingin menjadi unggul dalam olahraga. Dan, saya pikir bahwa nilai diri saya didasarkan pada hal-hal yang saya lakukan.”

Orangtua Lauren mengalami pemulihan dan bebas dari kecanduan, tetapi Lauren masih berjuang dengan depresi. Dia berusaha untuk menemukan tujuan dan makna dalam relasi. “Ketika saya menjalin hubungan dengan seseorang, saya benar-benar ingin memperbaiki mereka. Jika ada beberapa masalah kekerasan, yang memang sering terjadi, saya ingin diterima. Saya ingin mendapat persetujuan itu.”

Pada tahun terakhirnya, sebuah hubungan yang berakhir dengan buruk membuatnya mengalami depresi yang lebih mendalam. “Dan, saya ingat seperti merasakan kekosongan ini, bahwa ada sesuatu yang hilang. Dan, saya ingin mengisi lubang ini dan kekosongan ini. Saya merasa tidak layak. Saya merasa tidak berharga. Saya tidak bisa menjelaskan lebih baik, selain hanya merasakan bahwa saya tidak berharga seperti kotoran. Lalu, saya mencoba untuk bunuh diri. Saya menenggak hampir seluruh botol Tylenol.”

 

Lauren dilarikan ke ruang gawat darurat, tempat ia mengalami pemulihan. Setelah selamat, ia memutuskan untuk menjadi seorang konselor untuk membantu orang lain yang menghadapi masalah serupa. Setelah kuliah, ia bekerja membantu orang-orang mengatasi masalahnya dan memberi keterampilan hidup. Dia senang melihat orang-orang yang datang berubah, tetapi masih belum menghadapi masalahnya sendiri yang selama ini berusaha untuk dihindari.

“Jadi, beberapa hari menjadi gelap bagi saya … atau apa pun bentuk depresi, rasanya seperti saya sedang duduk di luar dengan matahari yang bersinar, di mana saya sedang duduk di teras, dan teras itu menghalangi sinar mataharinya. Saya tahu sinar itu ada, tetapi saya tidak bisa melihatnya dan tidak bisa merasakannya. Semua hanya terasa gelap. Dan, sulit untuk merasa Anda dapat mencari jalan keluar dari itu.”

Di tempat kerja, Lauren berusaha menyembunyikan depresinya. Namun, rekan kerjanya, Bryan, tahu ada sesuatu yang salah dan mengulurkan tangan kepadanya. “Dia berbicara tentang kasih Yesus. Dan, saya tidak pernah merasakan perkataan yang mengutuk atau mempermalukan. Dan, ketika ia berbicara, saya hanya mendengar tentang harapan. Dan, itulah yang saya butuhkan.”

Pada suatu hari, saat bepergian bersama-sama untuk urusan bisnis, Bryan memintanya untuk memercayai Allah untuk pergumulan yang dihadapinya. “Dia bertanya apakah saya ingin menyerahkan hidup saya kepada Kristus. Dan, hanya ada kehancuran ini dalam diri saya. Dan, saya sangat ingin untuk diisi. Saya tahu bahwa saya memerlukan sesuatu yang lebih. Dan, saya tahu bahwa Yesus adalah jawabannya. Jadi, kami menepi di tempat parkir ini. Lalu, ada tanda ini yang mengatakan, The Right Track (Jalur yang Benar – Red.). Lalu, Bryan berdoa untuk saya. Dan, saya berdoa. Dan, saya meminta Yesus untuk masuk ke dalam hidup saya, ke dalam hati saya. Dan, sejak saat itu, semuanya berbeda.”

Lauren mengatakan pemulihan dirinya adalah sebuah proses. Konseling Kristen bersama dengan pengobatan dan dukungan dari orang-orang terkasih membantunya dalam pertempuran dengan depresi. Namun, dia tidak bisa mengatasinya tanpa Tuhan.

“Apa yang benar-benar mengubah saya adalah menerima Kristus sebagai Juru Selamat saya. Tidak ada yang dapat menjadi pelengkap untuk itu.”

Saat ini, Lauren menyebut rekan kerja yang membawanya kepada Kristus sebagai suaminya. Dia dan Bryan sedang mengharapkan anak pertama mereka. Lauren menyelesaikan program pascasarjananya dan sekarang sedang dalam tahap magang untuk meraih tujuannya menjadi konselor profesionalberlisensi penuh. Dia memiliki hubungan yang baik dengan kedua orangtuanya, dan ibunya adalah seorang Kristen.

“Hidup dengan Tuhan adalah sebuah damai yang tidak dapat saya jelaskan. Dan, itu tidak berarti bahwa saya tidak memiliki hari yang saya masih dapat merasa sedih karena saya masih memilikinya. Namun, perbedaannya sekarang adalah bahwa saya tahu siapa saya dalam Kristus. Saya tahu ke mana tujuan saya dan mengetahui anak siapa diri saya ini. Dan, hari ini, tidak ada yang bisa mengambilnya dari saya. Jadi, saya tidak perlu berdiri sendirian lagi. Saya tidak merasa sendirian. Karena, saya tidak sendirian.” (t/N. Risanti)

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: http://sabda.org

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment